NININMENULIS.COM – Setiap lebaran, pengeluaran kita umumnya akan membengkak. Entah untuk beli baju baru, kue kering, hingga Tunjangan Hari Raya (THR) bagi saudara, anak-anak, dan orang disekitar rumah. Namun, kondisi pandemi virus COVID-19 di dalam negeri tampaknya harus membuat kita lebih berhemat. Sebab, pandemi COVID-19 belum diketahui kapan akan berakhir, sementara kebutuhan dana bisa jadi tak terduga untuk berapa bulan ke depan.
Untuk itulah kita perlu berjaga-jaga dengan cermat mengelola keuangan, termasuk pengeluaran jelang lebaran. Lantas seperti apa lebaran hemat imasa pandemi seperti di tahun ini? Pos pengeluaran mana saja yang sekiranya bisa dikurangi? Pengeluaran pertama kali yang harus disimpan yaitu dana mudik dan mengunjungi sanak saudara. Bukankah pemerintah menerbitkan larangan mudik pada lebaran tahun ini, sehingga anggarannya bisa tidak digunakan. Apalagi biasanya pengeluaran mudik cukup besar karena tidak hanya untuk transportasi menuju kampung halaman, tapi juga untuk akomodasi hingga wisata.
Dana mudik sepenuhnya dapat kita tabung atau diinvestasikan. Hanya saja bagi sebagian orang dana ini tidak sepenuhnya dapat disimpan, karena mungkin ada masyarakat yang masih berharap bisa mudik pada akhir tahun. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah mengalihkan libur cuti bersama lebaran ke akhir tahun. Padahal dengan diinvestasikan terlebih dahulu, dana mudik kemungkinan dapat bertambah hingga saat diijinkan mudik.
Pengeluaran lain yang bisa dihemat adalah THR. Tentu THR pekerja harus tetap diberikan, namun THR atau bagi-bagi uang kepada saudara mungkin ada yang bisa dikurangi. Kemudian, pengeluaran yang bisa dihemat adalah beli baju lebaran dan kue kering. Sebab, pertemuan dengan sanak saudara tidak akan dilakukan secara tatap muka, sehingga pengeluaran untuk dua hal ini seharusnya bisa dihemat. Bahkan rasanya tak perlu beli pun tidak apa berhubung tidak akan ada pertemuan yang sangat besar di lebaran ini, semua orang berlebaran #DiRumahAja.
Nah, ketika semua pengeluaran bisa dihemat, disarankan agar dana ini sebagian tetap dipegang secara tunai untuk keperluan mendesak dan bersifat harian. Sisanya bisa ditaruh di reksadana pasar uang, deposito bank, dan saham. Pengeluaran lain yang bisa dihemat adalah dana buka puasa bersama selama Ramadan. Pengeluaran untuk buka puasa bersama ini mungkin terasa ‘sepele’, namun siapa sangka kalau makan-makan saat buka bersama di masa normal justru bernominal ‘lumayan’.
Hanya saja meskipun semua pengeluaran dihemat, namun sebaiknya kamu juga tidak mengabaikan pentingnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari, khususnya yang menunjang imunitas, termasuk untuk asuransi kesehatan, minimal BPJS Kesehatan. Di sisi lain, ketika pengeluaran sudah bisa dihemat lalu ditabung, tidak ada salahnya juga bila dana ini dikembangkan melalui bisnis. Syaratnya, semuanya terukur, mulai dari modal, pengelolaan, hingga pemasaran. Misalnya untuk kamu yang memiliki keahlian mengolah makanan beku sedang booming, ini bisa jadi reseller untuk tambah pemasukan, tapi lihat pasarnya juga, jangan sampai jadi merugi.
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari