Merawat AKAR, Tumbuh Menjadi Blogger yang Berkarya Tanpa Batas di Era Digital

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital

NININMENULIS.COM – Aku menghela napas panjang sambil menatap layar laptop. Ada perasaan campur aduk, antara antusias mengikuti rangkaian acara hingga galau karena ada hal yang membuat penasaran, Benarkah ini menjadi The Last Annual BloggerDay? Atau seperti gosip yang beredar, Bloggercrony bubar?

Undangan resmi untuk menghadiri BloggerDay 2025 sudah mendarat di kotak masuk email sejak empat hari yang lalu, tetapi kali ini aku hanya bisa mengikutinya secara online. Awalnya, aku kecewa karena urusan keluarga menjelang Ramadan membuatku tak bisa hadir langsung. Namun, aku bertekad untuk tetap mengikuti acara ini, meskipun hanya dari balik layar virtual.

Tepat di Sabtu (22/2), sebelum waktu menunjuk pukul 13.00 siang, aku menyiapkan secangkir kopi favorit dan aneka kudapan sembari membuka link zoom yang sudah diberikan di WhatsApp Group BloggerDay 2025. Layar terbuka dengan tampilan suasana di lokasi acara dan wajah-wajah peserta online lainnya. Meskipun sinyal byar pet, tapi tak mengurangi antusias peserta online untuk mengikuti acara ini hingga akhir.

Perjalanan BloggerDay 2025

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
(Foto: Dok. Bloggercrony)

BloggerDay 2025 yang berlangsung 22-23 Februari 2025 ini bertempat di Yayasan Indah Berbagi (YIB), Saung Kampung Sawah, Parung Bogor. Yayasan Indah Berbagi adalah Lembaga non profit yang mempunyai misi menjadi yayasan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Yayasan Indah Berbagi bertujuan melahirkan ekosistem yang memberdayakan masyarakat pedesaan melalui program-program di bidang Keagamaan, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Pendidikan, dan Lingkungan.

Yayasan Indah Berbagi sebagai yayasan sosial di kabupaten Bogor, kecamatan Parung, mempunyai beberapa unit usaha ekonomi mandiri yang semuanya dikelola oleh relawan dan sebagian keuntungan usaha ini untuk mendukung kegiatan sosial yayasan. Unit usaha ekonomi mandiri yang mendukung kegiatan BloggerDay 2025 adalah Saung Kampung Sawah dan Warkop Boy. Selain menyediakan berbagai menu makanan dan minuman, Saung Kampung Sawah juga, menyediakan fasilitas menginap dan meeting room, baik yang bernuansa pedesaan ataupun ruangan berpendingin dengan fasilitas meeting room pada umumnya.

Setiap tahunnya, BloggerDay diselenggarakan sebagai penanda ulang tahun Komunitas Bloggercrony Indonesia yang lahir pada 24 Februari 2015, dan ini menjadi perayaan hari lahirnya yang ke-10 tahun. Sejak dirayakan pertama kali pada 2017, BloggerDay selalu mengangkat tema berbeda-beda di lokasi yang berbeda pula. Jika kilas balik ke belakang, pada 2017 BloggerDay diadakan di Kampoeng Wisata Rumah Joglo Bogor, pada 2018 di Asley Hotel Jakarta Pusat, Pada 2019 di Crown Hotel Bandung dan Trans Studio Bandung, pada 2020 hingga 2022 saat pandemic COVID-19 BloggerDay diadakan secara virtual.

Pada 2023 untuk pertama kalinya BloggerDay diadakan secara hybrid dengan mengambil dua tempat berbeda, untuk event online disiarkan langsung dari ICT Watch Jakarta dan Fun Camp di Puncak Halimun Bogor untuk yang offline. Setelah itu BloggerDay kembali diadakan secara hybrid dengan mengambil tempat di CARRO Square Pondok Indah Jakarta Selatan pada 2024 dan di Saung Kampung Sawah Parung Bogor di tahun ini.

Selebrasi BloggerDay 2025 dihadiri 100 BCCSquad, sebutan anggota Bloggercrony. Dengan perincian 38 orang hadir langsung di lokasi dan 70 orang lainnya tersebar di beberapa kota di Indonesia permasuk Palembang, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Lombok, dan Manado hadir secara online melalui aplikasi Zoom Meeting.

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Menghadiri perayaan BloggerDay melalui Zoom Meeting (Foto: Dok. Bloggercrony)

Tahun ini BloggerDay mengusung tema ‘Meneguhkan AKAR (Aktif, Kreatif, Adaptif, Relevan) dan Mengukir Jejak Digital’. Dengan harapan para blogger Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan dunia yang lebih terhubung, baik dalam bentuk artikel, video, atau media sosial. Dengan memberikan ruang bagi para blogger untuk memperdalam keterampilan, memperluas wawasan, dan mempererat kolaborasi. Melalui ajang BloggerDay nantinya Blogger memiliki kekuatan menghubungkan audiens yang berbeda, menginspirasi perubahan, dan memperkuat isu-isu penting yang menjadi perbincangan.

Jujurly ini menjadi ajang BloggerDay yang ‘paling’ membuat penasaran. Selain karena hastag #LastAnnualBloggerDay, tema yang disuguhkan membuat aku ‘sedikit mellow’, kilas balik ke belakang, jauh ke belakang lagi, ke masa-masa pertama kalinya membuat blog hingga akhirnya www.nininmenulis.com tetap eksis hingga kini.

Kilas Balik NininMenulis, Dari Benci Jadi Cinta

Aku seorang anak yang awalnya tidak gemar menulis, meskipun selalu mendapat nilai bagus saat membuat cerita dan menciptakan puisi saat sekolah. Saking tidak gemarnya menulis, aku memilih jurusan yang tidak ada mata kuliah Bahasa Indonesia, yaitu Jurusan Arsitektur.

‘Terjerumusnya’ aku ke dunia tulis menulis saat mulai bekerja disalah satu kantor media cetak yang terkenal saat itu. Dengan harapan dapat jalan-jalan gratis dan bertemu banyak artis top Ibu Kota. Tidak memiliki keahlian menulis sudah tentu banyak proses pembelajaran harus aku dilakukan. Dari yang awalnya tidak tahu kapan di/ke disambung atau pisah hingga tanpa sadar aku telah jatuh cinta dengan dunia ini. Dunia yang awalnya hanya ingin aku jadikan persinggahan ternyata mengantarkanku hingga hari ini.

Dan perasaan cinta ini baru aku sadari saat media cetak tempatku bekerja mulai tergerus perkembangan jaman. Aku tidak dapat membayangkan semengerikan apa duniaku jika tidak menulis. Saat itu isi kepalaku hanya satu, Aku ingin tetap menulis!

Aku masih ingat benar hari pertama memutuskan menjadi seorang blogger. Waktu itu semangatku menggebu-gebu, membayangkan diriku duduk di kafe estetik, membuat tulisan penuh inspirasi, lalu mendapatkan ribuan pembaca yang menunggu-nunggu postingan terbaruku. Nyatanya? Blog pertamaku berjudul ‘Catatan Lady Galau’ malah sepi seperti warung kopi di tengah gurun Sahara. Ternyata pengalaman belasan tahun menulis di media cetak tidak langsung membuat tulisanku diserbu pembaca.

Sejak saat itu, aku sadar bahwa nge-blog bukan sekadar hanya menulis. Lagi-lagi ada proses pembelajaran yang harus dijalani. Aku mulai belajar SEO, walaupun awalnya kukira itu singkatan dari ‘Sop Enak Oke’, belajar menulis yang menarik untuk media online, dan tentu saja, mulai mencari tahu apa yang sebenarnya dicari orang dari sebuah blog.

Bagiku salah satu tantangan terbesar jadi blogger adalah konsistensi. Berbeda saat bekerja di media cetak yang dituntut target tulisan setiap harinya, menulis di blog kadang hari ini semangat menulis membara, besok sudah malas buka laptop. Pernah suatu ketika aku bertekad untuk menulis blog setiap hari. Hasilnya? Hari pertama aku menulis 1500 kata penuh semangat. Hari kedua, 500 kata. Hari ketiga, malah binge-watching drama Korea sambil makan mie instan. Hari keempat? Blogku sunyi senyap seperti hati mantan yang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

Tidak jarang aku juga sering terjebak dalam ‘musim malas’. Kadang ide banyak, tapi malas nulis. Kadang mau nulis, tapi tidak ada ide. Pernah suatu kali, saking tidak ada ide, aku menulis blog berjudul ‘Kenapa Aku Nggak Punya Ide?’ yang ironisnya justru jadi salah satu tulisan paling banyak dibaca. Begitu spesialnya kata ‘menulis’ dengan semua proses pembelajaran itulah, aku menjadikannya nama blog yang sekarang, agar menjadi ajakan buat diri sendiri untuk konsisten menulis, Ninin Menulis!

Berjalannya waktu dengan banyak trial and error, aku mulai menemukan gaya penulisanku sendiri. Aku belajar tentang clickbait yang elegan bukan yang tipu-tipu, menyesuaikan gaya bahasa dengan jenis artikel, pembacanya, dan tentu saja, memahami algoritma Google yang lebih sulit ditebak daripada perasaan gebetan.

Dari menulis blog pun, aku mulai mendapatkan kesempatan lebih besar. Aku diundang menghadiri acara dan mendapatkan banyak job review. Perasaanku saat dihubungi pertama kalinya untuk menulis review sebuah produk, “ya ampun, aku merasa jadi blogger beneran!”

Tidak hanya dapat mengamankan pundi-pundi keuanganku melalui job review saja, beberapa penghargaan dari kompetisi menulis blog pun mempercayakan aku menjadi pemenangnya, seperti Blog Competition bersama AICE, Blog Competition bersama Indika Energy, Kompasiana Flash Blogging, Kompasiana Pecinta Kuliner WFH Event Blog Competition, NATSBEE Honey Lemon Blog Competition, Dokter Sehat Blog Competition, BSD City Digital Creator Blog Competition, hingga tidak hanya melalui tulisan di blog, aku pernah juga menjadi juara Virtual Challenge Energi Podcast Pertamina, lomba quote TSE Group Hari Anak Nasional di media sosial, dan DJIKP Social Media Competition.

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Belajar mengamankan data pribadi saat BloggerHangout 84 di CARRO Square (Foto: Dok. Bloggercrony)

Pernah punya pengalaman berada di media cetak yang akhirnya tergerus dengan kemajuan teknologi, sembari nge-blog pun aku membekali diri dengan pengetahuan di media sosial. Mengingat dunia digital berkembang sangat cepat, blog dan media online yang dulunya berjaya pun, mulai kalah saing dengan media sosial. Orang-orang lebih suka membaca caption pendek di Instagram katimbang artikel yang panjang. Pernah ada masa aku berpikir, “Haruskan aku menyerah dan beralih sepenuhnya ke media sosial saja?”

Tapi kemudian aku sadar, blog masih punya tempatnya sendiri, asal kita bisa beradaptasi. Aku mulai menggunakan media sosial untuk mempromosikan tulisanku. Aku membuat micro blogging ringkas dari blogku, dan ternyata cara ini cukup efektif menarik pembaca baru. Bahkan, aku mulai membuat konten video pendek di Reel dan TikTok yang membahas topik blogku dalam versi lebih ringan dan menghibur.

Aku yang dulunya mengira nge-blog hanya soal menulis, kini mulai siap menjadi blogger di era digital. Blogger yang tahu bagaimana cara merawat AKAR untuk tetap Aktif, Kreatif, Adaptif, dan Relevan.
Aktif dalam mengelola blog dan terus berbagi konten.
Kreatif dalam menyajikan tulisan dan konten agar tetap menarik.
Adaptif terhadap perubahan tren digital.
Relevan dengan kebutuhan pembaca agar tetap diminati.

Kini, aku masih nge-blog, tapi dengan strategi yang lebih matang. Aku belajar bahwa menjadi blogger bukan sekadar menulis, tapi juga membangun koneksi dan terus berinovasi. Siapa sangka, dari sekadar curhat galau, aku bisa sampai di titik ini? Dengan kemajuan teknologi dan media sosial, aku pun bisa berbagi tulisan, video, hingga konten interaktif tanpa batas! Terpenting, jangan malas untuk belajar dan mengembangkan diri, karena berkarya itu tak terbatas hanya pada satu platform. Dan salah satu wadah tempatku belajar di komunitas blogger Indonesia seperti Bloggercrony.

Tentang Komunitas Bloggercrony Indonesia

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Susunan kepengurusan Komunitas BloggerCrony 2024-2027 (Foto: Dok. Bloggercrony)

Terbentuknya Komunitas Bloggercrony Indonesia berawal dari ‘keisengan’ tiga pendirinya, Wawa, Satto Raji, dan Annesa Nisa. Di awal pendirian belum ada yang namanya proyek menghasilkan materi. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat workshop, meningkatkan kemampuan hingga akhirnya bisa berdaya bersama blogger lainnya. Dalam perjalanannya, Bloggercrony menjadi salah satu komunitas yang sudah mempunyai legalitas Kemenkumham di 2018 dan ini salah satu batu loncatan agar dapat terus menemani para blogger yang memiliki kredibilitas.

Mengusung slogan Blogging – Networking – Empowering banyak program dan kegiatan seru yang dihadirkan untuk memfasilitasi anggotanya, mulai dari #BloggerHangout yang merupakan workshop dengan tema berbeda-beda yang kehadirannya selalu ditunggu setiap bulannya, #BloggerCare yang menjadi ajang berbagi, #BloggerView merupakan program kerjasama berbayar, dan #BloggerPreneur yang diperuntukan untuk blogger pemilik usaha.

Para BloggerPreneur ini memiliki andil besar dalam mendukung dan mensukseskan terselenggaranya BloggerDay. BloggerPreneur pendukung hadiah acara BloggerDay 2025 di antaranya, Zindo Mart Toko aneka kurma, madu, dan oleh-oleh haji & umroh, Bukufaridapane koleksi novel berbagai genre, spray deodoran tawas kalium Milla Vanilla Hand Made Product, produk dekorasi dinding, tote bag, tumbler, gelas, dan pernak-pernik menarik dari Kamiya Project.

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Para sponsor yang turut mensukseskan BloggerDay 2025 (Foto: Dok. Bloggercrony)

Selain keempat program utama tersebut, Bloggercrony juga memiliki kegiatan rutin yang terjadwal, seperti #BWTuesday, di mana setiap Selasa, para blogger bisa saling blog walking secara sehat di WhatsApp Group. #InspirasiKamis, sesuai dengan namanya merupakan kegiatan yang diadakan setiap Kamis dengan mempromosikan konten blog organik di Fanpage Bloggercrony Community, #MarketDay, diadakan setiap Sabtu, dimana para BloggerPreneur dapat mempromosikan usahanya di WhatsApp Group Bloggercrony, dan #Updateblog menjadi kegiatan rutin setiap hari di mana blogger dapat berbagi tautan artikel di grup Facebook Bloggercrony.

Hingga kini Bloggercrony telah memiliki lebih dari 2500 anggota di seluruh Indonesia, 450 anggota aktif di WhatsApp Group dengan pengurus inti dan eksekutif yang menemani blogger setiap tahunnya. Dan pada BloggerDay tahun ini diumumkan pembaruan struktur kepengurusan periode 2024-2027. Anesa Nisa dan Satto Raji yang sebelumnya menjabat sebagai Founder dan Co-Founder kini resmi menjadi Pembina komunitas, bersanding dengan para pengawas komunitas, Intan Rosmadewi dan Anwar Natari. Sementara dalam struktur kepengurusan dipimpin oleh Fawwaz Ibrahim (Direktur Eksekutif), yang didukung oleh jajaran manajer antara lain: Risalah Husna (Manajer Keuangan), Akbar Muhibar (Manajer Program dan Kreatif), Bowo Susilo (Manajer SDM), dan Efa Butarbutar (Manajer Kemitraan).

Selain susunan kepengurusan organisasi, saat BloggerDay 2025 juga diumumkan bahwa ini menjadi terakhir kalinya perayaan hari jadi Bloggercrony yang diadakan tahunan, kedepannya menjadi tiga tahunan, sesuai dengan masa periode kepengurusan organisasi (2024-2027). Untuk BloggerDay berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada 2028 dengan konsep yang sama dan berlangsung di lokasi yang berbeda dari sebelumnya.

Akhirnya terjawab sudah kegalauan sebelum acara berlangsung. Jadi tidak benar yang mengatakan Bloggercrony bubar, yang ada semakin besar dan semakin banyak memberikan kesempatan para blogger untuk belajar dan menemukan strategi terbaik dalam menghadapi tantangan nge-blog di era digital. Dan aku pun dapat mengikuti rangkaian acara BloggerDay 2025 dengan hati yang lega.

Rangkaian Acara BloggerDay 2025

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Ki-Ka Fawwaz Ibrahim, Satto Raji, Ade Subagyo, dan Harry Wahyudi (Foto: Dok. Bloggercrony)

Acara yang berlangsung selama empat jam dan dipandu oleh Febria Silaen ini berlangsung meriah. Meskipun menyaksikan secara virtual, aku tetap dapat merasakan suka cita yang mendalam. Setelah sambutan dari Ketua BloggerDay 2025, Satto Raji dan Direktur Eksekutif, Fawwaz Ibrahim, dilanjutkan dengan welcome speech oleh Ade Subagyo selaku Ketua Yayasan Indah Berbagi (YIB) yang memperkenalkan YIB dan visi misinya untuk melengkapi sesi BloggerView di BloggerDay 2025.

Setelah update Komunitas Bloggercrony 2025 oleh Wawa, Pembina Komunitas Bloggercrony Indonesia, momen manis pun tercipta saat Andini Harsono yang menjadi Ketua BloggerDay tahun lalu hadir membawa kue ulang tahun. Dari depan laptop spontan aku berkata, “ciee satu dekade!”

Rangkaian acara inti berikutnya yang menambah ilmu dan wawasan berharga bagi aku datang dari sesi inspiratif Harry Wahyudi S.Kom, C.NLP, Pembina Youth Skill Foundation, yang membahas tentang Jalan Kreatif dengan Mengenal Diri. Sesi ini menjadi bagian istimewa dari BloggerHangout ke-89 dalam rangkaian BloggerDay 2025.

Menariknya, konsep AKAR (Aktif, Kreatif, Adaptif, Relevan) yang menjadi tema acara justru berakar pada seberapa baik kita mengenal diri sendiri. Pernah mendengar tentang limiting belief? Ini adalah keyakinan yang tanpa sadar membatasi potensi kita. Sama seperti tantangan yang aku hadapi sebagai blogger, ketiadaan ide dan terjebak dalam ketidak konsistenan. Di era digital yang bergerak cepat, tantangan semacam ini mungkin akan semakin banyak. Namun, jika ingin menjadi AKAR, kita harus berani mengatasinya.

Sebagai manusia, kita diberi anugerah kebebasan untuk memilih sudut pandang. Tantangan dalam perjalanan menjadi blogger bukanlah hambatan jika kita melihatnya dengan perspektif yang positif. Alih-alih menyerah dan menghindar, kita bisa mencari solusi. Sebaliknya, jika memilih sudut pandang negatif, tantangan justru akan menjadi penghalang besar yang membuat kita berhenti melangkah dan akhirnya, menyerah menjadi satu-satunya pilihan. Jangan takut dengan perubahan, perubahan adalah sesuatu yang tak terelakkan. Hal terpenting bukanlah berusaha menghindarinya, melainkan bagaimana kita beradaptasi agar tidak hanyut dalam derasnya perkembangan jaman.

Dan terkait dengan BloggerDay 2025, setiap tahunnya diumumkan blogger yang paling konsisten dalam menulis serta #UpdateBlog untuk dinobatkan menjadi The Most Wanted Blog Award. Tahun ini dimenangkan oleh Lazwardy Perdana Putra, pemilik blog www.lazwardyjournal.com yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

merawat akar, tumbuh menjadi blogger yang berkarya tanpa batas di era digital
Peserta offline foto bersama di Saung Kampung Sawah, Parung, Bogor (Foto: Dok. Bloggercrony)

Sesi selanjutnya sudah pasti tidak kalah seru, yaitu lucky draw yang berhadiah e-wallet bagi peserta online yang beruntung. Sementara peserta yang hadir  di lokasi berkesempatan mendapatkan hadiah berupa coaching bersama Tripel C atau Canva Creative Class, Tuty Queen dan Moh. Suharsono penulis buku puisi Ublik. Serta sesi konseling grafologi bersama Diana Balienda setelah rangkaian acara hybrid selesai berlangsung.

Usai sesi coaching, peserta offline berkumpul dan berbincang sambil karaoke bersama. Dan keesokan harinya, para peserta BloggerDay 2025 seseruan lagi mengikuti workshop DIY souvenir lilin dari minyak jelantah dengan mentor Rendi, Relawan YIB. Semua peserta offline yang hadir langsung pun berkesempatan mendapatkan akomodasi berupa penginapan berkonsep saung pedesaan dan juga sajian berbagai menu kuliner bernuansa pedesaan khas Parung, Bogor dari Saung Kampung Sawah dan Warkop Boy. Ah, irinya aku! Andaikan dapat hadir langsung di lokasi acara.

Tidak terasa empat jam berlalu, dan rangkaian acara BloggerDay dalam rangkan ulang tahun Komunitas Bloggercrony Indonesia ke-10 secara hybrid pun berakhir. Aku menutup laptop dengan senyum lebar, menyadari bahwa meski hanya hadir secara online, BloggerDay 2025 tetap menjadi pengalaman luar biasa. Aku mungkin tak bisa berada di sana secara fisik, tapi semangat dan koneksi yang terjalin tetap terasa nyata. Aku pun semakin bersemangat untuk terus berkarya tanpa batas di era digital!

Sampai Jumpa di BloggerDay 2028!

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply