NININMENULIS.COM – Bersamaan dengan Hari Prematur Sedunia 2020 yang diperingati setiap 17 November, pada Rabu (18/11) diadakan Bincang Sehat & Peluncuran Buku ‘Arti Hadirmu, Nak – Jelajah Hidup Bersama Bayi Prematur’ bersama Dr. Daulika Yusna, SpA, Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Buku tersebut berisikan tentang pengalaman keseharian kehidupan bayi prematur di ruang NICU.
Bayi prematur adalah anak yang terlahir saat usia kehamilan sang Ibu kurang dari 37 minggu atau 270 hari. Sudah kita ketahui bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk 270 hari masa kehamilan merupakan periode emas bagi tumbuh kembang anak. Bila anak lahir sebelum masa kehamilan normal selesai atau prematur tentu memiliki kondisi tubuh yang belum optimal dan membutuhkan perhatian juga penanganan khusus untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Dan itu menjadi tantangan terpelik orang tua ketika harus menerima kenyataan memiliki bayi prematur. Kelahiran bayi prematur menimbulkan berbagai permasalahan yang rumit dengan lama perawatan yang sangat panjang. Hal ini memberikan dampak medis, sosial, dan ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat.
Bayangkan saja di seluruh dunia sejumlah 15 juta bayi terlahir prematur setiap tahunnya, dan jumlah ini masih terus bertambah (Blencowe, et al 2012; Liu, et al. 2012). Untuk itulah diperlukan adanya edukasi yang menyeluruh dan baik terkait bagaimana menghadapi kondisi bayi prematur seperti ini.
Atas dasar itulah, Dr. Daulika ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik itu non medis dan juga medis, untuk memahami seluk-beluk bayi prematur dengan baik. Mengapa ada kondisi di mana seorang ibu harus melahirkan bayi lebih cepat dari seharusnya?, lalu apa yang akan terjadi pada bayi, pada ibu dan keluarganya?, masalah seperti apa yang harus siap dihadapi saat ini dan di kemudian hari nanti?, persiapan mental dan finansial seperti apa yang perlu dipahami para orang tua dari bayi prematur?
Jangan putus harapan, dengan penanganan yang baik, para bayi prematur sudah tentu dapat menjadi calon penerus bangsa ini dengan kualitas hidup yang baik di masa depan.
“Bayi-bayi ini memerlukan uluran tangan yang penuh pemahaman dan kasih sayang dari dunia di sekelilingnya. Saya ingin mengajak semua pembaca untuk menjemput makna lewat berbagai peristiwa yang dituangkan dalam buku ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu sosok-sosok mungil ini menunjukkan kekuatan mereka,” ujar dokter yang pernah mengikuti pendidikan fellowship di NICU University Medical Center Groningen, Belanda.
Contents
Bincang Sehat Tentang Penanganan Bayi Prematur
Saat bayi prematur dilahirkan, melakukan skrining kesehatan penting dilakukan untuk mengetahui apakah bayi memiliki gangguan kesehatan dan perlu dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Skrining ini dilakukan mengingat bayi prematur memiliki kondisi yang lebih lemah dibanding bayi dengan usia kandungan di atas 37 minggu.
Dalam sesi Bincang Sehat tentang penanganan bayi prematur, skrining awal di antaranya:
-
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan jantung, paru-paru, sistem pencernaan, sistem saraf, saluran kemih, dan kulit. Selain itu, dokter juga akan mengukur lingkar kepala serta panjang dan berat badan bayi. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, USG kepala, dan rontgen, untuk mengevaluasi kondisi kesehatan bayi prematur.
-
Pemeriksaan mata
Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan gangguan mata yang banyak dialami oleh bayi prematur. Kondisi ini berpotensi membuat retina berkembang secara tidak normal dan menimbulkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan.
Apabila bayi lahir sebelum usia kandungan 30 minggu atau berat lahirnya di bawah 1,5 kg, pemeriksaan mata untuk mendeteksi kemungkinan adanya ROP dilakukan setelah bayi berusia 4 minggu. Sementara pada bayi prematur yang lahir setelah usia kandungan 30 minggu, pemeriksaan mata ini dilakukan saat bayi berusia 2 minggu.
-
Skrining indra pendengaran
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secepat mungkin, paling lama 1 minggu setelah bayi dilahirkan. Skrining ini umumnya berupa tes pendengaran pada bayi yang mencakup Otoacoustic Emission (OAE) dan Brain Evoked Response Audiometry (BERA).
-
Skrining hipotiroid
Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini apakah bayi prematur mengalami kondisi yang disebut hipotiroid kongenital, yang jika tidak segera ditangani akan menyebabkan masalah kesehatan dan teganggunya tumbuh kembang anak.
-
Melakukan pemeriksaan genetik atau tes DNA
Hal ini karena ada sejumlah kelainan genetik atau penyakit bawaan lahir yang bisa menyebabkan bayi terlahir prematur.
Apabila hasil pemeriksaan kesehatan bayi prematur menunjukkan bahwa kondisinya lemah atau mengalami beberapa penyakit tertentu, maka ia akan membutuhkan penanganan di ruang perawatan khusus yang disebut NICU.
Ruang NICU adalah ruang perawatan khusus untuk bayi baru lahir dengan kondisi yang belum stabil dan membutuhkan perawatan secara intensif. Selama menjalani perawatan di ruang NICU, kondisi bayi prematur akan dipantau secara ketat oleh dokter dan perawat. Tujuannya adalah agar penanganan dapat segera dilakukan jika kondisinya tiba-tiba memburuk.
Di ruangan ini, bayi akan ditempatkan di dalam inkubator supaya suhu tubuhnya tetap hangat. Bayi prematur yang belum mampu bernapas dengan baik akan dipasangkan alat bantu napas berupa masker, selang oksigen, atau mesin ventilator.
Selain itu, karena belum dapat menyusu dengan baik, bayi prematur juga mungkin akan dipasangkan selang khusus melalui mulut atau hidungnya untuk menyalurkan ASI, agar kebutuhan nutrisinya tercukupi. Untuk itu Dr. Daulika menyarankan para orang tua bayi prematur untuk rajin menstimulasi semua indra pada bayi untuk mempercepat pemulihannya.
Lamanya perawatan bayi prematur di ruang NICU berbeda-beda, tergantung kondisi setiap bayi. Biasanya, bayi prematur diperbolehkan keluar dari ruang NICU dan bisa melanjutkan perawatan di rumah apabila ia sudah menunjukkan beberapa tanda seperti bernapas dengan normal, menyusu dengan baik, peningkatan berat badan, dan tak lagi mudah kedinginan (hipotermia).
Launching dan Bedah Buku ‘Arti Hadirmu, Nak’
Seperti naik roller coaster, deg-degan perasaan kami menanti setiap perkembangan dan perjuangan anak-anak.
– Cynthia Lamusu, Penyanyi, Preemie Parent –