Antologi Rasa Saat Cinta Lebih Rumit daripada Membeli Tiket Nonton

film antologi rasa

Movie Flyer Antologi Rasa

NININMENULIS.COMWow, akhirnya setelah 7 tahun berlalu novel Antologi Rasa dibikin filmnya juga. Ketika kali pertama tahu tentang novel ini dari rekomen para netter di twiter. Saat itu saya berpikir bentuknya adalah kumpulan cerita karena terkait judulnya yang menggunakan kata ‘antologi’. Alur cerita novel Antologi Rasa mengalir dalam irama yang terasa sinis, sarkastis, terkadang hiperbolis, dan tak jarang komikal-kocak terutama dialog-dialog vulgar menjurus mesumnya, mungkin hal tersebut yang membuat saya enggan untuk meletakkan novel ini sebelum benar-benar tuntas terbaca.

Meskipun membacanya pertama kali di 2012, namun dialog keempat tokoh di dalamnya masih terngiang di kepala saya hingga sekarang.

Denise: “Aku bahagia dengan persahabatan kita, Ruly, Keara, Harris!”

Ruly: “Aku akan selalu memimpikanmu untuk menjadi istriku, Denise.”

Keara: “Gue musti apa untuk mendapatkan cinta lo, Ruly?”

Harris: “Gue akan ngelakuin apa aja buat lo, Keara, asal lo jadi milik gue.”

Oya ampun, melting banget nggak sih hati Barbie saat baca novel ini, apalagi saat itu usia saya masih muda belia hahaha.

Soal ceritanya sih, bukan barang baru. Novel ini hanya me-repackage kisah cinta bersegi yang rumit dalam kemasan baru. Yang bikin beda, tentu saja sentuhan khas sang penulis, Ika Natassa dan bumbu penyedap racikannya yang bikin segar setiap konflik-konfliknya. Ini cuma cerita 4 orang sahabat yang terjebak dalam hubungan persahabatan yang dipenuhi letupan-letupan asmara rahasia di antara mereka. Tambahan setting kota besar, barang bermerek, dan event mewah ber-budget nggak masuk akal, maka novel ini memang stereotipe metropop kebanyakan. Bagi yang nggak suka lini metropop, ornamen inilah yang membuat kebanyakan dari mereka mencibir. Penting gitu, ngebahas barang branded?

buku antologi rasa

Sampul Buku Antologi Rasa

Oke, untuk segmen tertentu, novel ini akan dengan mudah disukai. Pertama, pembacanya harus menguasai bahasa Inggris minimal secara pasif, karena cukup banyak kisahnya yang ditulis dalam bahasa bule itu. Kedua, pembacanya harus open minded. Baca bagian di mana para tokohnya minum alkohol seperti minum air saja. Jangan lagi merasa aneh jika di sebagian kisah yang lain, seseorang making love sesering ia ganti celana dalam, tanpa ikatan pernikahan – free sex. Karena hal inilah seorang teman saat buku ini diterbitkan berkata, “sepertinya tidak mungkin di filmkan karena akan repot buat sensornya.”Tapi siapa sangka setelah tujuh tahun novel ini akhirnya difilmkan juga, di saat usia saya siap menonton semua adegan ‘sensorable’ tersebut. Eh?

Baru mendengar Antologi Rasa akan difilmkan saja, saya sudah exited sekali. Terbayang menyaksikan Denise, Keara, Ruly, dan Harris in the real life. Apalagi setelah melihat movie flyer Antologi Rasa yang memperlihatkan siapa saja aktor yang membintangi film ini. Dan yang bikin saya bertambah lagi histeris yakni ada Refal Hady. Sejak ‘dipeluk’ Refal Hady setahun yang lalu saat ia promo film Galih dan Ratna, saya tuh susah move on hingga sekarang. Aaaarrrggghh….. Pokoknya harus nonton!

refal hady

Saat ‘dipeluk’ Refal Hady setahun yang lalu

Film Antologi Rasa rilis di tanggal 14 Februari 2019 lalu bertepatan dengan Hari Valentine. Inginnya sih nonton di hari pertama, tapi kondisi Jakarta dan kesibukkan saya seminggu ini sulit untuk meluangkan waktu menonton film. Wew, AA Refal yang sabar ya! lah? “Niniinnn katanya mau ngajakin gue nonton Antologi Rasa!” teriakan ala emak tiri dari seorang teman yang telah saya php-in sejak Antologi Rasa pertama kali di putar nyaris membuat saya yang tengah makan keselek sendok. “Gue nggak mau tahu lo harus ngajak gue secepatnya!” Et dah, perasaan saya yang ingin nonton kenapa jadi dia yang lebih antusias?

Dengan mulut masih penuh makanan, saya mengambil gawai dan membuka aplikasi Traveloka yang telah terunduh. Buat yang terbiasa menggunakan Traveloka untuk membeli tiket pesawat, hotel, dan kereta api, Traveloka juga bisa untuk membeli tiket bioskop. Prosesnya pun sama dan semudah saat kita membeli tiket pesawat, hotel, dan kereta api, tinggal pilih lokasi bioskopnya, pilih tanggal nonton, pilih kursi, bayar, tunggu notif di gawai, selesai. Karena lokasi kantor di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan, CGV FXSudirman menjadi bioskop langganan saya untuk menonton film.

Dari aplikasi Traveloka saya dapat memilih nomor kursi favorit tanpa perlu mengantri. Ini bermanfaat sekali untuk film-film yang selalu penuh. Saya hanya dikenakan biaya administrasi sebesar 3000 rupiah pertiket. Dari pengalaman saya, perbedaan saat menggunakan aplikasi Traveloka untuk membeli tiket pesawat dengan membeli tiket bioskop terletak pada time limit-nya yang hanya 12 menit. Ini berimbas pada pemilihan cara pembayaran. Biar cepat dan mudah, saya memilih menggunakan pembayaran via kartu kredit. Nah sekarang semua bahagia, teman saya tidak lagi ter-php-in nonton Antologi Rasa dan saya dapat ‘berjumpa’ Refal Hady. Yeeaahh… Denise, Keara, Ruly, Harris here I come….

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply