LaboKarya, Kolaborasi Perupa Kontemporer dengan Merek Lokal

labokarya museum macan

NININMENULIS.COM – Sukses dengan Arisan Karya di tahun 2020, sekarang Museum MACAN meluncurkan LaboKarya di mana perupa akan berkolaborasi dengan merek lokal untuk membuat seri obyek seni atau art mechandise eksklusif dan beredisi terbatas dan akan dilansir untuk publik pada Mei 2021. Penasaran dengan LaboKarya ini?

Nama LaboKarya dibentuk dari permainan kata kolaborasi, laboratorium, dan karya. Kolaborasi adalah inti dari inisiatif ini, yang juga akan membuka diskusi seputar seni, ekonomi kreatif, dan wujud seni dalam kehidupan kita sehari-hari. LaboKarya akan dilansir secara virtual pada bulan Mei, bersamaan dengan penjualan objek seni untuk publik.

Museum MACAN bekerja sama dengan kelompok musik indie Elephant Kind untuk memproduksi sebuah video musik yang menampilkan single terbaru mereka. Video ini disutradarai oleh Art Director Gianni Fajri dan Bonita Rachel dari Maji Piktura dan menjadi bagian dari seri peluncuran produk LaboKarya, dengan menampilkan karya kolaborasi perupa dan jenama di dalamnya. Video musik dan peluncuran produk dijadwalkan pada 31 Mei 2021 melalui situs www.museummacan.org.

labokarya
Elephant Kind, musisi

Para perupa dan mereklokal yang akan berkolaborasi antara lain, Uglyism X Girls Pay the Bills, The Goods Dept X Mufti Priyanka, UNKL347 X Agam Dwi Nurcahyo (MAGAFAKA), dan Indofood X Agan Harahap. Keempat pasang kolaborator ini akan bekerja sama membuat objek seni yang inovatif dengan menggabungkan keahlian pengembangan produk yang telah membangun reputasi jenama kreatif terpilih, dan gaya artistik yang khas dari setiap perupa.

Menjelang peluncuran, Museum MACAN akan menghadirkan LaboKarya Talks, sebuah program diskusi bersama figur-figur penting di industri seni dan fesyen, mengeksplorasi berbagai topik termasuk peran dan masa depan industri kreatif, mengoleksi objek seni, dan peran perupa dalam ekonomi. Dalam LaboKarya Talks akan menghadiran para narasumber seperti perupa Agan Harahap, kolektor Axton Salim, juga Nasta Sutardjo dan Dilla Ayu (Uglyism), Anton Wirjono (The Goods Dept) dan Dendy Darman (UNKL347).

Rangkaian program LaboKarya dimulai dengan LaboKarya Talks pada 5 Mei 2021, sedangkan objek seni kolaborasi perupa dan merek kreatif akan dilansir dan tersedia untuk dibeli pada 31 Mei. LaboKarya didukung oleh Indofood, Indomie, PopMie, Indomilk, dan Chitato.

“Tahun 2020 adalah masa yang sulit, dan kolaborasi adalah cara yang membuat banyak dari kita dapat bertahan. LaboKarya mempertemukan beberapa nama dari dunia seni kontemporer Indonesia dan pemain kunci di industri kreatif lokal untuk menginspirasi penggemar seni, budaya, fesyen, dan musik. Berangkat dari pengalaman kami mengadakan Arisan Karya, semangat kebersamaan adalah sesuatu yang kita semua butuhkan setelah setahun dalam isolasi. Kami senang melihat banyak hal mulai membaik tahun ini, dan kami berharap LaboKarya dapat memicu semangat di industri kreatif,” kata Amalia Wirjono, Head of Development Museum MACAN.

Para Perupa yang Terlibat LaboKarya

Sebelum melihat hasil karya para perupa kontemporer dengan merek lokal Indonesia, yuk kita berkenalan dulu siapa saja sih mereka.

Agam Dwi Nurcahyo (Magafaka)

Agam Dwi Nurcahyo, lebih dikenal sebagai Magafaka, adalah perupa kontemporer yang tinggal dan berkarya di Jakarta. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta pada 2008, mengambil jurusan Lukis. Sejak 2009, ia menggunakan lukisan, fotografi, dan fesyen sebagai media berkarya, mengeksplorasi nuansa sensualitas, sarkasme dan provokasi. Selain berprofesi sebagai perupa, ia mempunyai pengalaman di bidang visual merchandising, bagian dari perjalanan karier yang membuatnya dapat mempelajari personal branding sebagai perupa. Studio dan tokonya Magiss Store and Studio berlokasi di Pasar Santa, Jakarta.

labokarya
Agam Dwi Nurcahyo (Magafaka), perupa

Agan Harahap

Agan Harahap memulai kariernya sebagai pelukis dan ilustrator sejak masih belajar di STDI Bandung, jurusan desain grafis. Setelah lulus pada 2005, ia pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai fotografer sekaligus digital imaging artist di majalah musik Trax. Pada 2008, ia menjadi finalis Indonesian Art Award. Pameran solo perdananya diadakan di Ruang MES56, Yogyakarta. Setelah itu ia mulai berpartisipasi dalam beberapa pameran seni di Asia Tenggara, Korea, Jepang, Portugis, Kolombia dan Australia.

labokarya museum macan
Agan Harahap, Perupa

Girls Pay The Bills

Kolektif Girls Pay The Bills dibentuk pada 2018, pada awalnya beranggotakan 11 perupa muda dan independen dari berbagai cabang kesenian, termasuk tari, literasi, seni lukis, dan musik. Karya-karya mereka berfokus pada isu perempuan, terutama kebebasan seksual perempuan. Sebagai kolektif, mereka memiliki aspirasi untuk membuka akses terhadap karya mereka, juga dalam beberapa karya membuka kesempatan interaksi dan partisipasi bagi audiens.

Mufti Priyanka (Amenk)

Mufti Priyanka (Amenk) lahir di Bandung pada tanggal 5 Juli 1980. Ia menempuh pendidikan Seni Rupa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, dengan spesialisasi Seni Rupa dengan jurusan Seni Lukis. Ia melanjutkan studi Magister Kreasi dan Penilaian Seni di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI), Bandung. Sekarang ia bekerja sebagai seniman, ilustrator, desainer lepas, dan guru tamu di Sekolah Tekstil dan Mode Sekolah Industri Kreatif Telkom, Bandung.

Merek Lokal yang Terlibat dalam LaboKarya

Setelah mengenal para perupa kontemporer, sekarang kita cari tahu juga merek lokal apa saja yang terlibat dalam LaboKarya. Di merek lokal inilah karya para perupa kontemporer itu nantinya akan dapat dinikmati publik.

The Goods Dept

The Goods Dept didirikan pada 2010, setelah kesuksesan bazaar terkurasi Brightspot Market. The Goods Dept menjadi platform untuk merek lokal yang ingin memperkenalkan produk mereka pada pasar lokal. Mengusung misi memperkaya hidup banyak orang, The Goods Dept menyediakan produk dan pengalaman kreatif melalui proses kurasi, kreasi dan kolaborasi dengan mitra yang memiliki visi yang sama. Konsep retail dalam portfolio mereka adalah The Goods Dept, The Goods Dept.com dan The Goods App, bertujuan menyediakan produk gaya hidup yang dikurasi dengan baik untuk digunakan dalam berbagai kesempatan.

Uglyism

Uglyism adalah koleksi tas dan pakaian yang menentang konsep label dan cocok digunakan untuk setiap kesempatan. Uglyism percaya pada berbagai bentuk ‘keindahan’ dan mewakili kepribadian eklektik yang penuh percaya diri. Setiap karya dirancang dengan detail, mendorong batas dengan daya tarik yang mudah yang dapat bertransisi dari imut ke nyaman, dan berbagai karakter di antaranya. UGLY memiliki caranya sendiri untuk mencuri perhatian.

labokarya
Uglyism, Merek Kreatif

UNKL347

Didirikan pada 1996, dimulai dari kecintaan terhadap musik, skateboard, selancar, dan desain, kemudian berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih besar, UNKL347 dikenal sebagai salah satu pionir industri clothing line di Bandung, bahkan Indonesia.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman. Selain itu, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton, untuk mendukung kegiatan usaha intinya.

Hmm… Aku jadi penasaran, bagaimana hasil LaboKarya para perupa kontemporer dengan merek lokal tersebut?

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply