Poltrona Frau Fidelio Multimedia Cabinet

Nama Poltrona Frau mewakili desain yang menggabungkan keangunan dan kesempurnaan produk buatan Italia. Berasal dari Italia, Negara yang kaya akan desain dan keindahannya telah terkenal hingga mancanegara. Poltrona Frau dapat dikatakan pemimpin teratas brand furniture di dunia. Didirikan pada 1912, Poltrona Frau telah menyempurnakan keahliannya dalam mengerjakan kerajinan tangan selama seabad lamanya. Keahliannya ini terus diasah dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Sehingga kita akan mendapati desainnya yang selalu kekinian dan disukai sepnanjang jaman.

Lukisan yang Membawa Kembali ke Masa Kanak-kanak

Lukisannya selalu memaksa kita untuk nengok. Bukan lukisan yang realis dan naturalis yang ditampilkan di lukisan ini. Sesaat kita akan berpikir ini lukisan anak-anak. Ternyata pelukisnya seorang ibu beranak tiga, Erica Hestu Wahyuni. Pelukis yang menetap di Yogyakarta tersebut merasa gaya lukisannya ini dikarenakan saat kecil dirinya kerap menjuarai lomba lukis anak. Dan gaya itu terbawa hingga Erica dewasa. Lucunya lagi, menurut Erica, para pengunjung anak-anak jugalah yang mengerti alur lukisan yang dihadirkannya.

Lukisan Kehidupan Sehari-hari Karya Cheng Shui

Dari namanya saya mengira Cheng Shui sosok pelukis mancanegara. Namun saat melihat lukisannya yang menggambarkan tentang kehidupan sehari=hari masyarakat Indonesia, barulah saya menyadari beliau pelukis Indonesia. Pemilik nama lengkap Ong Cheng Shui ini lahir di Bogor 1981 dan mewakili darah Tionghoa dan Jawa dari kedua orang tuanya. Cheng Shui terbilang pelukis otodidak yang selama hidupnya tidak pernah mendapat pendidikan formal dalam berkesenian.

Pameran Karya Yayoi Kusama Di Museum Macan

Pameran ini adalah penampilan kumpulan karya Yayoi Kusama terbesar yang pernah diadakan di Indonesia. Ke-130 karya yang dipamerkan dalam bentuk lukisan, patung dan karya di atas kertas serta lima instalasi termasuk akuisisi terbaru Museum Macan: I Want to Love on the Festival Night (2017). Selain itu, pengunjung akan dapat melihat karya-karya yang tidak ditampilkan dalam kedua pameran sebelumnya, termasuk Flower (1953), danUntitled (Child Mannequin) (1966).