Pizza yang Terinspirasi dari Martabak Manis

NININMENULIS.COM – Besar dan tinggal di Stockholm, Swedia, tidak membuat Yoocy Teintang, head chef Jamie’s Italian melupakan tanah kelahirannya. Itu terlihat dari hidangan dan menu-menu yang dibuatnya. Contohnya sajian pizza kreasinya kali ini. Menurut Yoocy, di Italia, ada dua jenis pizza: satu dari sisi utara dan yang lainnya dari sisi selatan. Pizza di sisi utara lebar dan tebal, sedangkan di Napoli, dari mana pizza berasal, makanan ini berbentuk tebal dan bundar. Dan Yoocy memodifikasi topping pizza dengan menggunakan aneka coklat, ice cream, dan kacang-kacangan, terinspirasi dari jajanan yang sedang booming di Indonesia yakni martabak manis.

Pizza

About Yoocy Teintang

Sebagai orang asli Manado, Yoocy kecil kerap menyaksikan sang nenek memasak. Ia menyukai setiap proses saat neneknya membuat hidangan lezat khas daerahnya. Mulai dari berbelanja ke pasar hingga proses meracik di dapur. “Kenangan itu sangat membekas dan terbawa hingga saya pindah ke Swedia saat berusia 13 tahun,” kata Yoocy . Saat liburan musim panas, ia diminta sang ayah membantu temannya, seorang pria India yang bekerja sebagai chef. Dari seorang anak yang bercita-cita bekerja di departemen sosial, ternyata aktivitas di dapur sangatlah menarik baginya. Dan saat berusia 16 tahun Yoocy mengambil studi kejuruan dalam memasak hingga dirinya bersertifikasi menjadi koki kepala. “Saya bangga mengatakan bahwa saya bekerja sesuai dengan hobi,” imbuhnya.

Sempat bekerja di beberapa restoran dan hotel, enam tahun terakhir ini Yoocy bekerja di Hotel Scandic sebelum akhirnya ia menjadi koki kepala Jamie’s Italian. Akrab dengan hidangan Swedia dan Scandinavian tidak membuatnya kesulitan mengenali masakan Italia yang enak dan tidak. “Sebagai chef, kita mengandalkan indera seperti lidah dan mata untuk mengenali kelezatan masakan dari negara manapun,” tutur Yoocy. Untuk semakin memperkaya inderanya itu juga yang dilakukan Yoocy saat liburannya di Indonesia. “Kalau liburan normal saya tidak biasa. Kebetulan kenal om Will (William Wongso) di Stockholm. Beliau mengajak saya ke pasar-pasar tradisional untuk mengenal keragaman kuliner dan bumbu-bumbu Indonesia,” ceritanya.

Yoocy Teintang
Foto: Yudi Dwi Hertanto

Beberapa pasar tradisional seperti pasar Glodok, Senen, BSD, Mayestik, dan lain sebagainya, Yoocy kunjungi. “Saya baru tahu ternyata gula saja banyak sekali ragamnya,” kata penyuka bakso ini. Menurut Yoocy masing-masing pasar memiliki kekhasannya masing-masing. Seperti saat dirinya ke pasar Glodok dan mencicipi Pioh Tauco, hidangan yang kuahnya dari minyak kura-kura dan tauco, dagingnya dari bulus atau kura-kura air tawar.

Keunikan lain juga dijumpai saat ia ke pasar BSD yang banyak menyuguhkan berbagai jenis ragam kopi nusantara. “Saya borong banyak kopi untuk dibawa ke Swedia,” jujurnya sembari tertawa. Tak hanya kopi, ia pun membawa banyak oleh-oleh yang dibawa untuk mencukupi kerinduannya akan Indonesia seperti ikan asin, sambal roa, dan lain sebagainya. Bagi Yoocy pengalamannya selama liburan kali ini berguna untuk membuatnya lebih kreatif saat berkreasi membuat hidangan Indonesia yang dapat diterima di mancanegara.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

2 thoughts

Leave a Reply