NININMENULIS.COM – Hai, ini postingan BPN 30 Day Ramadhan Blog Challenge aku yang temanya Pengaruh COVID-19 terhadap kehidupan sehari-hari. Tidak sulit menemukan pengaruh sebelum dan sesudah pademi COVID-19 hadir. Semua aktivitas dan gaya hidup berubah. Untuk aku yang sudah beberapa tahun sebagai freelancer dan blogger mungkin memang sudah terbiasa bekerja dari rumah. Tetapi tentu saja ada yang berubah saat pademi COVID-19 datang. Sebelum cerita apa saja yang berubah, aku ingin cerita dulu aktivitas sebelum pademi ini hadir dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Aku dan kerja dari rumah. Ah itu sudah biasa, tetapi untuk menjalani seluruh aktivitas sepenuhnya di rumah? Ternyata itu tidak mudah. Bosen, sumpek, hingga pertanyaan “mau ngapain lagi ya sekarang?'”kerap hadir setiap hari untuk mengisi kesibukan #dirumahaja.
Tidak serutin para pekerja kantoran yang setiap hari beraktivitas di luar rumah, aku yang seorang blogger pun masih kerap beraktivitas di luar. Setidaknya minimal seminggu tiga kali aku keluar untuk berolahraga di sebuah tempat gym di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Belum lagi ajakan bertemu teman dan klien yang mengharuskan aku sering ‘nongkrong’ di coffee shop untuk sekadar bercengkerama atau bekerja. Undangan even dan ajakan menghadiri acara pun menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu, karena di sinilah aku dapat bertemu teman-teman sesama blogger dan juga mendapatkan informasi terbaru dari acara yang aku hadiri.
Jika hari libur datang, aku senang mengunjungi pasar tradisional untuk belanja kebutuhan rumah atau sekadar jajan makanan gerobakan. Biasanya aku gemar membeli gorengan, kue pukis, kue lupis, cendol, es seledang mayang, es krim cingcau, dan masih banyak lagi. O iya, ‘jajan’ camilan pun hampir tidap hari aku lakukan di rumah setiap pagi. Aktivitas menggunakan angkutan umum mulai dari commuter line, trans Jakarta, hingga ojek online pun sudah menjadi ‘makanan’ sehari-hari.
Contents
Dan ketika pademi COVID-19 hadir?
Omaigod saat pademi COVID-19 hadir, hanya dalam hitungan hari semuanya berubah. Saat mulai mendengar sudah ada orang Indonesia yang tersuspect COVID-19, saat itulah aku mulai berhati-hati. Dan ketika sudah ada korban yang tewas dan yang terpapar sudah memasuki jumlah ratusan, ok fix, aku putuskan untuk melakukan perubahan terhadap seluruh aktivitas yang rutin aku jalani. Apa saja itu?
-
Aku menjadi lebih perduli dengan kesehatan
Sebelum pademi COVID-19 hadir, aku memang sudah rutin berolahraga, namun sekarang sudah tentu semakin digiatkan. Bedanya untuk berolahraga, aku banyak menggunakan aplikasi live streaming dan tidak mengunjungi tempat gym seperti biasanya. Olahraga yang aku lakukan pun lebih bersifat low impact hingga medium dan menghindari yang high impact. Mengapa? Di saat pademi COVID-19, olahraga berintensitas rendah hingga sedanglah yang efektif menaikan imunitas agar tidak mudah terpapar semua jenis penyakit.
Sakit apapun saat musim pademi seperti sekarang ini, aku rasa bukan saat yang tepat. Saat ini rumah sakit dan para tenaga medis pun sudah disulitkan dengan jumlah korban yang terus bertambah, rasanya jika sakit saat ini semua akan langsung menghubungkan ke COVID-19. Miris bukan?
Selain berolahraga, aku pun mulai rajin menghitung kembali jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Bukan hanya banyak makan buah dan sayur saja, tetapi mengurangi asupan gula di saat tubuh tidak banyak melakukan aktivitas fisik menjadi keharusan yang dijalani. Tren membuat kudapan atau minuman yang kaya gula pun aku hindarkan. Bukan saja karena aku sudah addict dengan kopi hitam tanpa gula, tetapi cenderung menghitung kalori yang tersimpan dalam kudapan dan minuman tersebut.
-
Aku membatasi bahkan menghilangkan sama sekali semua aktivitas di luar rumah.
Menerapkan physical distancing atau mejaga jarak minimal 1 meter dari orang lain dan tidak keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak pun langsung aku lakukan, bahkan di saat PSBB belum diberlakukan oleh pemerintah. Kala itu pertanyaan, “teh Ninin nggak kerja?” atau “libur teh?” dari tetangga sering menghampiri, padahal berita korban yang terpapar COVID-19 di televisi sudah gencar tersiar. Rasanya antara mau menjelaskan tetapi ah sudahlah aku memilih melakukan perubahan dari diri sendiri dahulu, toh mereka bukannya tidak tahu, mereka hanya belum paham sedemikian bahayanya pademi COVID-19.
Jika terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah seperti harus ke pasar untuk membeli bahan makanan, aku selalu melindungi diri dengan masker dan langsung mandi juga mencuci semua pakaian yang aku kenakan setibanya sampai di rumah. Hanya satu yang terlintas di pikiran, aku tidak ingin terpapar dan menjadi pembawa untuk orang sekitar.
-
Jika dulu semua pekerjaan sudah dilakukan via online, sekarang semakin ditingkatkan
Aktif di blog dan media social adalah pekerjaan yang aku lakukan sehari-hari. Semuanya sudah online tetapi setelah pademi COVID-19 hadir kegiatan online pun semakin bertambah seperti olahraga online, mengikuti webinar atau web seminar, bahkan beberapa pekerjaan event yang seharusnya menjadi offline activity sekarang menjadi online activity. Dampaknya? Biaya kuota meningkat.
-
Menjadi lebih rajin untuk menjaga kebersihan
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum sekarang jadi hal wajib yang dilakukan setelah pademi COVID-19 hadir. Aku yang gemar mengusap mata dan muka dengan tangan pun mulai menghilangkan kebiasaan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah menjadi aktivitas rutin yang paling aku perhatikan saat ini. Sebelum sibuk beraktivitas online di rumah, biasanya aku selalu membersihkan seluruh bagian rumah setiap paginya. Lelah? Tentu saja. Tetapi demi kesehatan bersama dan memutus mata rantai COVID-19 semua lelah tersebutmenjadi hilang. Dan semoga pademi COVID-19 ini lekas berlalu.