NININMENULIS.COM – Mari duduk, tarik nafas berlahan, hembuskan, pejamkan mata, dengarkan, dan hayati sepenggal lirik dari lagu berikut ini:
Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Itulah sepenggal bait pembuka lagu #DengarAlamBernyanyi hasil karya trio komposer, Arya Aditya Ramadhya alias Lale, Ilman Ibrahim, dan Anindya Baskoro alias Nino, yang disingkat menjadi Laleilmanino. Melalui lagu ini Laleilmanino ingin menyampaikan pesan kepada kita para generasi muda untuk selalu mejaga kelestarian alam Indonesia. Melalui lantunan merdu suara HIVI!, Sheila Dara Aisha, dan Chicco Jerikho, lagu Dengar Alam Bernyanyi tidak sekadar menyampaikan notasi indah tetapi juga makna yang dalam dari setiap liriknya.
Mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi dapat menjadi momentum bagi kita untuk kembali peduli dengan pelestarian alam. Jika selama ini kita abai, saat mendengarkan lirik demi lirik di lagu ini, kita seakan mendengar alam berbicara, “Bila kau jaga aku, ku jaga kau kembali. Berhentilah mengeluh ingat kau yang pegang kendali.” Ya, kitalah yang memegang kendali untuk mejaga kelestarian bumi ini dengan menjaga hutan berikut aset yang terpendam di dalamnya.
Contents
Nyanyian Merdu dari Hutan
Hutan Indonesia bagaikan nyanyian merdu yang menemani kehidupan kita, masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi. Kemerduannya bahkan menduduki urutan ketiga hutan tropis terluas di dunia. Bahkan menurut data Forest Watch Indonesia (FWI), sebuah lembaga independen pamantau hutan Indonesia, setidaknya 82 hektar luas daratan Indonesia masih ditutupi hutan. Tentu saja, hal ini membuat #IndonesiaBikinBangga mengingat hutan menjadi hal utama yang sangat penting untuk menjaga kelestarian alam.
Merduanya nyanyian hutan terlihat dari banyaknya potensi yang bermanfaat untuk keberlangsungan hidup kita, baik yang berupa unsur nabati, hewani, maupun energi yang terkandung di dalamnya. Kata hutan di sini merujuk pada hutan yang kaya dengan berbagai jenis tanaman dan bintang. Tidak hanya sekadar hijau, #HutanKitaSultan karena memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan mahluk hidup di bumi ini, seperti:
Menjaga iklim dan mengurangi pemanasan global
Sebagai negara yang memiliki hutan terluas setelah Kongo dan Brazil, Indonesia turut berperan menciptakan oksigen untuk keberlangsungan masyarakat dunia. Pepohonan yang tumbuh di hutan membuat hidup menjadi lebih sejuk. Itu mengapa hutan sangat penting dalam mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim.
Sumber energi dari hutan
Tidah hanya kaya dengan berbagai jenis tanaman, hutan juga berfungsi sebagai sumber energi melalui mikro hidro. Mikro hidro adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya, seperti saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ini memiliki beberapa kelebihan seperti konstruksi yang sederhana, tidak menimbulkan pencemaran, dapat digunakan sebagai sarana irigasi juga perikanan.
Sumber perekonomian penduduk sekitar
Hutan memiliki peran penting bagi perekonomian penduduk sekitarnya. Hutan dapat menjadi tempat wisata yang menghasilkan pendapatan dari para turis. Produk hutan seperti rotan, meranti, dan ulin juga dapat menghasilkan pendapatan besar bagi penduduk. Bukan hanya itu, dari sumber pangan atau hasil hutan non kayu pun dapat menjadi produk bermanfaat yang menghasilkan nilai ekonomi.
Sumber obat-obatan
Banyak obat-obatan dihasilkan dari hutan. Sekitar 25 persen obat-obatan berasal dari tanaman yang ditemukan di hutan tropis, dan sebagian besar belum dieksplorasi. Hingga kini hanya satu persen dari potensi pengobatan dari tanaman hutan tropis yang telah diteliti.
Sumber bahan makanan
Sebagai negara yang digadang-gadang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, saat ini masih dihadapkan dengan masalah pemenuhan pangan. Gerakan pemulihan ketahanan pangan dengan memperluas lahan seperti yang tengah pemerintah galakkan tidak akan terpenuhi bila mengabaikan kehadiran hutan. Hutan dan produksi pangan harus berjalan beriringan karena tanaman dapat tumbuh sehat ketika berada di dekat hutan.
Mental Healing
Hutan dapat memberikan keajaiban bagi kesehatan mental dan emosional kita. Menghabiskan sedikit waktu di luar ruangan, atau sekadar menonton film dokumenter alam, dapat mengurangi stres, meningkatkan fokus, merubah suasana hati dari bad mood mejadi good mood, meningkatkan energi, atau membantu kesembuhan lebih cepat saat sakit. Apa pun tantangan yang muncul dalam hidup, hutan tampaknya membantu kita merasa lebih tenang dan bahagia.
‘Mendekatkan’ Hutan di Kehidupan Sehari-hari
Bicara tentang manfaat hutan memang tidak ada habisnya, tentu saja hal ini berbanding terbalik bila kita tidak mengelola hutan dengan penuh rasa tanggung jawab. Mirisnya menurut data World Wildlife Fund, Kalimantan sebagai pulau yang paling berkontribusi besar kehilangan 75 persen luas wilayah hutannya akibat tingginya laju deforestasi. Sebagai informasi, deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan hutan untuk dialihgunakan menjadi wilayah non hutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman.
Jika deforestasi dan pengabaian akan fungsi hutan dibiarkan terus menerus, niscaya nyanyian hutan pun akan menjadi sumbang, tidak lagi merdu bila kita tidak menjaga kelestariannya. Berbagai dampak yang merugikan sebenarnya sudah mulai kita rasakan bersama, mulai dari perubahan iklim, kebakaran hutan, hilangnya jenis-jenis tanaman dan hewan endemik Indonesia. Hal ini akan semakin parah bila tidak ada kesadaran dari kita, para generasi muda untuk turut menjaga hutan.
Menjaga hutan itu tanggung jawab kita semua, tidak peduli siapa pun dan apa profesinya, semua bisa ambil bagian dalam #TeamUpforImpact untuk melestarikan alam. Melakukan hal-hal kreatif sesuai dengan keahlian masing-masing juga dapat turut melestarikan hutan loh. Misalnya melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
-
Bijak dengan apa yang kita konsumsi
Apa yang kita beli dan gunakan sehari-hari sudah tentu akan berdampak pada kelestarian hutan. Untuk itulah sebagai konsumen kita harus cerdas dalam memilah antara kebutuhan dan keinginan. Sebaiknya tahan keinginan dan hindari penimbunan barang yang tidak digunakan, selain mubazir, ada hutan yang mulai terkikis untuk memenuhi semua keinginan kita.
-
Mengurangi pemakaian kertas dan plastik
Dengan melakukan langkah ini kita sudah turut dalam mengurangi sampah, sehingga nantinya zero waste bukan hanya sekadar tren tapi suatu kebiasaan positif yang harus dilakukan setiap hari.
-
Tanam dan pelihara pohon
Bagi yang tinggal di perkotaan dengan lahan terbatas, hal ini tentu sulit dilakukan. Tapi percayalah, meskipun sedikit yang ditanam bila dilakukan terus menerus tetap memberikan dampak positif. Atau salah satu cara yang dapat dilakukan dengan adopsi pohon. Adopsi pohon merupakan program untuk pemeliharaan pohon melalui donasi yang diberikan kepada lembaga atau masyarakat lokal untuk memelihara pohon.
-
Bergabung dengan komunitas dan turut dalam kampanye pelestarian hutan
Sebagai generasi yang paling dekat dengan media sosial, kampanye pelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara yang paling sederhana yakni dengan mengunjungi hutan terdekat, seperti hutan kota, cagar alam, taman nasional, lalu kemudian kita bagikan ke media sosial dan ceritakan betapa indah hutan yang kita miliki.
-
Menceritakan hutan melalui kemampuan yang dimiliki
Sebagai seorang blogger sudah tentu aku dapat turut dalam menceritakan keindahan hutan Indonesia dan manfaatnya melalui tulisan yang dibagikan di blog. Tidak hanya melalui tulisan, kita pun dapat menceritakan hutan melalui puisi, video, atau seperti yang dilakukan Laleilmanino melalui lagu Dengar Alam Bernyanyi.
Lagu Dengar Alam Bernyanyi tak hanya memiliki kekuatan dari segi lirik dan aransemen lagu. Lagu Dengar Alam Bernyanyi juga divisualisasikan dengan sangat menarik melalui video resminya. Di dalam video, Laleilmanino digambarkan sebagai Orang Utan, tiga primata Indonesia yang harus dilindungi keberadaannya. Sementara itu, Sheila Dara Aisha diilustrasikan sebagai sosok peri hutan, Sang Penjaga Bumi. Sedangkan empat personil HIVI! digambarkan sebagai Burung Gelatik Jawa, salah satu fauna Indonesia yang populasinya mulai menyusut pesat dan terancam punah. Terakhir, Chicco Jerikho digambarkan sebagai tumbuhan yang memberikan banyak manfaat.
Nah, sambil mendengarkan dan meresapi lirik lagu Dengar Alam Bernyanyi yang dapat didengarkan melalui channel YouTube, Spotify, dan Apple Music ini, yuk kita kembali merenungi lagi, adakah upaya lain yang bisa kita lakukan lagi #UntukmuBumiku? Karena semakin banyak kita mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi maka akan semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan di Indonesia.
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)
(Alam pun bernada)
Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)
Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)
Referensi: hutanitu.id walhi.or.id greenpeace.org/indonesia goodnewsfromindonesia.id