Menguatkan Kolaborasi Antar Generasi untuk Masa Depan Berkelanjutan di Desa Muncar

desa muncar
(Foto: IG @muncar_moncer)

NININMENULIS.COM – Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, terdapat sebuah kisah inspiratif yang tak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana kolaborasi antar generasi bisa menciptakan perubahan berkelanjutan. Desa Muncar, yang semula dikenal sebagai desa terpencil di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kini perlahan berubah menjadi desa yang diperhitungkan, berkat upaya seorang pemuda bernama Achmad Sofiyudin, atau yang akrab disapa Sofi.

Sofi bukanlah sosok yang asing dalam dunia pengembangan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pada usia 29 tahun, Sofi telah membawa Desa Muncar ke panggung internasional, memanfaatkan kopi Robusta sebagai komoditas unggulan untuk menumbuhkan ekonomi desa yang berkelanjutan. Namun, yang lebih penting dari sekadar meningkatkan pendapatan petani kopi adalah upaya Sofi dalam membangun kolaborasi antar generasi di desa ini. Melalui program-program inovatif dan kerja sama yang erat antar generasi, Sofi berusaha untuk menanamkan semangat kebersamaan dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Desa Muncar.

Mencari Jejak Keberlanjutan di Desa Muncar

desa muncar
Kopi Muncar Moncer (Foto: IG @muncar_moncer)

Kopi, bagi banyak orang, bukan hanya sekadar minuman yang menyegarkan, tetapi juga simbol dari perjuangan dan ketekunan. Di Desa Muncar, kopi Robusta telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Namun, seperti banyak desa lainnya, Desa Muncar juga menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan potensi alamnya. Kondisi geografis yang sulit dijangkau dan terbatasnya infrastruktur membuat banyak warga desa, terutama generasi muda, memilih merantau ke kota untuk mencari peluang yang lebih baik. Akibatnya, desa ini mulai kehilangan jiwa muda yang dapat membawa perubahan dan inovasi.

Sofi, yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Desa Gedong Pass, Semarang, Jawa Tengah pada 2018 Sofi dipercaya Astra menjadi fasilitator dan komite program Desa Sejahtera Astra (DSA) bagi Desa Muncar dan ketiga desa penyanggah lainnya, Desa Petarangan, Desa Danurejo, dan Desa Tlogowungu. Melihat potensi kopi yang dimiliki, Sofi mulai memikirkan cara untuk memanfaatkan kekayaan alam ini sebagai batu loncatan menuju desa yang lebih sejahtera. Namun, untuk mewujudkan itu, Sofi tahu bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian. Sofi merasakan kebutuhan mendesak untuk memberdayakan pemuda Desa Muncar.

Salah satu langkah pertama yang diambilnya adalah mengidentifikasi potensi besar yang tersembunyi di dalam desa ini, yaitu kopi Robusta yang sudah terkenal kualitasnya sejak masa VOC. Namun, meskipun kualitas kopi Desa Muncar telah diakui, petani kopi di sana masih mengolahnya dengan cara yang sangat tradisional. Mereka hanya memetik kopi, kemudian menjualnya mentah tanpa ada pengolahan lanjutan. Praktik ini membuat harga kopi tetap rendah, dan desa pun kesulitan untuk meningkatkan pendapatan dari komoditas ini.

Kolaborasi Antar Generasi, Kunci Membangun Keberlanjutan

achmad sofiyudin
Melibatkan peran serta pemuda Desa Muncar dalam membangun desa (Foto: Dok. Achmad Sofiyudin)

Sofi memahami bahwa keberhasilan membangun Desa Muncar tak hanya bergantung pada upaya individu, tetapi juga pada kekuatan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, ia mulai membangun sebuah jaringan kolaborasi antara para pemuda dan sesepuh desa. Kolaborasi ini bertujuan untuk menggabungkan kearifan lokal yang dimiliki oleh generasi tua dengan pengetahuan dan keterampilan teknologi yang dibawa oleh generasi muda.

Langkah pertama dalam membangun kolaborasi ini adalah mendirikan Koperasi Mulyo Migunani, sebuah wadah yang dikelola oleh masyarakat lokal. Koperasi ini tidak hanya berfokus pada pengolahan kopi, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip manajemen bisnis yang baik, mulai dari proses petik, pengolahan, hingga pemasaran produk. Dengan adanya koperasi ini, petani kopi di Desa Muncar mulai mengolah kopi dengan standar yang lebih profesional, menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi, dan menjualnya dengan harga yang lebih baik.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Sofi adalah membangkitkan rasa percaya diri di kalangan pemuda desa. Banyak pemuda yang merasa insecure dengan kondisi desa yang tertinggal dan merasa lebih baik merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Sofi menyadari bahwa untuk mengubah mindset ini, ia perlu membuat para pemuda kembali merasa bangga akan desa mereka dan memiliki peran penting dalam pembangunan desa. Ia ingin mereka tahu bahwa menjadi petani, terutama petani kopi, bukanlah pekerjaan yang rendah, tetapi sebuah profesi yang mulia dan bisa membawa kemajuan.

Melalui Program Bethari Sri, Sofi berhasil menyatukan para pemuda dan sesepuh desa. Program ini bertujuan untuk mengembalikan jati diri sebagai ‘pejuang desa’ yang peduli terhadap kelestarian alam dan budaya lokal. Para pemuda diajak untuk belajar tentang cara mengolah kopi dengan teknologi terbaru, tetapi juga diajarkan untuk tetap menghargai tradisi dan pengetahuan yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. Program ini tidak hanya membangkitkan semangat pemuda, tetapi juga menumbuhkan rasa hormat dan pengakuan terhadap pengalaman serta kearifan yang dimiliki oleh generasi tua.

Membangun Desa yang Kreatif dan Ramah Lingkungan

achmad sofiyudin
Keindahan alam Desa Muncar, Temanggung, Jawa Tengah (Foto: Dok. Achmad Sofiyudin)

Salah satu hasil nyata dari kolaborasi antar generasi di Desa Muncar adalah munculnya berbagai produk turunan dari kopi yang semakin meningkatkan daya tarik desa ini. Selain kopi, Sofi dan masyarakat Desa Muncar mengembangkan produk-produk lainnya, seperti gula semut organik, madu Klanceng, dan bahkan rempeyek dari daun kopi. Semua produk ini diolah secara ramah lingkungan dan menggunakan metode yang berkelanjutan, menjaga keseimbangan alam di sekitar desa.

Selain itu, kolaborasi ini juga melahirkan ide untuk mengembangkan wisata berbasis alam dan pertanian di Desa Muncar. Dengan keindahan alamnya yang luar biasa, seperti persawahan yang hijau, air terjun, dan pemandangan gunung yang menakjubkan, Desa Muncar memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata. Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kreativitas dan pemikiran segar dari para pemuda desa. Oleh karena itu, Sofi menciptakan ‘Creative Hub’, sebuah ruang yang menghubungkan generasi muda dengan alam dan memungkinkan mereka untuk berkreasi, berinovasi, dan menghasilkan ide-ide baru.

Creative Hub ini berfungsi tidak hanya sebagai tempat untuk berbagi ide, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas para pemuda desa dalam mengembangkan produk lokal dan wisata desa. Jembatan ramah lingkungan yang dibangun di area persawahan menjadi salah satu simbol nyata dari bagaimana keberlanjutan dan kreativitas bisa bersatu. Jembatan ini tidak hanya menjadi spot selfie yang menarik wisatawan, tetapi juga menjadi tempat di mana generasi muda dapat menyalurkan kreativitas mereka dan belajar untuk merawat alam secara bersama-sama.

Masa Depan Berkelanjutan untuk Desa Muncar

achmad sofiyudin
Achmad Sofiyudin bersama pemuda Desa Muncar (Foto: Dok. Achmad Sofiyudin)

Upaya Sofi dan masyarakat Desa Muncar tidak berhenti di situ. Program-program pemberdayaan dan pengembangan desa terus berjalan, dan hasilnya sudah mulai terlihat. Dari peningkatan harga kopi yang kini bisa mencapai lebih dari 60 ribu per kilogram, hingga meningkatnya jumlah pemuda yang kembali ke desa dan berpartisipasi dalam pembangunan, semua itu menunjukkan bahwa kolaborasi antar generasi di Desa Muncar mulai membuahkan hasil.

Sofi percaya bahwa keberlanjutan tidak hanya bergantung pada ekologi dan ekonomi, tetapi juga pada kemampuan untuk menjaga hubungan baik antar generasi. “Saya ingin menjadikan Desa Muncar sebagai desa ramah anak, ramah bermimpi, dan ramah berkreasi,” kata Sofi. Dengan semangat ini, ia bertekad untuk memastikan bahwa Desa Muncar akan tetap berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Indonesia.

Kolaborasi antar generasi di Desa Muncar adalah contoh nyata bahwa masa depan berkelanjutan bisa tercipta ketika semua pihak bekerja bersama, menggabungkan pengalaman dan inovasi, serta menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan. Desa ini, yang dulunya dianggap tertinggal, kini sedang bertransformasi menjadi desa yang penuh harapan dan peluang. Sebuah bukti bahwa bersama-sama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply