Kenan mungkin bukan nama besar di industri kopi nasional. Namun bagi petani kopi di Kepahiang, ia adalah simbol harapan baru. Seseorang yang tidak hanya memahami cita rasa kopi, tapi juga memahami denyut nadi petaninya. Ia adalah bagian dari inisiatif Kopi Kearifan Lokal, sebuah gerakan yang mengajak masyarakat kembali pada akar, pada kearifan leluhur, dan pada cara-cara tradisional yang ramah alam dan manusia.
Category: Green Living
Gunungkidul, Yogyakarta, selama puluhan tahun identik dengan cerita paceklik, lahan karst yang gersang, dan retakan tanah yang menganga setiap kemarau. Bagi sebagian besar orang, daerah ini hanyalah hamparan panas dan keterbatasan. Namun, di balik teriknya matahari dan kerasnya tanah batu kapur itu, lahir sebuah kisah yang mengubah pandangan banyak orang. Cerita tentang 500 bibit lidah buaya yang menumbuhkan lebih dari sekadar tanaman, ia menumbuhkan harapan.
Festival ini terasa seperti perayaan lintas disiplin, seni, lingkungan, pangan, dan budaya yang saling terikat satu dengan lainnya tanpa sekat. Ada diskusi publik, bazar produk ramah lingkungan, lokakarya interaktif, hingga nobar Mendadak Sinema yang menampilkan film pendek Endo Betenun dari Kalimatan Barat. Dari semua rangkaian acara, salah satu yang paling menarik perhatian aku yakni Workshop Kolase Protect & Restore Local Food, sebuah sesi yang terasa unik karena menggabungkan ekspresi seni dengan pesan keberlanjutan.
Di ujung rak lemari, seringkali tersembunyi tumpukan kaus usang. Entah itu goody bag dari suatu acara yang warnanya sudah pudar, oleh-oleh reuni angkatan yang tak lagi muat, atau sekadar kaos harian yang bolong di bagian ketiak. Satu dua masih dipakai buat tidur, sisanya entah menunggu diangkut kemana. Membuangnya terasa berdosa, menyimpannya bikin sesak lemari. Maka, inilah saat yang tepat untuk mengenalkan misi mulia dengan menyulap kaos bekas menjadi keset multifungsi. Bukan hanya lantai jadi bersih, tapi juga hati lega karena turut menjaga bumi.
Di tengah semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat, inovasi dalam dunia makanan dan minuman pun semakin banyak bermunculan. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah Aloe Liquid, sebuah produk minuman kesehatan yang diciptakan oleh Alan Efendhi. Dengan menggabungkan dua bahan alami, aloe vera dan stevia, Aloe Liquid bukan hanya menawarkan rasa yang segar dan enak, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Lebih dari itu, produk ini juga didesain dengan prinsip keberlanjutan yang mendalam, baik untuk kesehatan tubuh maupun lingkungan sekitar.
Indonesia, negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, sedang menghadapi dua masalah besar yang saling bertolak belakang namun sering terlupakan, sampah makanan dan kelaparan. Sementara sebagian orang menikmati keberlimpahan pangan, di sisi lain, hampir 20 juta orang Indonesia masih hidup dalam kelaparan atau kekurangan gizi. Fakta yang mencolok ini memunculkan sebuah dilema besar, yaitu pemborosan makanan yang justru berakhir sebagai sampah, sementara masih ada banyak pihak yang membutuhkan. Menanggapi isu ini, Garda Pangan, sebuah gerakan sosial yang didirikan pada 2017, hadir dengan misi besar, mengurangi sampah makanan sekaligus mengentaskan kelaparan melalui solusi berkelanjutan.
Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, terdapat sebuah kisah inspiratif yang tak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana kolaborasi antar generasi bisa menciptakan perubahan berkelanjutan. Desa Muncar, yang semula dikenal sebagai desa terpencil di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kini perlahan berubah menjadi desa yang diperhitungkan, berkat upaya seorang pemuda bernama Achmad Sofiyudin, atau yang akrab disapa Sofi.
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang selalu berdenyut, di mana suara klakson kendaraan dan debu jalanan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terdapat sosok yang berani melawan arus. Dalam kondisi polusi yang membayangi, ada satu individu yang berjuang untuk menerangi jalan menuju kesadaran lingkungan. Dia adalah Adhitya Putra Lanae, seorang aktivis lingkungan yang menginspirasi banyak orang melalui kiprahnya dalam memperjuangkan perubahan iklim.
Untuk menyelami lebih dunia kopi, pada Minggu (27/10) lalu, aku beruntung turut hadir dalam Eco Blogger Squad Program #1: Nature’s Bounty: When Young People Craft Sustainable Wonders with Local Coffee #KopiLokalJuara, bertempat di Anomali Coffee Setiabudi One, Jakarta Selatan. Banyak keseruan dan informasi seputar kopi tersaji di acara tersebut. Mulai dari bagaimana ekonomi restoratif hadir mengubah cara kita dalam memproduksi dan menikmati kopi, hingga mengetahui cara seduh kopi manual yang nikmat.
Suatu kehormatan dapat menjadi bagian dari peserta yang turut hadir dalam Digital Creator Gathering. Di sini kita belajar langsung mulai bagaimana mengoptimalkan SEO (Search Engine Optimize), memaksimalkan media sosial, hingga berkontribusi terhadap lingkungan seperti yang telah diterapkan Sinar Mas Land di BSD City. Dalam gathering yang berlangsung hingga pukul 12 siang itu, Sinar Mas Land menghadirkan empat narasumber. Pada sesi pertama ada presentasi Reducing Carbon Emission through Green Initiative Program in BSD City oleh Sessario Bayu, Green Initiative Sinar Mas Land, disambung workshop SEO dipandu oleh Jesslyn Marvella, Website Channel Specialist Sinar Mas Land, dan terakhir di workshop Make Your Video Stand Out on Social Media menghadirkan Winarso Nugroho, Creative Head Sinar Mas Land dan Vipriyanti seorang Content Creator sebagai narasumber.