Tugu Kunstkring Paleis, Restoran yang Wajib Dikunjungi Bagi Pecinta Seni dan Makanan Enak

k8

NININMENULIS.COM – April ini, 6 tahun sudah Tugu Kunstkring Paleis hadir memenuhi keinginan para pecinta seni dan makanan enak di Jakarta. Tugu Kunstkring Paleis berlokasi di Jalan Teuku Umar 1 Menteng Jakarta Pusat ini berada di salah satu bangunan yang menjadi situs sejarah yang sempat berubah-ubah fungsi sejak kehadirannya. Di bawah Tugu Group, Tugu Kunstkring Paleis terlihat konsisten menjadikan bangunan ini sebagai restoran yang wajib dikunjungi bagi pecinta seni dan makanan enak.

Sejarah Tugu Kunstkring Paleis

Sebelum dikelolah oleh Tugu Group dan menjadi Tugu Kunstkring Paleis, bangunan yang berdiri pada 1914 ini awalnya bernama Bataviasche Kunstkring – Kunst berarti seni dan Kring itu lingkaran. Sehingga Kunstkring merupakan tempat para Hindia Belanda mendedikasikan dan mempromosikan seni daerah. Di gedung Kunstkring yang berdiri pada 1914 ini juga pernah dipamerkan lukisan para pelukis dunia salah satunya Picasso dan van Gogh. Kini lebih dari satu abad kehadirannya, Tugu Kunstkring Paleis hadir membawa misi awal sebagai ruang seni dan pameran, juga restoran yang menawarkan pengalaman bersantap.

Tugu Kunstkring Paleis, nama yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan fungsi. Interior Tugu Kunstkring Paleis yang kental dengan sentuhan seni dan barang antik, memberi kesan megah, khas properti Tugu group lainnya. Semua properti Tugu Group mengusung tema The Art, Soul and Romance of Indonesia yang bertujuan ingin melestarikan dan mempromosikan seni dan jiwa Indonesia yang penuh dengan kisah sejarah.

Interior Tugu Kunstkring Paleis

Interior bernuansa seni khas Tugu Kunstkring Paleis sudah terasa saat pertama kali memasuki ruangan pertama. Main dining room Tugu Kunstkring Paleis yang memiliki langit-langit tinggi dinamai Ruang Pangeran Diponegoro. Di Ruang pangeran Diponegoro Tugu Kunstkring Paleis ini terdapat lukisan berukuran 9×4 meter yang menggambarkan penangkapan Pangeran Diponegoro saat akan diasingkan oleh Belanda. Ruangan ini berkapasitas 85 seats.

Suasana berbeda juga dihadirkan dari area bar Tugu Kunstkring Paleis yang diperuntukan juga sebagai smoking room, The Suzie Wong Bar. Sebuah nama yang Tugu Kunstkring Paleis ambil dari karakter ikonik dari novel karya Richard Mason yang sangat terkenal di 1950. Nuansa merah dengan dekorasi hitam, tak lupa dua poster cat dari film Suzie Wong menjadi hiasan peneman minum cocktail yang menarik di Tugu Kunstkring Paleis.

Grand Rijsttafel ala Tugu Kunstkring Paleis

Tugu Kunstkring Paleis juga memiliki private dining room di mana pengunjung dapat menikmati salah satu persembahan unik restoran. Grand Rijsttafel ala Tugu Kunstkring Paleis merupakan tradisi kuliner para penguasa perkebunan Belanda di awal 1900-an ketika menjamu tamu. Dalam Grand Rijsttafel ala Tugu Kunstkring Paleis hidangan disajikan dalam sebuah parade di mana setiap pramusaji membawa satu sajian menu. Tradisi ini yang coba dipertahankan melalui Betawi Grand Rijsttafel.

Selain dining area, di lantai ini juga Tugu Kunstkring Paleis terdapat Ban Lam Wine Shop & Tasting Room dan sebuah galeri yang menampilkan pilihan karya seni lainnya. Masih dalam satu bangunan Tugu Kunstkring Paleis dengan akses terpisah, terdapat coffee shop gaya kolonial yang sajian kopi dan rotinya asli Indonesia.

Untuk lantai atas, Tugu Kunstkring Paleis memiliki ruangan private lainnya seperti Soekarno Room. Di ruangan Tugu Kunstkring Paleis yang ini didedikasikan untuk mengenang presiden pertama Indonesia itu banyak memajang lukisan Soekarno sebagai pecinta seni. Di lantai ini juga terdapat ruang pameran seni Tugu Kunstkring Paleis yang luas dan terhubung dengan balkon. Beberapa acara seni pernah dilakukan di sini, mulai pameran lukisan hingga pagelaran musik. Keren Banget ya!

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply