NININMENULIS.COM – Indonesia kembali berduka. Gempa Cianjur telah memakan banyak korban dan tidak terhitung berapa banyak kerugian materiil dan immateriil yang ditanggung korban terdampak. Hingga Selasa (29/11) data korban meninggal sudah 271 orang, 9 orang masih dicari, dan 56 ribu orang mengungsi dari 15 kecamatan yang terdampak. Hingga saat ini masih banyak gempa kecil susulan, sehingga penduduk yang rumahnya masih bisa ditinggali pun belum berani kembali pulang. “Bencana boleh banyak, permasalahannya bagaimana kita berupaya agar tidak banyak jatuh korban, dan itu butuh kesiapan bersama,” buka Drs. Pangarso Suryotomo yang akrab disapa Papang, Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB saat di lokasi gempa Cianjur.
Menurut Papang, sebagai negara yang masuk dalam 10 besar negara dengan korban meninggal karena bencana terbesar, kita harus bergerak bersama untuk melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana. Dari website BNPB tercatat data selama tahun 2022 sejak Januari telah terjadi 3294 bencana alam dengan korban meninggal dunia 550 orang. Dari bencana alam yang terjadi, 24 diantaranya disebabkan faktor alam atau tektonik, sisanya meteorologi dan cuaca.
Melihat tingginya angka kebencanaan yang terjadi di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi dan penanganan bencana alam. Seperti yang kita tahu, setiap orang tanpa pandang bulu bisa menjadi korban bencana alam termasuk penyandang disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta). Meski BNPB sudah punya rencana mitigasi bagi kelompok disabilitas, namun dalam pelaksanaannya, hal ini tetap perlu pengawasan dari berbagai pihak. Lalu bagaimana mitigasi bencana bagi OYPMK dan penyandang disabilitas yang sudah dilakukan? Seberapa efektifkah langkah yang sudah dilakukan?
Untuk membahas hal tersebut pada Selasa (29/11) lalu, Ruang Publik KBR, Suara untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA) yang bekerjasama dengan NLR Indonesia mengadakan talkshow dengan mengangkat tema ‘Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OYPMK Dan Penyandang Disabilitas’. Dalam talkshow interaktif yang berlangsung selama satu jam itu menghadirkan dua narasumber, yang pertama Drs. Pangarso Suryotomo yang akrab disapa Papang (Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB) dan terakhir Bejo Riyanto atau Bejo Joss (Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (PELITA)), seorang penyandang disabilitas yang pernah terdampak bencana.
Talkshow ‘Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OYPMK Dan Penyandang Disabilitas’ ini dapat tonton melalui live YouTube Berita KBR. Talkshow ini juga dapat didengarkan di 105 radio jaringan KBR seluruh Indonesia, 104.2 MSTri FM Jakarta, dan live streaming via website kbr.id. Talkshow yang dipandu oleh Rizal Wijaya ini berlangsung interaktif, di mana kita dapat bertanya langsung melalui kolom chat di YouTube Berita KBR atau melalui telepon bebas pulsa di 0800 245 7893 dan di WhatsApp 0812 118 8181. Talkshow ini juga dapat disaksikan oleh para OYPMK dan penyandang disabilitas.
Contents