NININMENULIS.COM – Konon bertahun-tahun sebelum peperangan terjadi di Melaka, tepatnya di Jalan Tokong, terdapat enam rumah toko yang ditinggali oleh enam keluarga yang datang dari berbagai macam budaya. Sebelum tahun 1939, ke-enam keluarga tersebut meninggalkan tempat itu, hingga kemudian rumah toko tersebut direnovasi, berubah menjadi sebuah rumah baru untuk satu keluarga. Di abad ke 21, bangunan itu memberikan sebuah kehidupan baru yang disebut Liu Men melaka. Sebuah hotel butik indah yang memiliki 30 kamar dan terletak di jalanan yang dihiasi berbagai hiasan ini seperti terwujudnya Novel Romantis Asia.
-
Tampak Depan Liu Men Melaka
Liu Men atau ‘enam pintu’memegang arti spesial. Enam atau (六, LIÙ), merupakan angka yang menguntungkan dan dipercaya merupakan inspirasi di balik nama tersebut. Liu Men Melaka adalah sebuah harmonisasi dari daerah Timur dan Barat, sebuah perayaan dari tahun 1930 yaitu pengaruh dari seni dekorasi kolonial dan di padukan dengan puntiran dari kawasan Timur yang khas akan simbol warna merah, diartikan sebagai kebahagiaan atau keberuntungan di situasi kisruh yang menyenangkan. Hal ini yang kemudian diidentifikasi sebagai budaya Peranakan.
Baca juga: Menginap di Kamar Sang Fajar Hotel Tugu Blitar
Budaya Peranakan menjadi napas di Melaka, salah satu kota tertua di Malaysia. Kota tersebut merupakan pelarian yang dapat menenangkan dan memberikan kenyamanan dari kota – kota besar, hal ini tersembunyi di bawah pondasi yang memiliki kesan semangat dan ekletik dari multikulturalisme yang berada pada beberapa ratus tahun lalu. Dengan perekonomian Melaka yang berkembang di bawah jajahan pemerintahan Kolonial Inggris sebagai kota pelabuhan, ledakan ekonomi tersebut menjadi jajakan bagi kebangkitan komunitas di tahun 1930.
-
Lobby Liu Men Melaka
Komunitas yang tenggelam di berbagai budaya yang berbeda seperti Kristangs yang tinggal di pemukiman Portugis di mana memancing merupakan salah satu bentuk mata pencaharian hidup. Komunitas India, merupakan turunan dari pedagang rempah dan tekstil di mana kita masih bisa menjelajahi toko kain di sepanjang Jalan Bendahara dan rasa eksotis dari masakan Otentik India Selatan dengan rempah – rempah lokal Malaysia. Imigran dari China, datang sebagai pedagang dan pekerja yang tinggal di Jonker, Melaka. Toko China Peranakan Baba dan Nyonya dinilai berasimilasi gaya kolonial dengan budaya China dan Malaysia yang terlihat di pilar kolonial berwarna putih dan kayu yang berwarna gelap, terlihat sempurna dipadukan dengan warna merah membara.
Baca juga: Antologi Rasa Saat Cinta Lebih Rumit daripada Membeli Tiket Nonton
-
Bedroom Liu Men Melaka