NININMENULIS.COM – Pasti kamu semua sudah tahukan kalau MRT sudah beroperasi di wilayah Jakarta. Untuk proyek yang pertama ini, MRT melayani jalur Lebak Bulus – Bundaran HI. Beruntung saya (masih) mendapatkan tiket gratis dengan mengakses ayocobamrtj untuk uji coba MRT Jakarta yang dibuka mulai 12-23 Maret 2019. Saat saya mendaftar, beberapa stasiun sudah penuh dan alhamdulillah stasiun Dukuh Atas masih ada kuota. Mengapa saya memilih pemberangkatan dari stasiun Dukuh Atas? Karena sebagai anak kereta, hanya stasiun Dukuh Atas-lah yang paling terdekat dijangkau dari stasiun Sudirman.
Jalur bagi penyandang disabilitas
Salah satu pintu masuk Stasiun Dukuh Atas
Stasiun MRT Dukuh Atas ternyata berjarak tidak jauh dari akses Stasiun Commuterline Sudirman, Stasiun Kereta Bandara BNI, Busway Dukuh Atas-Tanah Abang, dan juga akses ke Jalan Sudirman. Kalau dari Stasiun Sudirman keluar melalui exit Jalan Kendal berbelok ke kiri melewati underpass langsung menuju stasiun MRT Dukuh Atas.
Stasiun MRT Dukuh Atas memiliki 4 akses turun ke bawah dan saya memilih turun melalui pintu yang terdekat dari underpass. Tersedia tangga biasa dan eskalator di setiap akses masuknya. Untuk para prioritas seperti orang tua, penyandang disabilitas, dan wanita hamil tersedia lift prioritas yang posisinya tidak jauh dari akses masuk. Saat saya uji coba pada Rabu, 20 Maret 2019 lalu, masih banyak pengguna MRT yang tidak masuk dalam kategori prioritas menggunakan lift prioritas.
Uji coba MRT Jakarta kali ini saya datang di antara jam 10-12 dan mendapat sticker kuning. Pengguna MRT selama masa uji coba ini memang dibatasi melalui setiap jamnya, 10-12, 12-14, dan seterusnya yang dibedakan dari warna stiker. Selama jam yang tercantum dalam stiker kita bebas keluar dan masuk di stasiun mana saja selama tidak keluar stasiun, lewat dari jam tersebut kita harus sudah keluar dari stasiun MRT.
Area dalam Stasiun Dukuh Atas
Dilengkapi dengan petunjuk yang jelas
Sistem pengisian kartu tapping yang mudah
Untuk penunjuk arah di stasiun ini menurut saya sudah jelas dan banyak karena saya dengan mudah menemukan toilet dan akses menuju ke MRT. Area menunggu MRT pun sangat lega dan nyaman. Jangan lupa untuk perhatikan warna jalur yang tersedia di pintu masuk dan keluar MRT, jalur hijau diperuntukan untuk pengguna MRT keluar dan jalus kuning diperuntukkan untuk pengguna MRT yang mengantri dan ingin masuk ke dalam MRT. Sayangnya masih banyak pengguna yang tidak mengetahui hal ini dan memenuhi pinggir MRT. Di beberapa stasiun yang padat pengguna seperti di Lebak Bulus bahkan masih ada beberapa pengguna yang saling berdesakan dan berhenti di depan pintu masuk MRT. Untuk uji coba ini jumlah MRT yang dioperasikan belum sebanyak yang direncanakan, jadi waktu menunggu masih relatif lama.
Berbanding terbalik dengan foto-foto yang uji coba MRT di hari-hari awal di mana MRT terlihat kosong dan lega, saat saya uji coba MRT dalam kondisi padat dan saya pun harus rela berdiri. Sekalinya mendapat duduk saya sempat dikagetkan dengan adanya sampak plastik berisikan bekas minuman kotak di atas kursi. Wew kebiasaan buruk pengguna transportasi seperti ini rupanya belum hilang seluruhnya. Kecewa melihat hal ini saya memilih memasukan sampah tersebut ke dalam tas dan membuangnya ke tempat yang semestinya. Memang di masa uji coba ini masih banyak fasilitas dan kelengkapan MRT yang masih dalam pengerjaan atau belum tersedia seperti tempat sampah.
Interior yang nyaman meskipun berdiri
Untuk mengantri naik MRT pastikan berada di jalur kuning
Perjalanan menggunakan MRT lebih cepat dari armada transportasi lainnya ternyata bukan isapan jempol biasa. Lebak Bulus – Dukuh Atas yang sebelumnya paling cepat menggunakan ojek motor minimal selama 35 menit, dengan MRT hanya perlu waktu 25 menit. Warbiyasak!
Dari stasiun Bundaran HI hingga Senayan, jalur MRT berada di bawah tanah sehingga alangkah baiknya di antara stasiun ini tidak perlu ada lagi anak-anak yang menaiki kursi hanya ingin melihat view dari jendela. Selepas dari itu, mulai stasiun Sisingamaharaja hingga Lebak Bulus jalur MRT berada di atas. Dan bagi yang ingin menikmati view sebaiknya memilih posisi berdiri dan tidak menaiki kursi (lagi-lagi).
Oiya selama masa uji coba, MRT Jakarta tidak membatas para pengguna yang ingin berfoto di dalam area MRT. Karena yang saya tahu negara lain seperti Singapura melarang hal tersebut, karena apa? Karena untuk mendapatkan foto terbaik terkadang pengguna lupa akan keselamatan diri sendiri. Dan ini terjadi pada saya yang diingatkan dengan ramah oleh Bapak security (thanks a lot pak) saat mengambil foto pada sisi paling pinggir dari rel. Demikian dulu jalan-jalan saya selama uji coba MRT Jakarta rute Dukuh Atas – Lebak Bulus, cerita lainnya nanti akan saya share lagi ya. Terima kasih.
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari
6 thoughts
Bangga nih….Jakarta akhirnya setara sama kota maju laennya di Asia……mudah mudahan koridor lain segera menyusul…..biar warga Jakarta ga perlu beli mobil lagi….
Bangga nih….Jakarta akhirnya setara sama kota maju laennya di Asia……mudah mudahan koridor lain segera menyusul…..biar warga Jakarta ga perlu beli mobil lagi….
Yeess mas… Kerennya lg suara MRT Jkt gk sekenceng yg d singapura ….
Walah….berangkat aku nih…..
Harus n kudu mas… ??
Waduh, saya dah dapat 4 tiket free ujicoba Sabtu lusa, ga sempat ke Jakarta karena masih di Yogyakarta.
waahh …. sayang sekali kak….