NININMENULIS.COM – Masih ingat dengan kasus kekerasan terhadap bayi yang dilakukan oleh orang tua angkatnya di Korea Selatan pada awal tahun ini? Kasus penyiksaan terhadap anak yang sempat trending di media sosial sebagai wujud keprihatinan warga sekaligus penyadaran akan pentingnya perlindungan anak di Korea Selatan,.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga terutama kekerasan pada anak di Korea Selatan masih dianggap masalah pribadi, bukan kejahatan atau masalah sosial. Karena itu 50 persen orang dewasa Korea Selatan tidak melaporkan kekerasan dalam rumah tangga karena ‘ini adalah masalah keluarga’. Efek kekerasan pada anak akibat stigma ‘ini masalah keluarga’ yang tidak terselesaikan dengan baik menjadi tema cerita dari drama Korea Voice 4: Judgment Hour.
Sama dengan drama Korea Taxi Driver, Voice 4 ini juga mengangkat cerita dari kisah nyata, kisah akan orang-orang yang tumbuh dan mengalami kekerasan saat anak-anak. Sepertinya Ma Ji Won, penulis naskah gemar mengangkat kekerasan dan trauma masa kecil menjadi latar belakang suatu tindak kejahatan. Menurut ia, latar belakang cerita yang diambil dari kehidupan nyata menjadikan gambaran realitas di dalam drama terasa nyata.
Senada dengan yang dituturkan sutradara peoduksi, Shin Yong Hwi, bahwa sosok antagonis dalam drama Voice season ke 4 karena bersumber dari kisah nyata sehingga memiliki karakter yang tidak kalah kuat dari season sebelumnya. Menurut aku, ini sosok antagonis yang paling menyeramkan menyaingi karakter Mo Tae Goo (Kim Jae Woo) pada season 1, Bang Jae Soo (Kwon Yul) di season 2, dan Masayuki Kaneki (Park Byung Eun) di season 3.
Contents
Sinopsis Voice 4: Judgment Day
Masih sama dengan season terdahulunya, drama Korea Voice 4 mengisahkan Kang Kwon Joo (Lee Ha Na), seorang detektif yang memiliki kemampuan pendengaran yang super dibanding manusia umumnya.Kang Woo Joo bekerja di pusat panggulan darurat 112 Korea Selatan atau The Golden Team yang kerap berurusan dengan kasus kriminalitas. The Golden Team memiliki arti sekelompok orang yang melakukan proses penyelamatan dalam rentang waktu terbaik atau waktu emas, untuk penyelamatan korban.
Dalam Voice 4, Kang Kwon Joo harus berhadapan dengan pembunuh berantai yang dikenal dengan sebutan Circus Man. Yang membuat menegangkan Circus Man ini memiliki kemampuan pendengaran yang sama denga Kang Kwon Joo, bahkan sosok Circus Man yang memiliki sosok dan rupa seperti Kang Kwon Joo pun semakin membuat penonton penasaran, siapa sosok sebenarnya di balik nama Circus Man dan ada hubungan apa dengan Kang Kwon Joo?
Dalam mengusut tuntas kasus Circus Man, Kang Kwon Joo harus berkerjasama dengan detektif Derek Jo atau Cho Seung Ho (Song Seung Heun), seorang kapten dari LAPD atau departemen kepolisian Los Angeles yang saat kedatangannya ke Korea Selatan untuk mendeportasi seorang penjahat, justru mendapat musibah sang adik, Cho Seung Ah (Lee Yi Dam) terbunuh di tangan Circus Man. Cho Seung Ho yang pernah pengalami kekerasan oleh orang tua angkatnya saat kecil ini bertekad akan membalas dendam kematian sang adik. Untuk itulah ia bekerjasama dengan The Golden Team dan menetap sementara di Korea.
Review Drama Korea Voice 4
Kolaborasi kerja sama Kang Kwon Joo dan Cho Seung Ho menghasilkan banyak adegan-adegan yang mengagumkan. Terutama, saat adegan aksi mata-mata yang tak kalah menariknya dengan saat mencari informasi terkait dengan kasus-kasus yang terjadi. Kemampuan pendengaran super yang dimiliki Kang Kwoon Joo pun tervisualisasikan secara sempurna dan membuat Voice 4 lebih menarik dari season sebelumnya. Drama Korea Voice 4 ini juga memberikan cerita yang penuh dengan teka-teki dan jawaban yang tak terduga samasekali. Tak hanya itu saja, setiap kasus yang menjadi permasalahan dalam Voice 4 selalu menghadirkan metode pembunuhan yang berbeda-beda.
Kehadiran Song Seung Heun yang memerankan karakter Cho Seung Ho atau Derek Jo, aku pikir akan lebih menarik perhatian. Ternyata sulit rasanya menyaksikan Song Seung Heun yang biasa hadir di drama romantis dengan bercelana capri, sepatu pantovel, dan kemeja oversize berwarna pastel menjadi Song Seung Heun yang bercelana jeans, jaket kulit, dan bersepatu booth. Seperti yang Song Seung Heun katakan sendiri, bahwa ia kesulitan saat melafalkan dialog berbahasa inggris, dan itu terlihat dari aktingnya yang menurut aku tidak stunning seperti biasanya.
Akting menakjubkan justru diperlihatkan oleh Lee Kyu Hyung yang memerankan karakter Dong Bang Min atau Si Circus Man. Lewat Voice 4, Lee Kyu Hyung berhasil menunjukkan kemampuan aktingnya yang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, ia dapat dengan mudah memerankan tokoh antagonis yang memiliki empat kepribadian berbeda. Sosok kepribadian ganda yang diperankan Lee Kyu Hyung benar-benar membuat bulu kuduk berdiri, seram, dan tidak seunyu karakter berkepribadian ganda di drama Korea lainnya seperti Kill Me Heal Me dan Hyde, Jekyll, Me.
Yang masih menjadi pertanyaan dan mengganjal hingga ending Voice 4 yakni, bagaimana karakter badut yang ada di awal dihadirkan oleh Circus Man? Ah rasanya tidak sabar menanti season selanjutnya. apalagi di akhir Voice 4, Kang Kwoon Joo meninggalkan The Golden Team dan pergi bersama Bang Jae Soo (Kwon Yul), sosok antagonis di season 2. ups!! maaf spoiler.
Pengidap Gangguan Psikologis di Dunia Nyata
Selain tema akibat kekerasan pada anak yang membuat Voice 4 menarik untuk ditonton, Voice 4 juga mengangkat penyakit-penyakit psikologis yang jarang kita dengar, seperti gangguan identitas disosiatif atau Dissociative Identity Disorder (DID) dan sindrom lycanthropy klinis.
Sindrom lycanthropy klinis sendiri adalah penyakit kejiwaan langka yang menyebabkan si penderita mempercayai bahwa dirinya dapat atau telah berubah bentuk menjadi hewan non-manusia, lebih tepatnya menjadi manusia serigala. Sindrom lycanthropy klinis pertama kali ditemukan pada tahun 1852, di rumah sakit jiwa di Nancy, Prancis. Pasien ini mengeluh giginya menajam dan tubuhnya dipenuhi bulu. Sebagai pembuktian, pasien ini meminta daging mentah yang membusuk dan melahapnya di hadapan dokter. Penderita berperilaku dengan cara yang menyerupai perilaku serigala, seperti melolong, menggeram, atau merangkak. Sesuai dengan yang digambarkan pada drama Voice 4.
Sedangkan gangguan kepribadian ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID), umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis yang terjadi secara berulang di masa kanak-kanak. Gangguan kepribadian ganda bukan kasus yang jarang terjadi, ada beberapa kasus kejahatan yang terkenal karena si pelaku memiliki gangguan kepribadian ganda, seperti:
-
Juanita Maxwell
Pada 1979, Juanita Maxwell yang berusia 23 tahun bekerja sebagai pelayan hotel di Fort Myers, Florida. Pada Maret tahun itu, tamu hotel berusia 72 tahun, Inez Kelley, dibunuh secara brutal. Dia dipukuli, digigit, dan dicekik sampai mati. Maxwell memiliki 6 kepribadian di samping kepribadiannya. Salah satu kepribadian yang dominan adalah Wanda Weston, yang melakukan pembunuhan.
-
Billy Milligan
Dari 14-26 Oktober 1977, tiga wanita di sekitar Ohio State University diculik, dibawa ke daerah terpencil, dirampok, dan diperkosa. Seorang wanita mengklaim bahwa pria yang memperkosanya memiliki aksen Jerman. Sementara yang lain mengklaim bahwa (meskipun menculik dan memperkosanya) dia sebenarnya pria yang baik. Pria pelaku pemerkosaan, Billy Milligan yang berusia 22 tahun, didiagnosis mengalami kepribadian ganda. keseluruhan memiliki 24 kepribadian yang berbeda. Kasus ini menjadi fenomenal dan populer hingga dibuatkan film berjudul The Crowded Room.
-
Shirley Mason
Shirley Mason tampaknya memiliki masa kecil yang sulit. Ibunya, menurut kisah Mason, adalah wanita yang jahat. Banyak tindakan pelecehan yang dilakukan ibunya, termasuk memberikan Shirley enema dan kemudian mengisi perutnya dengan air dingin. Ia mulai menyadari tentang episode-episode aneh ketika dia menemukan dirinya di hotel-hotel di berbagai kota tanpa tahu bagaimana dia sampai di sana. Sybil atau Shirley Mason adalah kasus kepribadian ganda yang paling terkenal, karena kisahnya dituliskan dalam sebuah buku.
-
Chris Costner Sizemore
Sizemore mengingat perpecahan kepribadian pertamanya saat dia berusia sekitar 2 tahun. Dia sering mendapatkan masalah untuk hal-hal yang tidak dapat dia ingat. Suatu hari, salah satu kepribadiannya, yang dikenal sebagai Eve Black, berusaha mencekik putrinya, tapi Eve White”mampu menghentikannya. Kasus Sizemore menjadi fenomenal setelah ditulis dalam buku berjudul The Three Faces of Eve.