Review Buku: 3 Buku Wisata Bali

NININMENULIS.COM – Banyak buku wisata Bali yang ada saat ini dikarenakan Bali masih menjadi tempat wisata domestik yang menarik untuk dikunjungi. Buku wisata Bali pun terus hadir seiring pesatnya perkembangan pariwisata Bali yang terus berubah setiap saat. Dari banyaknya buku wisata Bali, saya tuliskan 3 review buku wisata Bali yang saya baca ya.

Review 1

buku wisata bali

Buku Wisata Bali ZEN TRAVELLER BALI – Penulis: Gundi Gabrielle

Selalu ada orang yang gemar mencari hal-hal baru dalam petualangan mereka. Hal-hal tidak biasa yang beda dari kebanyakan orang jalani. Gundi Gabrielle berbagi pengalamannya menjelajahi tempat-tempat yang tidak umum di Bali saat ia berada di sana sebelum buku wisata Bali ini terbit di awal 2017. Mungkin beberapa tempat sudah menjadi destinasi umum saat ini, namun tetap saja kita bisa menikmati buku ini dari sudut pandang seorang penulis dan musisi musik klasik yang kini memilih untuk hidup nomaden.

Di buku ini kita bisa melihat berbagai rute perjalanan yang tidak biasa menyusuri jalan-jalan desa lengkap dengan foto-foto menarik dari beragam acara budaya, keagamaan, banyak pura, hingga keindahan alam seperti pantai-pantai perawan yang masih jauh dari keramaian. Misalnya di daerah Amed, perkampungan nelayan yang tenang di sepanjang pesisir Timur pulau Bali. Atau menyeberang ke pesisir Barat di kawasan Taman Nasional Bali Barat yang masih sangat alami.

Ada beberapa vila di dalam kawasan taman nasional yang memungkinkan tamu untuk tinggal berdampingan dengan ‘penghuni asli’. Keluarga babi hutan yang bermain di dekat kolam renang, monyet di teras, atau rusa/menjangan yang menyeberangi selat ke Pulau Menjangan. Desa-desa di kawasan Medewi juga menyimpan pantai-pantai alami yang akan menjadi surga bagi peselancar.

Penulis juga menyajikan keindahan lain Bali selain pantainya. Dataran tinggi, gunung, dan hutan-hutan di wilayah tengah Bali berpadu dengan danau-danaunya yang besar atau hamparan sawah yang berundak. Sementara di wilayah Utara Bali, penulis menampilkan perjalanannya di pembuatan anggur hingga kawasan konservasi kurakura dan lebah.

Hal yang membedakan buku ini dengan buku panduan wisata lainnya adalah pendekatan ‘Zen’ yang dipilih penulis dalam menjalani petualangannya. Bagaimana ia melibatkan sisi spiritualnya sebagai praktisi yoga dan metode new energy teaching. Menerima hal-hal yang tidak sesuai rencana awal dan membiarkannya mengalir saja ketika menemui berbagai kesukaran dalam perjalanannya di setiap wilayah yang dikunjunginya, termasuk Bali. Pengalaman itu yang coba ia bagi melalui buku ini. Baginya, the journey is a goal, and it is eternal.

Review 2

review buku

Buku Wisata Bali ARCHITECTURE OF BALI : A SOURCEBOOK OF TRADITIONAL AND MODERN FORM – Penulis: Made Wijaya

Penulisnya adalah salah satu tokoh paling unik dalam sejarah arsitektur Bali. Namanya Made Wijaya, seorang pria kelahiran Sydney Australia yang tiba di Bali pada 1973. Selanjutnya, sebagian besar orang mengenalnya sebagai ‘orang Bali’. Dengan latar belakang pendidikan arsitek, Made Wijaya menghasilkan banyak karya bangunan, taman, dan buku yang layak menjadi referensi. Salah satunya adalah buku ini.

Buku yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 ini, kemudian dibuat ulang pada 2017. Penulis menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun riset untuk menghasilkan yang membahas dengan komplit tentang arsitektur Bali; asal-usulnya, elemen-elemen, variasi, dan perjalanannya hingga sekarang. Pria yang meninggal dunia tiga tahun lalu ini memulai pembahasan arsitektur Bali dari konteks manusianya, yaitu kampung, bentuk pemukiman asli Bali. Bagaimana rumah-rumah di kampung memiliki taman tengah dan paviliun-paviliun.

Arsitektur tradisional Bali juga sangat erat dengan pemakaian material setempat serta ornamen-ornamen indah yang dibuat para pengrajin. Seiring waktu, arsitektur Bali mulai mendapat pengaruh dari luar, yang tidak hanya berdampak negatif, namun juga memperkayanya. Setidaknya demikian yang bisa kita lihat diabadikan oleh Made Wijaya dalam buku ini. Selain menggunakan foto-foto dukumentasi pribadi penulis, buku ini juga melibatkan para seniman seperti Chang Huai-Yan dan Deni Chung untuk ilustrasinya, serta fotografer profesional seperti Tim Street-Porter dan Rio Helmi.

Dengan materinya yang komplit, buku ini akan menjadi pegangan berguna bagi para desainer. Mereka bisa melihat bagaimana pemilihan dan penggunaan material para arsitektur Bali, menciptakan bentuk, ornamen, serta ide-ide tentang kegunaan ruang dalam dan ruang luar, seiring berjalannya waktu.

Review 3

review buku wisata balli

Buku Wisata Bali JOURNEY THROUGH BALI & LOMBOK – Penulis: Paul Greenway

Bali dan Lombok menjadi primadona bagi banyak orang Australia, tidak terkecuali penulis buku ini, Paul Greenway. Salah satu buku terbaiknya adalah Journey Through Bali & Lombok yang berisi lebih dari 300 foto-foto berwarna, yang cocok jadi referensi bagi pembaca yang berencana liburan ke Bali atau Lombok.

Sebagai destinasi wisata yang sudah lebih dulu berkembang, pembahasan mengenai Bali mengambil porsi lebih banyak di buku ini. Pada bagian awal pembaca akan terlebih dulu diajak mengenal kehidupan di Bali. Kampung-kampungnya, kepercayaan masyarakatnya yang memeluk agama Hindu, makanannya, kesenian dan kerajinan, hingga arsitekturnya yang khas.

Barulah pada bab berikutnya pembaca diajak menjelajahi setiap wilayah di pulau ini. Berselancar mengendarai ombak di pantai-pantainya, menyelam di sisi Timur Bali, menikmati liburan dalam ketenangan hutan di kawasan dataran tinggi di Bali Tengah, merasakan gairah kehidupan malam atau justru menjauhinya menuju sisi Barat yang masih alami.

Penulis juga menyertakan informasi rinci tentang hal-hal yang terkait dengan tema pembahasannya. Misalnya ketika kita membaca tentang landscape pegunungan dan kondisi alam Bali yang subur, Paul menyertakan penjelasan tentang sistem subak yang digunakan pada sawah-sawah di Bali. Bergerak terus ke arah Timur, menuju tetangganya yang tidak kalah indah, Pulau Lombok.

Beberapa tempat di Lombok sudah sama terkenalnya dengan Bali, misalnya Gili Trawangan, Gili Air, Pulau Moyo, atau menanjak ke tempat yang lebih tinggi, menuju puncak gunung Rinjani yang membara.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply