4 Tahun Menata Taman 8000 m2 Ini

NININMENULIS.COM – Bukan karena lahannya seluas 8000 meter persegi yang membuat Tigor Siahaan, landscaper membutuhkan waktu hingga empat tahun (2013-2017) untuk menata area outdoor rumah yang berada di kawasan Ciawi, Jawa Barat ini. “Pengerjaannya dilakukan bertahap mengikuti pembangunan di lahan ini. Untuk sekarang pun dapat dikatakan baru 50 persen selesai. Saya lebih mengutamakan pembangunan di area utama,” kata desainer lansekap lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Area utama yang dimaksud Tigor ialah area di sekitar rumah utama yang memiliki dan memberi view ke dalam. Berada di daerah pegunungan dengan kondisi lahan berkontur, taman ini memiliki view yang salah satunya menghadap ke lembah dan Gunung Gede Pangrango. “Tantangan bagi saya, bagaimana dari dalam tetap mendapatkan good view tersebut,” tambahnya.

taman

View area kolam renang ke arah lembah

Pemilik yang seorang pecinta barang-barang etnik khususnya Jawa ini senang berpergian dan berburu barang-barang tersebut hingga ke pelosok daerah. Dalam sekali bepergian banyak barang hasil buruannya yang menuntut kreativitas Tigor dalam peletakkanya di taman. Barang-barang hasil buruan sang pemilik di antaranya kayu bekas membajak sawah yang dijadikan tiang lampu dan kandang burung, lampu-lampu taman berbentuk batu, fosil kayu, patung, furnitur taman, hingga pendopo joglo. “Meskipun tidak seluruhnya, ada beberapa desain dan pemilihan tanaman yang diangkat dari budaya berkebunnya orang Jawa, seperti menanam sepasang tanaman sawo kecik yang melambangkan penjaga dan pohon kluwih biar rejekinya luwih (dari bahasa Jawa yang berarti berlebih),” sambung Tigor.

ciawi

Beberapa sisi taman yang memiliki view ke arah Gunung Pangrango

Taman yang dalam bahasa Jawa berarti pasren atau berarti tempat yang banyak keindahan, umumnya dibuat menurut selera pribadi. Suasana tenang dan asri menjadikannya tempat untuk bertafakur, introspeksi, dan istirahat. Sesuai dengan konsep taman di rumah ini yang juga dilengkapi kolam yang dalam bahasa Jawa berarti segaran. Tidak hanya filosofi taman Jawa saja yang dimasukkan Tigor, ia pun berusaha memasukkan jenis-jenis tanaman lokal pegunungan yang ada di sekitar. “Karena memiliki view ke arah hutan pinus, maka saya menanam banyak pinus di sepanjang jalan menuju pendopo untuk memberikan satu kesatuan dengan lingkungan sekitar. Menata taman dengan view seperti ini kita tidak hanya menata satu lokasi saja namun keseluruhannya harus dipertimbangkan,” saran Tigor.

bunga

Kumbang di bunga enceng gondok

Jenis tanaman dataran tinggi lainnya yang dapat dijumpai di sini yakni matoa, kayu manis, damar, dan lain sebagainya. Bahkan ada jenis tanaman liar yang sengaja Tigor kumpulkan untuk ditanam kembali di taman ini. Seperti fountain grass, sejenis alang-alang liar yang bukan termasuk tanaman hias. “Fountain grass berbunga putih umum untuk tanaman hias, namun yang berbunga merah dan kuning banyak dijumpai tumbuh liar. Saya sengaja mencari tanaman setempat yang menurut saya bagus dan belum banyak orang pakai karena tidak melihat keindahannya,” tutur Tigor yang mengumpulkannya dari berbagai tempat seperti Parung dan Tangerang.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

5 thoughts

Leave a Reply