NININMENULIS.COM – Bagus banget. Kata yang tepat setelah menonton drama Korea original Netflix, Move to Heaven. Hanya dengan menyaksikan ke-10 episode-nya kita mendapatkan banyak pelajaran akan pahit dan getirnya kehidupan. Sesuai dengan judulnya, Move to Heaven, drama Korea ini menceritakan tentang kematian. Bahwa tidak ada yang bisa ditinggalkan dari kematian kecuali kenangan, maka teruslah berbuat baik dan terus meninggalkan kenangan yang indah. Karena orang yang dicintai tak akan pergi ke mana-mana, ia selalu ada di hati orang yang mencintainya.
Move to Heaven menjadi drama Korea keluarga layak mendapat predikat drama yang patut ditonton. Drama Move to Heaven memiliki skenario yang kuat, dikarenakan kisahnya terinspirasi dari esai ‘Things Left Behind’ oleh Kim Sae Byul, mantan pembersih trauma di Korea.
Drama Korea Move to Heaven yang telah tayang sejak Jumat (14/5) lalu ini dibintangi oleh Lee Je Hoon dan Tang Jun Sang. Menyaksikan Lee Je Hoon yang tampil bersamaan dengan dramanya yang lain, Taxi Driver, rasanya seperti melihat tokoh Kim Go Ki (peran Lee Je Hoon di Taxi Driver) keluar dari penjara setelah menjadi supir taxi di Rainbow Taxi yang menyediakan jasa balas dendam. Eits tapi bukan itu jalan cerita Move to Heaven, itu hanya halu ku saja.
Contents
Sinopsis Move to Heaven
Drama Move to Heaven dibuka oleh Han Geu Ru (Tang Jun Sang) seorang anak pengidap sindrom Asperger yang bekerja membantu ayahnya, Han Jeong Woo (Ji Jin Hee) sebagai pembersih trauma yang bernama Move to Heaven. Pekerjaan pembersih trauma yang dijalani Han Geu Ru dan sang Ayah ialah membersihkan tempat kejadian perkaran, lalu memilah barang-barang milik orang yang meninggal untuk diserahkan kepada keluarga atau kerabat terdekat. Jadi siapkan hati dan tisu yang banyak, karena setiap episodenya, kita akan menyaksikan kisah kematian yang mengharukan.
Tidak melulu mengundang air mata, drama Korea Move to Heaven juga banyak mengundang senyum bahkan tawa, apalagi setelah sang Ayah meninggal, Han Geu Ru harus tinggal dengan pamannya, Cho Sang Gu yang oleh Han Geu Ru didiskripsikan sebagai sosok yang jorok, berisik, dan gemar berkelahi. Kelakukan Cho Sang Gu yang bertolak belakang dengan Han Geu Ru yang mengidap sindrom Asperger inilah yang banyak mengundang senyum. Berdua bersama sang paman, Han Geu Ru melanjutkan usaha ayahnya mengelolah, jasa pembersih trauma, Move to Heaven.
Beberapa kematian yang lokasinya dibersihkan oleh Move to Heaven mulai dari kisah pegawai magang, Kim Seon U (Hong Jin Ki) yang meninggal akibat kecelakaan kerja yang tak lekas diobati, ada juga cerita seorang Ibu yang mengidap demensia, Lee Yeong Sun (Lee Joo Shil) yang ditinggalkan sang anak, hidup dan meninggal sendiri di kost-an, atau kisah seorang guru TK, Lee Seon Yeong (Seo Eun Soo) yang tewas dibunuh kekasihnya yanng obsesif.
Kisah yang tak kalah mengharukan juga diceritakan oleh sosok dokter muda Jung Soo Hyun (Kwon Soo Hyun) yang menjalani cinta sejenis dengan Park Ian (Kim Do Yeon), atau kisah pasangan sejati Kim In Su (Jung Dong Hwan) dan istrinya yang memilih meninggal bersama di kediamannya setelah sebelumnya menyewa jasa Move to Heaven terlebih dahulu. Kisah yang mengharu biru dan mengundang air mata juga diceritakan oleh Mattew Green (Kevin Oh) seorang anak adopsi yang memiliki penyakit jantung dan harus meninggal sendiri sebelum bertemu Ibu kandungnya.
Tidak hanya menceritakan berbagai kisah dari orang-orang yang meninggal dan lokasinya harus dibersihkan oleh Move to Heaven saja. Di dalam episodenya, Move to Heaven juga menceritakan tentang trauma yang dialami kedua pengelolah Move to heaven, Cho Sang Gu dan Han Geu Ru dan bagaimana mereka menyelesaikan masalahnya.
Di balik sosoknya yang terlihat sembarangan dalam bekerja ternyata Cho Sang Gu memiliki trauma akan masa lalunya yang melibatkan Kim So Cheol (Lee Jae Wook) muridnya bertinju yang menjadi sekarat di tangan Cho Sang Gu karena tidak sengaja bertemu di ring tinju ilegal. Atau Han Geu Ru yang akhirnya dapat menghapus trauma atas kematian sang Ayah dan berhasil bangkit kembali.
Mengenal Sindrom Asperger
Selain Lee Je Hoon yang piawai memerankan sosok Cho Sang Gu yang bertingkah seenaknya, Tang Jun Sang pun layak diacungi jempol memerankan sosok Han Geu Ru, seorang anak berusia 20 tahun yang mengidap sindrom Asperger. Karena sindrom yang dideritanya inilah yang menjadikan Han Geu Ru harus tinggal bersama paman sekaligus wali yang ditunjuk sang ayah. Sebenarnya apa sih sindrom Asperger seperti yang diderita Han Geu Ru?
Selalu menyajikan hal baru yang menarik untuk diketahui, di drama Korea Move to Heaven selain tahu akan profesi pembersih trauma, aku juga jadi mengenal apa itu sindrom Asperger.
Sindrom Asperger adalah gangguan saraf yang tergolong ke dalam gangguan spektrum autisme. Gangguan spektrum autisme atau penyakit autisme merupakan gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Berbeda dengan spektrum autisme, pada sindrom Asperger mereka sangat cerdas dan mahir dalam bahasa, namun tampak canggung saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Meski belum ditemukan obatnya, sindrom Asperger yang tertangani sejak dini bisa meningkatkan potensi dan kemampuan diri dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
Namun di balik kecerdasan yang dimiliki penderita sindrom Asperger, ada beberapa gejala yang khas terlihat dari penderitanya, yaitu:
-
Sulit berinteraksi. Penderita sindrom Asperger mengalami kecanggungan dalam melakukan interaksi sosial, baik dengan keluarga maupun orang lain. Jangankan berkomunikasi, bahkan untuk melakukan kontak mata saja agak sulit.
-
Tidak ekspresif. Penderita sindrom Asperger jarang menampilkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang berkaitan dengan ungkapan emosinya. Ketika bahagia, penderita sindrom Asperger akan susah untuk tersenyum atau tidak bisa tertawa meskipun menerima suatu candaan yang lucu. Penderita juga akan berbicara dengan nada yang datar-datar saja, tidak ubahnya seperti robot yang berbicara.
-
Kurang peka. Saat berinteraksi dengan orang lain, penderita sindrom Asperger hanya berfokus menceritakan diri sendiri serta tidak punya ketertarikan dengan apa yang dimiliki oleh lawan bicara. Penderita sindrom Asperger bisa menghabiskan waktu berjam-jam membahas hobi yang disenanginya, misalnya membicarakan tentang klub, pemain, dan pertandingan sepak bola yang disukainya kepada lawan bicara.
-
Obsesif, repetitif, dan kurang menyukai perubahan. Rutin melakukan hal yang sama secara berulang-ulang (repetitif) dan tidak menerima perubahan pada sekitarnya ialah ciri khas penderita sindrom Asperger. Salah satu tanda yang paling terlihat ialah suka mengonsumsi jenis makanan yang sama selama beberapa waktu atau lebih suka berdiam diri di dalam kelas ketika jam istirahat berlangsung.
-
Gangguan motorik. Anak yang menderita sindrom Asperger mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya, jika dibandingkan dengan anak seusianya. Oleh karena itu, mereka sering tampak kesulitan saat melakukan kegiatan-kegiatan biasa, seperti menangkap bola, mengendarai sepeda, atau memanjat pohon.
-
Gangguan fisik atau koordinasi. Kondisi fisik penderita sindrom Asperger tergolong lemah. Salah satu tandanya ialah gaya berjalan penderita cenderung kaku dan mudah goyah.