Social Distancing is The New Self Care

social distancing

NININMENULIS.COM – Social distancing. Sebuah kata yang populer di tengah pandemi COVID-19. Sebenarnya apa itu social distancing? Bagaimana menerapkannya? Dan efek atau manfaat apa yang bisa didapat dengan menerapkan social distancing? Yuk, kita cari tahu tentang penerapan social distancing di hari ke lima, BPN 30 Day Ramadhan Blog Challenge ini.

Apa itu social distancing? Social distancing adalah salah satu langkah pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19 dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh pemerintah. Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.

Penerapan social distancing yang umum dilakukan saat ini untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di antaranya dengan cara bekerja dari rumah (work from home), belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa, menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference, dan tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call.

Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi COVID-19, yaitu self quarantine dan self isolation. Untuk diketahui ternyata social distancing berbeda dengan self quarantine dan self isolation. Apa berbedaan social distancing, self quarantine dan self isolation?

Self quarantine ditujukan kepada orang yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19, misalnya pernah kontak dengan penderita COVID-19, tetapi belum menunjukkan gejala. Orang yang menjalani self quarantine harus mengarantinakan diri sendiri dengan tetap berada di rumah selama 14 hari. Dalam masa ini, orang yang menjalani self quarantine diminta untuk tidak menerima tamu, tidak berbagi penggunaan alat makan dan alat-alat pribadi dengan orang lain, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang tinggal serumah, mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang lain, serta selalu menjaga kebersihan diri dan sering mencuci tangan.

Sedangkan self isolation diberlakukan pada orang yang sudah terbukti positif menderita penyakit COVID-19. Biasanya, self isolation merupakan upaya penanganan alternatif ketika rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19. Menerapkan self isolation tidak bisa sembarangan dan harus dengan arahan dokter. Dalam prosesnya, penderita COVID-19 harus mengisolasi dirinya sendiri di ruangan atau kamar khusus di rumah dan tidak diperkenankan keluar agar tidak menularkan COVID-19 kepada orang lain.

Siapa pun yang ingin berinteraksi langsung dengan penderita hanya diperkenankan selama 15 menit dan harus mengenakan masker atau alat pelindung diri, serta menjaga jarak sejauh 1 meter. Barang yang digunakan penderita COVID-19, mulai dari sikat gigi hingga tempat makan, harus dibedakan dengan barang yang digunakan oleh orang lain yang tinggal serumah dengannya. Penderita COVID-19 pun wajib untuk selalu mengenakan masker, terutama saat berinteraksi dengan orang lain.

Melakukan social distancing ternyata tidak semudah kelihatannya. Social distancing harus dilakukan dengan persiapan yang tepat agar mendapatkan manfaat yang maksimal. Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum melakukan social distancing yakni:

  • Merencanakan kegiatan

    Kamu yang sudah terbiasa beraktivitas di luar rumah, misalnya belanja, tanpa perlu khawatir ramai atau tidaknya tempat yang dikunjungi. Namun, di masa pembatasan sosial ini, hal tersebut harus direncanakan ulang. Pasalnya, berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko terjangkit COVID-19. Jika memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika ingin membeli kebutuhan rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari biasa dan bukan di akhir pekan.

  • Menyediakan obat-obatan yang diperlukan

    Jika kamu menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani pengobatan, pastikan memiliki persediaan obat yang biasa digunakan. Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar kamu tidak perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotik jika obat tersebut habis.

  • Memenuhi kebutuhan harian

    Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya dalam jumlah yang secukupnya. Hindari punic buying atau membeli barang secara berlebihan. Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-buahan dan sayuran, kemudian simpan makanan di dalam wadah yang bersih dan letakkan dalam lemari es.

  • Mempersiapkan akses internet

    Selama social distancing, internet merupakan salah satu penghubung ke dunia luar. Oleh karena itu, penting bagi mempersiapkan akses internet dengan jaringan yang luas dan memiliki kecepatan stabil saat akan menjalani pembatasan sosial. Dengan akses internet yang berkualitas, belajar atau bekerja di rumah bisa tetap terus produktif. kita pun dapat dengan cepatnmeng- update perkembangan situasi wabah yang sedang terjadi. Berselancar di dunia maya juga bermanfaat untuk menghibur diri ketika dilanda kebosanan saat social distancing.

Social distancing mungkin akan menyebabkan aktivitas kamu terganggu. Namun, cara ini cukup efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang kini sedang mewabah. Selain untuk memutus penyebaran COVID-19, social distancing juga memiliki banyak efek positif untuk diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Menjaga jarak antar manusia bukan berarti meninggalkan kodratnya sebagai mahluk sosial. Di tengah social distancing, hubungan antar manusia dapat terus berjalan hanya caranya saja yang berbeda. Berikut ini, efek positif tak terduga dari penerapan social distancing,

  • Menjadi lebih dekat dengan keluarga di rumah

    Bagi yang biasa bekerja di kantor setiap hari, sekarang bisa bekerja dari rumah atau WFH. Ini tentu menjadi kesempatan agar bisa selalu terhubung dengan orang-orang tercinta di rumah yang sebelumnya hanya bisa diperoleh di hari libur. Hal-hal yang sebelumnya jarang dilakukan seperti menjalankan permainan edukatif bersama anak-anak, kini bisa lebih sering dilakukan.

  • Kepedulian sosial meningkat

    Dampak dari social distancing membuat pendapatan para pekerja informal menurun drastis. Kepedulian ini terlihat banyaknya orang yang membantu para pekerja informal dengan memberikan berbagai macam jenis bantuan, mulai dari bantuan makanan, materi, hingga bagi-bagi masker gratis.

  • Solidaritas untuk membantu tenaga medis

    Di penanganan pandemi COVID-19, tenaga medis yang bekerja di garis terdepan menjadi orang paling berisiko tertular virus tersebut. Risiko tersebut kian tinggi karena para tenaga medis kekurangan berbagai alat pelindung diri (APD), masker, dan hand sanitizer. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi sudah jatuh korban cukup banyak dari kalangan tenaga medis yang menangani COVID-19. Simpati masyarakat pun mengalir. Bantuan dari masyarakat tersebut bisa meringankan beban risiko yang harus dihadapi oleh para tenaga medis. Dukungan dari masyarakat luas juga bisa menambah semangat para tenaga medis dalam bekerja.

  • Meeting online lebih efisien

    Berbagai aktivitas yang biasanya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung kini harus dijalankan secara online. Salah satunya meeting kantor terkait dengan pekerjaan sehari-hari. Siapa sangka, meeting online ternyata lebih efisien. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana untuk menyewa ruang meeting di hotel atau restoran, belum lagi soal biaya transportasinya. Selain itu, meeting online juga bisa menghemat waktu. Pembahasan rapat yang biasanya melebar kemana-mana bisa dibuat menjadi lebih fokus sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat.

  • Punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang ditunda

    Dengan tetap berada di rumah, kamu bisa melakukan pekerjaan yang dahulu tertunda. Selama ini karena kesibukan bekerja di kantor, kamu mungkin tidak sempat melakukan hobi memasak, crafting, menjahit dan lain-lain. Sekarang, dengan banjirnya waktu luang di rumah, opsi untuk menunda hal-hal tersebut menjadi menipis. Dan juga, dengan menjalankan hobi yang disenangi, kamu menjadi lebih riang dan lebih sehat yang bisa berdampak baik bagi imunitas tubuh.

Stay safe, stay positive, and stay healthy!

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply