Menjadi Generasi Sadar Energi Terbarukan

energi terbarukan bioenergi

NININMENULIS.COM – Dapat dikatakan kita termasuk generasi yang beruntung karena masih dapat merasakan bahan bakar dari energi fosil. Sedari kecil kita dimanjakan seakan-akan energi yang digunakan tidak akan pernah habis. Tapi sadarkah kita kalau cadangan sumber energi fosil yang Indonesia miliki kian menipis? Tanpa penemuan cadangan yang baru, energi fosil akan habis dalam beberapa tahun kedepan. Lalu saat Indonesia tengah sibuk mencari sumber energi baru, sebagai generasi muda apakah kita hanya berdiam diri? Saatnya sekarang kita menjadi generasi sadar energi terbarukan. Saat Indonesia tengah mencari alternatif energi baru, kita dapat melakukan hal sederhana untuk penghematan energi.

Untuk memahami lebih dekat dengan energi terbarukan, pada Jumat (17/11) kemarin, aku dan ke-50 blogger #EcoBloggerSquad mengikuti webinar yang mengangkat tema “Mengulik Energi Terbarukan yang Sedang Ramai Diperbincangkan” dengan menghadirkan narasumber Refina Muthia Sundari, Research Manager Traction Energy Asia. Selain memberikan gambaran umum mengenai energi terbarukan di Indonesia, dalam webinar yang berlangsung selama 120 menit itu juga dijabarkan upaya apa saja yang dapat kita lakukan sebagai generasi sadar energi.

Lebih Dekat dengan Energi Terbarukan

“Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang sudah tersedia dan cepat dihasilkan kembali, sehingga tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan,” buka Refina menjelaskan gambaran umum energi terbarukan. Sumber energi terbarukan yang kita kenal meliputi angin, matahari atau surya, gas bumi (geothermal), air, arus laut, dan bioenergi.

energi terbarukan bioenergi
Kelebihan dari energi terbarukan

Pemanfaatan energi terbarukan tersebut merupakan kunci dalam mengatasi krisi iklim, mengapa dapat dikatakan demikian? Pertama, energi terbarukan lebih rendah emisi. “Secara global, penggunaan energi terbarukan mampu menurunkan 1,25% emisi CO2 per kapita,” kata Refina. Emisi karbon atau emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi salah satu landasan dan pertimbangan utama dalam memanfaatkan energi terbarukan karena memiliki keterkaitan langsung dengan krisis iklim. Sumber energi terbarukan juga lebih sedikit polutan yang berbahaya bagi lingkungan, kesehatan, dan emisi GRK jika dibandingkan dengan energi fosil.

Kedua, energi terbarukan lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran udara dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan eksplorasi terus menerus. Lalu yang ketiga, bahan baku untuk pengolahan energi dari sumber terbarukan lebih murah mengingat sudah tersedia di alam secara gratis, melimpah, dan seringkali tidak memerlukan proses panjang dalam memperoleh bahan bakunya sehingga lebih murah dan efisien. Selain itu biaya pemeliharaan atau perawatan yang dibutuhkan energi terbarukan juga lebih murah sebab peralatan yang digunakan bisa dikatakan cukup sederhana.

Dan terakhir atau keempat, energi terbarukan memiliki potensi menyerap tenaga kerja baru dan berpotensi memunculkan sejumlah industri baru yang mampu menyerap tenaga kerja. Energi terbarukan juga mendorong masyarakat lebih mandiri energi, sebab tidak perlu lagi tergantung pada persediaan atau stok pasokan energi tak terbarukan yang dominan masih impor. Dengan demikian sudah tentu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan karena dengan terciptanya masyarakat yang mandiri energi bisa berdampak juga pada peningkatan belanja masyarakat di sektor lain.

energi terbarukan bioenergi
Efek energi terhadap krisis iklim

“Dukungan dan komitmen pemerintah sangat penting bagi implementasi energi terbarukan yang sangat bergantung kepada kebijakan dan ketidakpastian pasar,” lanjut Refina. Selain kebijakan Internasional, pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan Nasional terkait dengan transisi ke energi terbarukan. Beberapa kebijakan dan dukungan pemerintah untuk menyukseskan transisi energi ke energi terbarukan terlihat pada Kebijakan Energi Nasional yang dikeluarkan pada 2014, “saat itu sudah ada target bauran energi terbarukan termasuk energi baru mencapai 23% pada 2025 dan 31% pada tahun 2050 sepanjang keekonomiannya terpenuhi,” lanjutnya.

Selanjutnya Indonesia juga memiliki Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagai turunan dari Kebijakan Energi Nasional. Di sini secara teknis mengenai pedoman pengelolaan energi nasional. Dalam RUEN terdapat proyeksi dari pemodelan bauran EBT pada masing-masing energi terbarukan

Selain RUEN juga ada kebijakan teknis lainnya terkait implementasi energi terbarukan, yaitu Perpres No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. “Untuk sekarang yang masih menjadi perbincangan yaitu RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Bila RUU ini sudah disahkan akan memberikan kepastian hukum dan menjadi basis pemanfaatan sumber EBT untuk menggerakkan industri Nasional,” ucap Refina lagi.

Implementasi Energi Terbarukan di Indonesia

energi terbarukan bioenergi
Sumber energi terbarukan alternatif untuk bioenergi

Hingga saat ini Indonesia telah melakukan beberapa transisi bersumber dari energi terbarukan, seperti:

Energi panas bumi atau geothermal

Energi panas bumi merupakan sumber energi yang relatif ramah lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang dipompa ke dalam bumi oleh manusia atau sebab-sebab alami seperti hujan lalu dikumpulkan ke permukaan bumi dalam bentuk uap.

Biaya eksplorasi dan juga biaya modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandingkan pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan bakar fosil. Namun, setelah mulai beroperasi, biaya produksinya rendah dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

“Beberapa dampak yang perlu diantisipasi dalam pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi diantaranya, dapat mempengaruhi sumber daya air, emisi GRK dari proses ekstraksi panas bumi, potensi gangguan sistem geologis, dan merusak ekosistem,” tutur Refina.

Energi tenaga surya atau matahari

Di Indonesia implementasi energi terbarukan yang bersumber dari matahari atau tenaga surya dapat kita saksikan di PLTS Terapung Cirata. Energi tenaga surya merupakan energi yang berasal dari sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Meskipun memiliki jumlah tidak terbatas dan rendah emisi, namun yang perlu diantisipasi dari pemakaian energi tenaga surya yakni sangat tergantung pada kondisi cuaca dan biaya instalasi awal yang mahal.

Bioenergi

Bioenergi adalah energi terbarukan yang dihasilkan dari sumber biologis atau biomassa, umumnya berasal dari tanaman. Jenis biomassa yang cukup banyak digunakan sebagai sumber bioenergi, antara lain kayu, tanaman pangan, tanaman khusus energi, dan limbah hutan atau limbah pangan. Beberapa sumber bioenergi sangat tidak asing seperti kelapa sawit, kayu, tebu, dan minyak jelantah.

Sayangnya mengalokasikan bahan pangan untuk kepentingan energi dapat merampas kehidupan orang dalam mengakses pangan tersebut. Sehingga pengembangan bioenergi dinilai dapat menimbulkan masalah lingkungan dan mengancam ketahanan pangan.

Dari semua sumber bioenergi, Traction Energy Asia melihat bionergi yang bersumber dari minyak jelantah paling sedikit menimbulkan masalah lingkungan. Ini karena minyak jelantah merupakan limbah berbiaya murah dan rendah emisi GRK. Selain itu minyak jelantah memiliki komposisi kimia yang menyerupai minyak sawit sebagai bahan baku diesel.

Menurut data dari Traction Energy Asia, total potensi minyak jelantah dari Rumah Tangga dan Unit Usaha Mikro di Level Nasional adalah sebesar 1,2 juta kilo liter. “Nilai ini dari kenaikan konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga sebesar 2,32% per tahun selama 2015-2020,” imbuh Refina.

energi terbarukan bioenergi
Pengumpulan bioenergi minyak jelantah

Kendati demikian masih ada hal yang harus dipikirkan dalam pemanfaatan minyak jelantah, salah satunya mengenai pengumpulan minyak jelantah skala industri, termasuk logistik dan handling. Untuk itu perlunya usulan regulasi tata kelola dan tata niaga minyak jelantah.

Tindakan Sadar ‘Energi’

Setelah mengetahui dan paham bagaimana pentingnya transisi ke energi terbarukan serta bagaimana mencari sumber energi terbarukan, sebagai generasi muda yang peduli dengan krisis iklim, bagaimana upaya kita menjaga agar energi yang kita gunakan saat ini berkelanjutan hingga generasi berikutnya. Untuk itulah Refina memberikan beberapa hal mudah dilakukan agar kita semakin sadar ‘energi, caranya dengan:

  • Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan, rendah emisi, sekaligus bermanfaat menjaga kesehatan sebagai sarana olahraga mudah.

  • Menggunakan moda transportasi publik yang saat ini memiliki banyak alternatif pilihan.

  • Merencanakan perjalanan dengan efisien juga dapat mengurangi pemakaian energi yang digunakan selama perjalanan.

  • Mulai mengganti lampu di rumah dengan lampu LED yang hemat energi.

  • Tidak lupa untuk selalu menerapkan 3M yaitu Mematikan, Mencabut, dan Mengatur energi yang kita gunakan sehari-hari.

Setelah mengenal dan mengetahui bagaimana pentingnya sumber energi terbarukan, yuk mulai menjadi generasi sadar energi dari hal sederhana yang dapat kita lakukan.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

One thought

  1. Memang dari rumahlah awal kita hemat energi, dari rumah bisa lanjutkan kebiasaan baik di kantor hingga saat di luar rumah seperti mall, matiin lampu musola pagi hari atau cabut kabel kipas angin.

Leave a Reply