Belajar Kebaikan Alami dari Mbah Man

 

NININMENULIS.COM –Dari tadi di sini Nin, kirain ada di mana,” ucap rekan kerja saya yang seorang fotografer. Saya hanya mengangguk dan mengiyakan dengan lirih. Melihat saya yang ingin sendiri, ia pun meninggalkan saya yang saat itu tengah berada di teras bekas rumah penjaga Candi Penataran, Blitar Jawa Timur.

Kala Itu

Kala itu saya bersama seorang fotografer tengah diundang salah satu grup hotel legendaris untuk meliput salah satu propertinya di Blitar, Jawa Timur. Tugas meliput hotel dan resort bagi jurnalis properti seperti saya biasanya membawa keceriaan tersendiri, karena selain bekerja kami bisa sekaligus jalan-jalan dan menikmati semua fasilitas yang disediakan hotel. Tapi tidak sepenuhnya kali ini. Mengapa?

Sejak tiba di Candi Penataran pagi harinya, entah sudah keberapa kali saya bolak-balik kamar mandi. Posisi kamar mandi berada di area bekas rumah penjaga yang posisinya paling belakang dan pojok dari lokasi candi utama. Rasa ‘berontak’ di dalam perut menutupi rasa takut akan suasana sepi dan kondisi rumah yang sudah tidak berpenghuni. Kehadiran saya di Candi Penataran untuk memotret Lost Temple Private Dinner yang menjadi salah satu fasilitas unggulan pihak hotel. Meskipun dikatakan untuk dinner, kami harus sudah stand by di candi sejak pagi hari untuk men-setting semua yang dibutuhkan di sore menjelang malam. Cuaca rupanya tidak bersahabat kala itu, hujan turun tak henti-henti setibanya kami di candi – ditambah perut saya yang ‘berontak’. Itulah mengapa saya bisa ‘mojok’ sendirian di salah satu sudut lokasi candi, mencoba meredakan ‘pemberontakan’ sekaligus menunggu hujan reda.

Romantisnya Makan Malam di Candi Penataran
Ternyata ada cerita tentang kebaikan alami di balik pemotretan di Candi Penataran

Selepas siang, hujan tidak juga reda. Hidangan tradisional lezat yang dihantarkan pihak hotel sebagai makan siang ternyata tidak juga membuat perut saya bahagia.

“Mending kamu balik ke hotel Nin. Nggak apa-apa, saya banyak yang bantuin di sini,” kata fotografer saya yang biasanya paling ‘manja’ selalu minta ditemani di banding fotografer lain yang ada di media tempat saya bekerja saat itu.

Rahasia Mbah Man

Rencana istirahat di kamar ternyata tidak membuahkan hasil. Rasa ‘berontak’ di perut tak kunjung mereda. Rasa ‘berontak’ di perut yang saya alami kali ini tidak seperti biasanya, semua gejala sakit perut seakan saya rasakan bersamaan, mulai kembung, melilit, kram, diare, semuanya seakan kompak hadir dan meminta perhatian.

Tok…tok…tok….  “Room service,” sahut suara dari luar pintu. Dengan sedikit ‘menyeret’ tubuh saya pun membuka pintu yang telah berdiri seorang waiter mengingatkan bila waktunya Afternoon Tea & Cake.

Hotel tempat saya berada ini terkenal akan kekhasannya dalam memadukan budaya tradisional, jadi tak heran bila arsitektur, interior, food & beverage, dan semua fasilitasnya menggunakan keaslian budaya Indonesia. Afternoon Tea & Cake merupakan fasilitas yang disediakan hotel di sore hari sekitar pukul empat untuk menikmati sajian minuman dan makanan kecil khas Indonesia di salah satu corner yang dinamai Waroeng. Untuk memberikan rasa ‘kampung’ yang sangat Indonesia, seorang tua yang ahli dalam meracik minuman dan makanan tradisional khusus dihadirkan di sini. Ia bernama Mbah Man, mungkin usianya sudah 80 tahun seusia dengan kakek saya, dan sepertinya saya harus menjadi cucu durhaka kali ini karena telah menolak sajian yang telah disiapkan Mbah Man di Waroeng melalui waiter yang memanggil saya.

Tok…tok…tok….. “Room service,” setelah beberapa saat dari ketukan pertama, lagi-lagi pintu kamar saya  diketuk. Sedikit menghela nafas dan mengumpulkan kekuatan yang tersisa saya membuka pintu yang telah berdiri si waiter tadi dengan Mbah Man di sampingnya.

“Iki ono wedang rempah racikane si Mbah, kuwe umbe yo nduk, mugi-mugi waras wetenge,” ucap si Mbah dengan logat Jawanya yang ketal.  Dan saya pun menerima nampan berisi makanan dan minuman dari si waiter. Perut yang kosong karena bolak-balik kamar mandi membuat saya tertarik meminum wedang rempah yang disajikan Mbah Man di wadah tanah liat, sebelum akhirnya saya kembali ke tempat tidur.

Tok…tok….tok….. “Niiinn,” suara dari luar pintu memanggil nama saya. Saya bergegas bangun dan membukakan pintu untuk fotografer saya yang telah kembali dari pemotretan di Candi Penataran dan mengajak saya makan malam. Hampir semua hidangan makan malam bisa saya lahap saat itu. Sakit yang dirasakan berkurang intensitasnya, dapat dikatakan mulai berangsur sembuh. Sembari menikmati hidangan tak lupa saya berniat menemui Mbah Man keesokan hari untuk berterimakasih atas kiriman wedang rempahnya yang membuat kondisi perut saya membaik.

Siang keesokan harinya Mbah Man tengah asik merebus rempah-rempah yang tertata di samping kuali miliknya saat saya datang dan duduk di bangku panjang yang terletak tak jauh dari tempatnya beraktivitas.

“Terima kasih wedang rempahnya kemarin Mbah,” ucap saya.

“Ooh, nggeh-nggeh. Weis mari toh nduk,” sahut si Mbah yang kemudian saya iyakan.

“Rahasianya apa sih Mbah?” saya bertanya sembari mendekati si Mbah yang tengah asik dengan berbagai rempah-rempahnya.

“Ora ono rahasia opo-opo,” sahut Mbah Man mengambil satu rimpang rempah seperti kunyit yang oleh si Mbah disebut temulawak. Temulawak, yang selama ini hanya saya dengar namanya dan kini telah saya rasakan langsung khasiatnya.

Kebaikan Temulawak

Mengutip kata Mbah Man, temulawak itu ‘akar ajaib’. Kenapa disebut demikian? Khasiat yang terkandung di dalam temulawak sangatlah banyak dan luar biasa mujarab. Temulawak ini memiliki banyak nama keren seperti Curcuma, Curcuma de Java, Java Turmeric, Safran des Indes, Temu Lawas, dan masih banyak lagi. Temulawak ini mampu membantu mengobati beberapa jenis penyakit, salah satunya gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome) seperti yang saya alami saat itu – iritasi ini saya ketahui setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut sekembalinya ke Ibukota. Selain sindrom iritasi usus besar, temulawak juga dapat mengobati gangguan kantong empedu, dan penyakit liver Kondisi ini umumnya diiringi gejala-gejala seperti kembung, nyeri ulu hati, dan mual.

Banyak Manfaat yang kita dapat dari Temulawak

Tidak hanya belajar khasiat temulawak, saya pun belajar bagaimana meracik temulawak sehingga menjadi minuman yang bermanfaat bagi kesehatan. Jadi mulai sore itu saya pun menikmati wedang temulawak hasil racikan sendiri hasil belajar dari Mbah Man.

