NININMENULIS.COM – Sebuah pesan singkat berupa ajakan untuk mengunjungi posyandu pada Kamis (6/4) lalu tersampaikan di gawaiku. Pesan ini dikirim oleh satgas khusus penanganan polio Desa Nanggerang, Kabupaten Bogor Jawa Barat sebagai upaya menyukseskan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN), untuk mencegah terjadinya kasus polio. Meskipun di Kabupaten Bogor tidak ditemukan kasus polio tetapi keseriusan penanganan pencegahan polio itu dilaksanakan secara optimal salah satunya melalui kegiatan vaksinasi serentak yang dilakukan di 101 puskesmas dan 5000 lebih posyandu yang tersebar di Kabupaten Bogor.
Di Desa Nanggerang sendiri imunisasi ini dilakukan di 5 posyandu dengan menyasar balita berusia 0-59 bulan atau 0-5 tahun. Kegiatan vaksinasi polio serentak di Kabupaten Bogor ini diadakan sebagai tindak lanjut surat edaran dari Kementerian Kesehatan tahun 2023 tentang pelaksanaan crash dalam rangka pencegahan penularan virus polio. Sehubung adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio terhadap tujuh anak pada 14 Maret 2023 di Purwakarta. Rencananya imunisasi ini akan dilakukan dua kali, berikutnya dilakukan pada bulan Mei 2023.
Contents
Ayo. Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap
Pekan Imunisasi Dunia sendiri diperingati setiap minggu terakhir di bulan April. Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan vaksin untuk melindungi kita dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk capaian eradikasi polio global, eliminasi campak rubella, dan PD3I lainnya. Ini tertuang dalam strategi pemerintah yang menempatkan imunisasi sebagai agenda utama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit yang berpotensi untuk Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sejalan dengan tema global Pekan Imunisasi Dunia tahun 2023 ‘The Big Catch Up’, pemerintah melaksanakan serangkaian kegiatan dengan tema nasional ‘Ayo. Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap’. Peringatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kembali kesadaran dan tindakan kolektif dari seluruh masyarakat untuk imunisasi.
Dapat dikatakan bila imunisasi merupakan perwujudan cinta kasih kita kepada keluarga dan orang sekitar untuk menghindari PD3I. Seperti yang dikatakan Dr. Sulistya Widada dari Direktorat Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, imunisasi hukumnya wajib karena telah diatur dan memiliki landasan hukum yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28B ayat 2 dan pasal 28H ayat 1, UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014, UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, dan Perda No. 23 Tahun 2014.
Sayangnya selama pandemi COVID-19 yang terjadi pada 2020-2021 telah memberikan dampak kurang baik terhadap cakupan imunisasi di Indonesia. Penurunan cakupan imunisasi dasar di Indonesia turun dari 93,7 persen di 2019 menjadi 82,8 persen di 2021, dengan jumlah anak yang tidak diimunisasi lebih dari 400 ribu anak. Kenyataan ini tentu tidak mengenakan dan Indonesia harus mengejar ketertinggalan tersebut. Mengapa imunisasi penting hingga pemerintah serius dalam penanganan hingga dibuatkan undang-undangnya?
Pentingnya Imunisasi Rutin Lengkap
Seperti yang dikutip dari website Kementerian Kesehatan RI, imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga jika suatu saat terpapar penyakit tersebut akan terhindar dan tidak membuatnya menjadi parah. Apabila cakupan imunisasi tinggi akan terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity juga untuk melindungi kelompok yang memiliki kontradiksi, misalnya lansia.
Menurut Dr. dr. Raihan, Sp.A(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi dasar lengkap yang telah kita kenal selamanya dapat mencegah menularnya berbagai penyakit berbahaya misalnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti:
-
Hepatitis B / sakit kuning / sakit liver dan kanker hati
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang sangat menular bahkan 50-100 kali lebih menular dari HIV. Menurut data WHO setiap tahunnya 600 ribu orang meninggal karena virus ini. Virus ini dapat menular melalui darah, suntikan, kulit, atau dari ibu hamil ke bayinya. Jarang orang ketahui kalau virus ini bila terinfeksi ke bayi 80-95 persen tidak menampakan gejala tapi bayi ‘sakit’ menahun tanpa diketahui. Baru 10-20 tahun kemudian terjadi kerusakan liver hingga kanker hati.
-
Tuberkulosis / TB / TBC
Ini penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ dan menyebabkan kematian. Biasanya tertular TB / TBC dari orang dewasa yang tinggal di sekitarnya.
-
Polio / lumpuh
Ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan dan cacat seumur hidup. Salah satu gejala polio yaitu lumpuh layuh. Lumpuh layuh merupakan kelumpuhan yang terjadi secara mendadak pada anak di bawah 15 tahun. Virus polio ini dapat menular melalui air atau makanan yang tercemar tinja yang terpapar virus. Untuk diketahui di dalam tinja, virus polio dapat bertahan hingga 100 hari.
-
Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri difteri yang menyerang semua usia, dan menyebabkan sesak napas hingga kematian. Difteri memiliki gejala-gejala seperti suara serak, sakit tenggorokan, nyeri menelan, sulit bernafas/sesak/sumbat, jalan napas atas, suara mendengkur, pembesaran kelenjar getah bening di leher, demam, tenggorokan dan amandel tertutup selaput abu-abu kotor dan berdarah saat disentuh. Angka kematian pada anak di bawah 5 tahun karena difteri 5-10 persen dan pada orang dewasa di atas 40 tahun sebanyak 20 persen.
-
Pertusis / batuk rejan / batuk 100 hari
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui percikan ludah saat batuk, bersin, dan berbicara. Batuk ini memiliki gejala yang sakit keras dan terus menerus, diawali tarikan nafas panjang melalui mulut seperti bunyi melengking. Jika tidak lekas ditangani akan menimbulkan komplikasi seperti sesak nafas, pendarahan pada mata, dan mal nutrisi.
-
Campak / morbili
Ini penyakit yang disebabkan oleh virus campak atau rubella, dan ditularkan melalui percikan ludah penderita pada saat batuk, bersin, dan berbicara. Penyakit ini memiliki gejala berupa demam disertai dengan timbulnya bintik kemerahan pada kulit.
-
Rubella
Ini jenis penyakit virus akut yang sangat menular dan menyerang semua usia. Penyakit ini menular melalui kontak langsung melalui percikan ludah (droplet) dengan masa inkubasi 14-21 hari, masa penularan 7 hari sebelum sampai 7 hari sesudah timbul ruam. Jika terkena virus ini tubuh akan mengalami gejala demam ringan, ruam merah mirip campak 2-3 hari hilang sendiri, pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga, leher belakang, dan sub oksipital. Satu kasus rubella dapat menularkan kepada 4-7 orang yang tidak kebal dan sebanyak 25-50 persen yang terinfeksi tidak menunjukan gejala. Jika menyerang ibu hamil akan berisiko besar terhadap janin yang dikandungnya.
-
Tetanus
Meskipun termasuk dalam penyakit tidak menular, penyakit ini memiliki gejala seperti kaku otot, kejang, dan anak tetap sadar. Tetanus ditularkan melalui kuman neonatorum. Kuman ini masuk melalui luka tusuk, patah tulang, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi, gigi berlubang, pemotongan tali pusat yang tidak steril, dan lain sebagainya.