NININMENULIS.COM – Teman seperjuangan itu bukan tentang siapa yang telah lama kamu kenal, tetapi tentang siapa yang menghampiri hidupmu dan tidak pernah meninggalkanmu dalam situasi juga kondisi seburuk apapun. Hal inilah yang membedakan teman biasa dengan teman seperjuangan. Teman seperjuangan sangat spesial di hati, bahkan kehadirannya sudah seperti keluarga sendiri. Tidak ada jarak dan kita pun bebas curhat apa saja tanpa takut orang lain tahu. Begitu spesialnya arti teman seperjuangan, Mandala Multifinance menghadirkannya melalui kampanye #TemanSeperjuangan. Melalui kampanye ini, Mandala ingin menjadi pihak yang dapat diandalkan dalam mendengarkan keluh kesah masyarakat terutama dalam hal memenuhi kebutuhan keuangan layaknya seorang teman seperjuangan.
Jika bicara mengenai teman seperjuangan yang pernah hadir di hidupku tidak terbatas satu atau dua orang saja, karena aku memiliki banyak teman seperjuangan yang terbukti hadir di setiap fase kehidupan aku, baik suka maupun duka. Bahkan para teman seperjuangan ini juga yang mengingatkan bila ada langkahku yang melenceng.
Aku ingin bercerita tentang teman seperjuangan yang telah 20 tahun hadir dalam hidupku. Awalnya kami dipertemukan sebagai rekan kerja, siapa sangka seiring dengan berjalannya waktu justru mengikat kita dalam pertemanan yang solid hingga kami tidak lagi bekerja di tempat yang sama. Pipit, Adon, Yudi, Naomi, Arno, Eliza, dan Aya, merekalah teman seperjuangan aku sejak bekerja di Majalah Home Living. Kami hanyalah orang yang tidak memiliki kemampuan luar biasa apa-apa.
Kami sama-sama belajar, jatuh, belajar lagi, hingga memetik hasil jerih payah yang dicapai bersama. Kami pernah merasakan bahagia bersama. Pun saat menangis dan sedih. Puncaknya saat tempat dimana kita bekerja ditutup. Awalnya aku kira kita akan terpisah, sibuk masing-masing dan tidak saling mempedulikan. Ternyata dugaan aku salah, mereka selalu ada dan hadir kapan pun kita saling membutuhkan. Mereka selalu menyediakan bahunya untuk bersandar, telinganya untuk mendengar curhatan, bibir untuk berbagi senyuman, dan kedua lengan untuk merangkul penuh kehangatan. Tidak peduli seberapapun jauh jarak yang memisahkan, saat kita saling membutuhkan, semua pun selalu hadir.
Aku bersyukur Allah telah menghadirkan teman seperjuangan seperti mereka, yang selalu ada tidak hanya saat suka tetapi juga duka. Jika ada yang bertanya, siapa yang terpenting bagimu selain keluarga? Aku akan menjawab, merekalah para teman seperjuangan-ku.
Contents