Masa liburan sudah di depan mata. Setelah hampir 10 bulan di rumah saja akibat pandemi, pasti timbul keinginan untuk berlibur meskipun tidak harus keluar kota. Mengisi liburan anak di masa pandemi seperti sekarang memang tidak mudah. Bagaimana caranya agar anak tetap dapat terhibur, senang, dapat menambah wawasannya, namun tetap aman aman dari paparan COVID-19. Coba isi liburan anak dengan menyaksikan Kisah Antah-beranta di Museum MACAN.
Tag: museum macan
Tahun 2021 tinggal hitungan hari, sudah ada rencana apa di tahun depan? Meskipun masih dalam kondisi pandemi tetapi dapat ‘bersahabat’ dengan pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan menjadi pilihan yang jitu untuk beraktivitas di 2021. Jika belum memiliki rencana, aku kasih informasi yang dapat dijadikan alternatif pilihan beraktivitas bersama keluarga. Pameran Seni Kontemporer dari Asia Tenggara yang bertajuk Stories Across Rising Lands di Museum MACAN Jakarta.
Bagi kamu yang hobi melukis Museum MACAN baru saja meluncurkan MACAN Home Kit Seri Lokakarya Seni di Rumah berkerjasama dengan para Perupa Indonesia. Untuk seri perdana MACAN Home Kit ini menampilkan lokakarya bersama sederet perupa kontemporer Indonesia seperti Citra Sasmita, Ruth Marbun dan Agam Dwi Nurcahyo (Magafaka), juga kolektif keramik Kandura Studio
Ngulik 4 Karya Seni dari 4 Perupa yang saat ini karyanya dipamerkan di Museum Macan. Berhubung PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar masih diberlakukan, yuk kita tengok 4 karya seni untuk mengobati kerinduan kita untuk menyaksikan pameran seni secara langsung. Ke-empat karya tersebut yakni lukisan Ngaso karya Sudjojono, Map of Bali karya Miguel Covarrubias, ASEAN+3 oleh Yukinori Yanagi, dan lukisan Lingga–Yoni yang dibuat oleh Arahmaiani. Yuk kita kulik satu persatu.
Arisan Karya adalah sebuah usaha yang diinisiasi oleh Museum Macan untuk menggugah semangat jejaring dan komunitas yang terkait dengan museum pada masa krisis ini. Arisan Karya akan mengumpulkan dana untuk perupa Indonesia dari berbagai latar belakang. Jumlah yang dikumpulkan mungkin tidak besar secara nominal, namun diperlukan dalam momen seperti ini. Inisiatif ini juga bertujuan memberi suntikan semangat di tengah periode yang penuh ketidakpastian, dan berfungsi sebagai sebuah gerakan untuk mengapresiasi peran seni di tengah masyarakat. Perupa yang berpartisipasi akan membuat materi online berupa tips berkarya, tutorial dan berbagai info kreatif, untuk dibagi dengan publik.
Wabah Covid-19 memang merubah semuanya. Anjuran untuk tetap stay di rumah melalui #DiRumahSaja membuat semuanya dilakukan di rumah. Mulai dari gaya bekerja, belajar, belanja, berolahraga, hingga bersosialisasi, semua dilakukan secara online melalui conference call dan live streaming. Lalu bagaimana bila kita ingin jalan-jalan sekadar refreshing sembari menambah wawasan? Museum MACAN berinisiatif untuk tetap melayani para pecinta seni agar tetap dapat menjelajah museum dan mengikuti rangkaian pameran yang telah diagendakan melalui #MuseumfromHome.
Museum MACAN membuka tahun 2020 dengan dua pameran istimewa yang membawa pentingnya video dan performans dalam seni kontemporer melalui karya besar perupa Jerman dan Indonesia. Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? dan Julian Rosefeldt: Manifesto yang akan berlangsung dari 28 Februari – 31 Mei 2020.
Masih konsisten menjadi wadah yang menampilkan karya seni Indonesia dan global, di 2020 Museum MACAN akan menampilkan pameran dari para perupa terkenal seperti Melati Suryodarmo (Indonesia), Agus Suwage (Indonesia), Julian Rosefeldt (Jerman), dan Chiharu Shiota (Jepang). Ada yang baru di 2020 nanti, untuk memperluas area pameran, area Teras di lantai6 akan digunakan sebagai ruang pemer baru yang nantinya untuk menampilkan karya seni luar ruang dan menyediakan ruang komunal bagi pengunjung.
Dalam proyek keempat ini, perupa kenamaan Thailand Mit Jai Inn akan menampilkan karya pertamanya yang dirancang khusus untuk anak-anak, berjudul Warna dalam Gua (Color in Cave). Proyek Komisi Ruang Seni Anak UOB Museum MACAN sebelumnya telah menampilkan karya-karya perupa Asia terkenal Entang Wiharso (Indonesia), Gatot Indrajati (Indonesia) dan Shooshie Sulaiman (Malaysia).
Meskipun telah wafat 27 Mei 2016 lalu, perupa asal Yogyakarta, karya S. Teddy Darmawan tetap dapat kita nikmatin salah satunya Viva La Muerte (2000) di Pameran Dunia dalam Berita yang saat ini tengah berlangsung di Museum Macan.