Perut Sehat, Hati Senang

Pernah merasakan sakit perut yang luar biasa atau yang istilah kedokternya sindrom iritasi usus besar saat beraktivitas membuat saya menaruh perhatian lebih pada kesehatan terutama area perut. Rahasia temulawak untuk perut sehat dari Mbah Man terus saya bawa setibanya di Jakarta. Saya pun rutin memasukkan racikan temulawak sebagai minuman sehari-hari selain makanan yang banyak mengandung serat dan bergizi tinggi.

Tidak hanya dari asupan yang masuk, saya pun mulai aktif mencari aktivitas olahraga yang membuat perut sehat. Melakukan olahraga untuk menyehatkan perut memberi banyak manfaat seperti menjaga kestabilan tubuh, memperbaiki postur, dan memperbaiki keseimbangan.  Beberapa latihan dalam olahraga yang dapat menyehatkan dan membentuk perut yakni plank, crunch, sit up, bicycle crunch, dan lain sebagainya.

Saya suka menambahkan berbagai topping ke dalam Herbadrink Sari Temulawak

Namun untuk hidup sehat butuh konsistensi yang tinggi jika tidak semua latihan dan asupan yang masuk kembali tidak terkendali, yang efeknya membuat sakit kembali menyerang. Membuat racikan temulawak sehari-hari secara konsisten itu tidak mudah. Aktivitas yang padat ditambah rasa malas yang tiba-tiba menyerang, belum lagi sering lupa membeli temulawak di pasar jika persediaan di rumah telah habis adalah beberapa kendala yang saya hadapi.

Untung saja Herbadrink mengeluarkan varian Sari Temulawak yang membantu sekali di tengah aktivitas saya yang padat. Di Herbadrink Sari Temulawak, saya kembali merasakan kebaikan alami yang pernah Mbah Man ajarkan kepada saya saat itu. Dapat dibilang setiap hari saya selalu menikmati kebaikan alami dari Herbadrink Sari Temulawak, bahkan setelah atau di tengah olahraga. Ini di karenakan sari temulawak dalam Herbadrink mengandung curcumin yang setara dengan 100 mgh fenibutazon, sejenis senyawa yang dapat mengurangi radang dan nyeri sendi.

Herbadrink Sari Temulawak pun dapat dinikmati dengan berbagai cara, panas atau dingin semuanya sama-sama nikmat. Kalau udara dingin, saya senang menikmati Herbadrink Sari Temulawak panas-panas dalam cangkir. Jika udara panas saya suka menambahkan es batu dengan berbagai topping seperti jelly dan buah yang akan membuat Herbadrink Sari Temulawak semakin segar.

Selain Sari Temulawak, Herbadrink juga hadir dengan berbagai varian lain seperti Herbadrink Chrysanthemum, Herbadrink Beras Kencur, Herbadrink Sari Jahe, Herbadrink Lidah Buaya, Herbadrink Kopi Gingseng, Herbadrink Kunyit Asam, dan Herbadrink Kunyit Asam Sirih plus Madu. Dengan beragamnya varian, semua orang jadi dapat merasakan kebaikan alami yang dihadirkan Herbadrink, seperti saya yang telah merasakan langsung kebaikan alami tersebut.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

6 thoughts

  1. Kereen mbak.. ternyata temu lawak itu berkhasiat banget ya.. saya tupikal yang kurang suka minum rempah2 gitu, kecuali jamu beras kencur ??? .. tpi bisa dicoba nie minumannya. Thank you for sharing ??

  2. ide bagus ngasih es batu sama jeli-jelian di minuman jamu.
    selama ini saya nggak kepikiran kesitu, soalnya udah anti duluan minum jejamuan. hihihi

  3. Aduh betapa repotnya kalau membuat minuman temulawak sendiri. Untung ada herbadrink. Lebih praktis dan tentu saja terjamin kualitasnya. Kayaknya asyik juga diminum dengan aneka jeli.

Leave a Reply