NININMENULIS.COM – Haii bagaimana puasa hari kedua kali ini? Semoga tetap lancar hingga berakhirnya Ramadhan ya. Di hari kedua puasa ini berarti BPN 30 Day Ramadhan Blog Challenge memasuki hari ke enam, dan tema yang diangkat kali ini Tentang Masker. Sejak 5 April 2020 lalu, Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, mengumumkan bahwa pemerintah menggalakkan program masker untuk semua. Program tersebut senada dengan imbauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, CDC, yang menganjurkan untuk memakai masker bagi semua orang yang hendak keluar rumah.
Awalnya, organisasi kesehatan dunia, WHO maupun CDC tidak menyarankan untuk menggunakan masker jika tidak sakit atau tidak bekerja di tempat yang berpotensi tinggi untuk terpapar penyakit. Namun berbagai penelitian terbaru tentang perkembangan COVID-19 menyatakan bahwa dikhawatirkan ada kelompok yang tanpa disadari rentan menyebarkan COVID-19. Kelompok yang disebut asymptomatic dan presymptomatic adalah orang-orang yang telah positif corona namun tidak atau belum menunjukkan gejala apa pun. Untuk itulah kita berkenalan dulu yuk dengan berbagai macam masker yang ada di pasaran.
Saat ini ada 5 jenis masker yang bisa dijadikan APD atau alat pelindung diri dalam menghadapi wabah COVID-19. Untuk menghindari kelangkaan masker maka kita perlu tahu mana masker yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang sehat dan mana yang memang untuk tenaga medis yang memiliki resiko terbesar terpapar COVID-19. Berikut jenis dan manfaat masker yang perlu diketahui berdasarkan panduan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
-
Contents
Masker N95 (atau ekuivalen)
Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable). Kelompok jenis masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga berukuran aerosol. Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang dengan benar.
Adapun jenis masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivalen dengan N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95 (GB2626-2006, China), P2 (AS/NZA) 1716:2012, Australia/New Zealand), KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification 214,2018, Jepang). Kelompok masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga media yang harus kontak erat secara langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi seperti pasien positif terinfeksi COVID-19.
-
Reusable Facepiece Respirator
Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas. Tipe masker ini direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe masker ini dapat digunakan berkali- kali selama face seal tidak rusak dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.
-
Maker Bedah 2 Ply atau Surgical Mask 2 Ply
Masker bedah 2 Ply alias Surgical Mask 2 Ply hanya terdiri dari 2 lapisan (layers) yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter. Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah di antara lapisan luar kedap air dan dalam yang langsung kontak dengan kulit, maka tipe masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet atau percikan yang keluar dari mulut dan hidug pemakai ketika batuk atau bersin.
Dengan begitu, masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yang disertai dengan batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan. Karena mudah tembus jenis masker ini tidak direkomendasikan untuk dipakai oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan, apalagi mengani pasien yang terpapar COVID-19.
-
Masker Bedah 3 Ply atau Surgical Mask 3 Ply
Masker Bedah memiliki tiga lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.
Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil. Dengan begitu, masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yakni batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan. Masker ini juga bisa digunakan oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.
-
Masker Kain
Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan sekaligus mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi di pasar seperti apotek dan toko-toko kesehatan. Masker kain yang dibuat perlu memiliki 3 (tiga) lapisan yaitu lapisan non-anyaman tahan air (depan), microfibre melt-blown kain non-anyaman (tengah), dan kain biasa non-tenunan (belakang). Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan untuk masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.
Penggunaan masker kain dapat dipergunakan untuk masyarakat umum dalam keadaan sehat. Masker jenis ini bisa digunakan ketika berada di tempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak aman yakni 1-2 meter. Namun, jika masyarakat memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya, penanganan jenazah Covid-19, dan sebagainya) maka tidak disarankan menggunakan masker kain tapi harus menggunakan masker jenis lain dan APD pendukung.
Masker kain tidak direkomendasikan sebagai APD (Alat Pelindung Diri) untuk tingkat keparahan tinggi karena sekitar 40-90 persen partikel dapat menembus masker kain bagi tenaga medis. Masker kain hanya boleh digunakan sebagai opsi terakhir jika masker bedah atau masker N95 tidak tersedia lagi. Meskipun demikian penggunaan masker kain oleh tenaga medis idealnya perlu dikombinasikan dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi wajah.
Sejauh ini memang belum ada penelitian yang menyatakan masker kain dapat menahan COVID-19 menyebar. Namun sebagai upaya pencegahan darurat, masker kain tetap harus digunakan dengan memerhatikan langkah berikut:
Gunakan masker dengan cara memegang tali atau karet, jangan bagian depan kain.
-
Pastikan agar mulut, hidung, dan dagu Anda tertutup dengan baik.
-
Masker kain hanya bisa dipakai selama 4 jam, setelah itu ganti masker dengan masker kain yang bersih.
-
Lepaskan masker dengan cara memegang karet atau talinya, buang lapisan filter (tisu atau filter kopi) jika ada, ganti dengan yang baru setiap akan digunakan kembali.
-
Masker kain dapat dibersihkan dengan cara dicuci dengan air dan deterjen di mesin cuci maupun cuci manual.
-
Setelah masker kain dilepas jangan langsung memegang mata, hidung atau mulut.
-
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, jika tidak memungkinkan gunakan hand sanitizer tepat setelah melepas masker.
-