Dualisme Mella Jaarsma

NININMENULIS.COM – Pameran bertajuk Dunia dalam Berita yang sedang berlangsung di Museum Macan Jakarta menampilkan karya dari 10 perupa. Ke-10 perupa tersebut yakni Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, S Teddy D, Taring Padi, dan Tisna Sanjaya. Pameran Dunia dalam Berita yang berlangsung pada 1 Mei – 21 Juli 2019 mempersembahkan sebuah pameran tentang perkembangan seni kontemporer Indonesia di masa menjelang dan setelah reformasi 1998. Salah satu karya yang menarik perhatian saat pembukaan yakni karya dari perupa Mella Jaarsma.

Sebagai orang Belanda yang sudah lama tinggal di Indonesia, saya ikut merasakan ketegangan antar suku, agama, dan ras menjelang dan setelah reformasi. Di lain pihak, saya juga merasa terhubung dengan struktur sosial pada era kolonial di Indonesia. Dalam konteks ini, saya adalah bagian dari minoritas di Indonesia. Saya selalu merasa diri sebagai insider sekaligus outsider. Dualisme ini menjadi dasar dari beberapa konsep utama dalam kekaryaan saya  – Mella Jaarsma –

mella jaarsma

Mella Jaarsma dikenal karena instalasi kostumnya yang kompleks dan fokusnya pada bentuk keanekaragaman budaya dan ras yang melekat dalam pakaian, tubuh, dan makanan. Mella Jaarsma dilahirkan di Belanda pada 1960 dan belajar seni rupa di Minerva Academy di Groningen (1978-1984), setelah itu ia meninggalkan Belanda untuk belajar di Institut Seni Jakarta (1984) dan di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta (1985-1986).

Mella Jaarsma telah tinggal dan bekerja di Indonesia sejak saat itu. Pada tahun 1988, ia ikut mendirikan Rumah Seni Cemeti (dengan Nindityo Adipurnomo), ruang pertama untuk seni kontemporer di Indonesia, yang hingga hari ini tetap merupakan platform penting bagi seniman muda dan pekerja seni di negara dan wilayah tersebut.

Karya-karya Mella Jaarsma telah dipresentasikan secara luas dalam pameran dan acara seni di Indonesia dan luar negeri, termasuk: The 20th Sydney Biennale (2016), ‘The Roving Eye’, Arter, Istanbul (2014), ‘Siasat – Jakarta Biennale’, Museum Keramik dan Seni Rupa, Jakarta (2013), ‘Suspended Histories’, Museum Van Loon, Amsterdam (2013), ‘Singapore Biennale’, Singapore Art Museum (2011), ‘GSK Kontemporer – Sadar: Art Fashion Identity’, Royal Academy of Arts, London (2010), ‘Mengenal Kembali Identitas’, Museum Katonah, New York (2009), ‘Fashion Tanpa sengaja’, Museum Seni Kontemporer, Taipei (2007), Yokohama Triennial (2005), dan banyak lainnya. Karyanya adalah bagian dari koleksi Galeri Seni Queensland, Brisbane, Australia, dan Museum Seni Singapura.

shameless gold iv

Salah satu karya Mella Jaarsma yang turut dipamerkan dalam pameran Dunia dalam Berita di Museum Macan yaitu Shameless Gold IV (2002). Karya-karya instalasi Mella Jaarsma berfokus pada berbagai bentuk keragaman ras dan budaya yang tercermin lewat pakaian, tubuh, dan makanan. Instalasi Mella Jaarsma melibatkan kostum yang dibuat dari bahan-bahan yang simbolis dan meterial tekstil yang ‘hidup’ saat dipakai oleh model. Karya-karyanya seringkali dibuat sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan politik.

Shamless Gold IV (2002) dibuat dari kepompong liar dan masih kasar yang berasal dari Cricula Trifenestrata, spesies ulat yang menghasilkan sutra berwarna emas alami yang menarik perhatian terhadap kontradiksi dalam pakaian yang menutupi sekaligus mengekspos tubuh dengan cara yang mengejutkan, juga material yang mewah meskipun kasar.

Sebagaimana dalam banyak karyanya, respons Mella Jaarsma terhadap keadaan politik dan sosial tumbuh dari perspekstif feminisme yang nyata. Dalam hal ini mengungkapkan tinggi rendahnya kelas sosial dan kesenjangan sosial yang seringkali tergambar lewat cara kita berpakaian.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply