NININMENULIS.COM – Di hari-9 BPN 30 Days Blog Challenge, akhirnya menyerah dengan tema yang ada dan menggunakan tema pengganti, Surat untuk Siapa Saja. Sempat terpikir untuk ‘berkirim’ surat untuk ayah, atau ‘berkirim’ surat untuk calon suami yang keberadaannya tidak tahu masih di mana, akhirnya diputuskan berkirim surat untuk mereka, para anggota ‘keluarga’ kedua saya.
Hai kalian apa kabar? Mungkin saat ini kalian tengah berjuang meraih mimpi mencoba untuk meraih kembali asa yang telah dipatahkan. Atau saat ini kalian dalam sujud yang panjang, mengadukan semua atas apa yang telah kita alami bersama. Mungkin juga saat ini kalian tengah berkumpul dengan keluarga, tertawa, dan bercanda, tempat di mana kita diterima juga dikuatkan.
Hai kalian, ingatkah 15 tahun yang lalu kita semua hanyalah sosok asing yang tak saling kenal. Bahkan saya tak tahu di mana kalian saat itu dan bagaimana rupa kalian. Tapi satu yang akhirnya saya ingat, 15 tahun yang lalu itulah awal ‘keluarga’ ini terbentuk.
Hai kalian, kita tidak pernah membayangkan dalam satu keluarga besar bukan? Bahkan kita tidak pernah saling memimpikan menjadi satu dalam kata keluarga. Nama kita pun bahkan tak pernah ada dalam masing-masing doa, dan mungkin awal kebersamaan kita saat itu hanya keisengan Tuhan belaka. Jika pun Tuhan tengah ‘mengisengi’ kita, saya dan kalian patutlah untuk bersyukur.
Hai kalian. Pernahkan kalian hitung berapa lama kita bersama? 5475 hari atau lebih dari 54750 jam kita bersama. Waktu yang saat ini terasa singkat bukan? Rasanya baru saja kemarin tangan kita saling menjabat dan berkenalan. Rasanya baru kemarin kita saling canggung satu sama lain.
Hai Kalian. Tahu kah kalau kalian yang paling sering membuat saya sedih. Berapa banyak air mata yang tengah saya keluarkan karena kalian. Saya tidak suka saat kalian berbohong, saya tidak suka saat kalian nakal, saya tidak suka saat kalian melawan, dan banyak yang saya tidak suka atas sikap kalian. Tapi kalian jugalah yang paling banyak menghadirkan tawa. Dari bibir-bibir kalian semua canda berasal. Dari peluk sesaatlah semua keceriaan kita alami bersama. Dari tangan kalianlah semua air mata dan kesedihan itu terhapus.
Hai kalian. Tahukah bahwa saya pernah sangat ingin meninggalkan kalian? saya ingin meraih mimpi saya sendiri yang tidak pernah ada kalian di dalamnya. Ternyata saya tidak sekuat itu. Kaki saya masih berdiri yang tanah yang sama dengan kalian, kepala saya masih dalam naungan yang sama dengan kalian. Saya bahkan tidak tahu apakah patut mensyukuri hal itu atau tidak. Ternyata bukan rumah indah yang membuat saya bertahan, namun kalian telah memegang erat hati saya.
Hai kalian, tentu masih ingat saat kita menangis bersama, saat peluk kita tak ingin saling lepas? Ya saat rumah kita bersama ‘dihancurkan’, saat rumah kita tak lagi dapat kita diami bersama. Tahukah kalian jika saat itu masih menjadi mimpi buruk bagi saya, bahkan saya masih bersedih saat bermimpi kembali ke masa kita dihancurkan. Tapi tahukah juga kalian, bahwa saya dapat bangun tersenyum saat memimpikan kita saling berkumpul dan tertawa. Canda kalian masih ingat, tawa kalian masih dapat saya rasakan, dan suara kalian masih terngiang di telinga
Hai kalian 120 hari kita tak lagi dalam satu rumah, entah mengapa waktu terasa sangat panjang bagi saya. Mungkin memang seharusnya begitu, sang waktu bukanlah sahabat bagi orang yang terpisah dan merindu. Waktu kebersamaan kita bukalah bernama 102 dan 397 edisi. Saya dan kalian hanyalah satu keluarga besar. Keluarga yang akan ada selamanya tanpa terbatas waktu.
Hai kalian, ternyata tak cukup 500 kata untuk mengungkapkan semuanya. Ratusan bahkan ratusan ribu kata yang tersisa tak dapat dituliskan di sini. Tapi satu yang saya syukuri, saya bangga memiliki kalian.
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari
2 thoughts
Awwww… beruntungnya mereka-mereka para ‘kalian’ itu ?
Keluarga memang gak melulu yang sedarah ya mba, bahkan yang awalnya gak pernah saling kenal, bisa jadi keluarga yang amat kita cintai ?
reyneraeadotcom
Awwww… beruntungnya mereka-mereka para ‘kalian’ itu ?
Keluarga memang gak melulu yang sedarah ya mba, bahkan yang awalnya gak pernah saling kenal, bisa jadi keluarga yang amat kita cintai ?
reyneraeadotcom
Yups benar mbaa…. Keluarga ‘gak sengaja’ hehehehe…