Kampanye Tenang Untuk Menang, Dukung Program Eliminasi Kanker Leher Rahim

kampanye tenang untuk menang
Menghadiri peluncuran kampanye Tenang untuk Menang pada Selasa (13/8) lalu (Foto: Dok. Pribadi)

NININMENULIS.COMHai Ladies, tahukah kamu kalau kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan? Dengan 36.964 kasus baru pada 2022, penyakit ini menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. Untuk menanggulangi penyakit mematikan ini, pada 2023 lalu, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.

Dan untuk mendukung RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia, MSD Indonesia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma pada Selasa (13/8) lalu, bertempat di Ballroom DJakarta Theatre, Jakarta Pusat, meluncurkan kampanye edukasi kesehatan bertajuk Tenang untuk Menang. Mengangkat tema Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim, peluncuran kampanye ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor. Mulai dari pemerintah diantaranya Pimpinan Komisi IX DPR, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, serta perwakilan komunitas.

Peluncuran Kampanye Tenang untuk Menang

kampanye tenang untuk menang
(Ki-Ka) George Stylianou, Emanuel Melkiades Laka Lena, dr. Yudhi Pramono, MARS, Shadiq Akasya, dan Dr. TB. Chaerul Dwi Sapta. SH., M.AP (Foto: Dok. Pribadi)

Kampanye edukasi kesehatan Tenang untuk Menang merupakan salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV, serta dampaknya bagi kualitas kesehatan generasi bangsa. Dalam peluncuran kampanye ini turut hadir George Stylianou (Managing Director, MSD Indonesia), Shadiq Akasya (Direktur Utama Bio Farma), Emanuel Melkiades Laka Lena (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI), dan dr. Yudhi Pramono, MARS (Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan) yang mewakili Menteri Kesehatan RI.

Menurut dr. Yudhi Pramono, MARS, salah satu pilar pelaksanaan RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim berupa kegiatan vaksinasi, skrining, dan tata laksana. “Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),” ungkapnya.

Pada BIAS 2023, beberapa kota di Indonesia telah berhasil mencapai target 90% cakupan imunisasi HPV untuk dosis pertama, dan 95 persen untuk dosis kedua. Namun, sejumlah besar kota masih memiliki cakupan yang rendah dan belum mencapai target. Menurut Yudhi, diperlukan upaya berkelanjutan dan peran aktif untuk membangun kesadaran masyarakat terkait urgensi imunisasi HPV.

Dukungan terhadap RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim disampaikan Emanuel Melkiades Laka Lena yang turut hadir sebagai narasumber pada acara ini. “RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023-2030 adalah langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, hingga individu di komunitas. Langkah ini merupakan bukti nyata komitmen kita untuk menyelamatkan perempuan Indonesia dari ancaman kanker leher rahim yang mematikan,” paparnya.

Untuk mendukung program RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim, Bio Farma akan terus berkomitmen untuk penyediaan vaksin yang diperlukan. “Selama 2023, pemerintah telah mencanangkan program eliminasi kanker serviks yang diintegrasikan dalam BIAS. Kami bekerja sama dengan MSD, sebagai perusahaan global yang sudah memiliki reputasi untuk melakukan transfer teknologi guna menghasilkan vaksin buatan dalam negeri yang berkualitas,” terang Shadiq Akasya.

Komitmen untuk mendukung target eliminasi kanker leher rahim juga disampaikan George Stylianou. Ia menyatakan, MSD terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mengeliminasi kanker leher rahim di Indonesia. Ia juga mengungkapkan, kampanye edukasi kesehatan Tenang untuk Menang yang diinisiasi MSD bersama Kementerian Kesehatan dan Bio Farma adalah ajakan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya melawan penyebaran kanker leher rahim, salah satunya dengan melakukan imunisasi HPV.

Vaksin HPV Gratis Bagi Anak Aman dan Berkualitas

kampanye tenang untuk menang
(Ki-Ka) Mesty Ariotedjo, Dr. TB. Chaerul Dwi Sapto, SH, M.AP, dr. Prima Yosephine, MKM, Dr. Santi Yanti Kalangi, S.Th M.Pd.K, dan Dr. Muhammad Hasbi S.Sos, M.pd. (Foto: Dok. Pribadi)

Untuk mengedukasi pentingnya imunisasi HPV, di acara yang sama juga diadakan talkshow dengan menghadirkan narasumber dari berbagai sektor. Pada talkshow pertama dengan moderator Mesty Ariotedjo menghadirkan empat narasumber, dr. Prima Yosephine, MKM (Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan), Dr. TB. Chaerul Dwi Sapto, SH, M.AP (Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Kementerian Dalam Negeri), Dr. Muhammad Hasbi S.Sos, M.Pd (Direktur Sekolah Dasar Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), dan Dr. Santi Yanti Kalangi, S.Th M.Pd.K (Kepala Sub Direktorat Pendidikan Menengah Direktorat Pendidikan Kristen Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama).

Dalam takshow pertama ini ditegaskan jika vaksinasi human papillomavirus (HPV) gratis yang dibagikan di program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dipastikan aman dan berkualitas baik, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Hal tersebut diungkapkan dr. Prima Yosephine sebagai respon dari adanya sejumlah orang tua yang meragukan keamanan vaksin tersebut, yang menganggap karena gratis akhirnya kualitasnya juga tidak terlalu baik. “Padahal yang kita sampaikan, yang kita berikan kepada masyarakat itu adalah sama persis dengan apa yang diberikan di layanan, di praktik teman-teman dokter,” ujar dr. Prima Yosephine .

Prima juga menjelaskan, semua vaksin yang diberikan saat BIAS, termasuk vaksin HPV, telah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan adanya izin tersebut, maka dapat dipastikan bahwa vaksin tersebut aman. Selain itu, dalam program Nasional tersebut, Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) juga dilibatkan, sehingga apabila ada keluhan setelah imunisasi, dapat segera melapor, kemudian akan ditindaklanjuti oleh para ahli.

Selain itu vaksin-vaksin tersebut juga gratis karena ditanggung oleh negara, sehingga orang tua rugi apabila melewatkan kesempatan tersebut untuk membuat anaknya sehat. Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa sejak pelaksanaannya secara nasional pada 2023, sebanyak 2,9 juta anak telah mendapatkan vaksin tersebut.

Cegah Kanker Leher Rahim dengan Vaksinasi

kampanye tenang untuk menang
(Ki-Ka) dr. Ivander Ramon Utama, F.Mas, SpOG, Msc, dr. Ellen Roostaty Sianipar, SpA(K), dan dr. Meilisa Handoko Wiyono (Foto: Dok. Pribadi)

Setelah mendapatkan informasi terkait imunisasi HPV yang dibagikan di program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pada talkshow kedua hadir tiga narasumber, dr. Ivander Ramon Utama, F.Mas, SpOG, Msc (Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan), dr. Ellen Roostaty Sianipar, SpA(K) (Dokter Anak Konsultan Neonatologi), dan dr. Meilisa Handoko Wiyono (Country Medical Lead MSD Indonesia) menjelaskan alasan mengapa kanker leher rahim sering disebut sebagai musuh wanita.

“Mungkin jawabannya sederhana, apakah ada yang ingin berteman dengan kanker serviks? Karena tidak ada yang mau berteman dengan kanker serviks, maka otomatis kanker serviks menjadi musuh bagi wanita Indonesia,” kata dr. Ivander Ramon Utama.

Saat membahas kanker leher rahim, kita sering menganggap bahwa penyakit ini hanya menyerang perempuan. Namun nyatanya virus ini tidak memandang jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan dapat terinfeksi virus HPV (Human Papillomavirus). Pada laki-laki, gejalanya bukan kanker leher rahim, tapi bisa berupa kanker penis atau kanker di ujung kemaluan laki-laki. Virus ini juga dapat menyerang daerah anus dan tenggorokan, terutama pada orang yang sering melakukan oral seks.

Namun berbeda dengan kanker umumnya, seperti kanker payudara yang sering kali tidak bisa dicegah karena faktor genetik, kanker leher rahim satu-satunya jenis kanker yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Sayangnya, banyak kasus kanker leher rahim baru terdeteksi pada stadium lanjut, ketika gejala mulai muncul, seperti perdarahan saat berhubungan suami istri, keputihan yang berlebihan dan berbau busuk, atau nyeri saat buang air kecil. Gejala di mana kanker sudah tidak bisa diobati dengan operasi dan harus diatasi dengan kemoterapi atau radiasi.

Untuk diketahui virus HPV tidak hanya ditularkan melalui kontak seksual, tapi juga melalui kontak non-seksual. Meskipun begitu, sebagian besar kasus kanker leher rahim memang disebabkan oleh kontak seksual genital dengan genital, bisa juga dengan antar genital dengan anus atau anogenital, bisa juga melalui urogenital atau dari oral seks. Melihat hal ini tanpa disadari, delapan dari 10 orang, baik perempuan maupun laki-laki, akan terinfeksi HPV sepanjang hidup mereka.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, segera lakukan vaksinasi terhadap anak-anak dan cucu-cucu kita. Virus HPV dapat menyebar sejak usia muda dan baru muncul sebagai kanker leher rahim ketika seseorang berumur 30-40 tahun. Karena kita tidak pernah tahu kapan mulai terkenanya, pencegahan dengan cara vaksinasi adalah langkah terbaik. Inilah alasan vaksinasi sebaiknya dimulai sejak usia dini, untuk mencegah infeksi di masa depan. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa efektivitas vaksin HPV mendekati 100 persen. Penting untuk diingat bahwa HPV adalah virus yang bisa dicegah dan dihentikan penyebarannya dengan vaksinasi.

Ayo kita vaksin HPV!

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

One thought

Leave a Reply