NININMENULIS.COM – Berinvestasi secara pribadi memang bukan perkara mudah. Selain bisa gagal memperkirakan besarnya keuntungan, menjadi investor perorangan lebih riskan terkena penipuan karena keputusan berinvestasi diambil seorang diri. Apalagi jika harus berinvestasi di Peer-to-Peer (P2P) lending di mana semua orang dapat memberi atau mengajukan pinjaman tanpa menggunakan jasa lembaga perbankan. “Ada cara aman bagi investor pemula dalam memilih P2P lending yang perlu kita pahami,” buka Anisa Aprilia, Certified Financial Planner (CFP) yang akrab disapa Ica saat membuka sesi talkshow ‘Impact Investing, Investasi Berdampak dan Berkelanjutan‘.
Talkshow yang diadakan pada Sabtu (25/6) bertempat HARRIS Suite FX Sudirman, Jakarta Pusat ini tidak hanya dihadiri oleh Anisa Aprilia tetapi juga ada Rezky Warni yang biasa disapa Tya, seorang AVP Marketing Amartha. Sebelum mengupas apa itu Impact Investing, Investasi Berdampak dan Berkelanjutan, Ica memberikan beberapa tips memilih P2P lending yang aman bagi kita investor pemula.
-
Contents
Terdaftar di OJK
Memeriksa legalitas platform P2P lending yang akan kita gunakan berinvestasi menjadi keharusan pertama yang musti kita lakukan. Caranya dengan mengeceknya di web atau hotline call khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK), apakah sudah terdaftar atau belum. OJK juga sering memberikan daftar P2P lending ilegal yang bisa kita hindari.
-
Periksa tingkat keberhasilan platform P2P lending yang dipilih
Cara kedua dengan memeriksa kisaran Tingkat keberhasilan 90 (TKB90) dari platform P2P lending yang kita pilih. “TKB90 salah satu indikator P2P lending, untuk memastikan pinjaman kita bisa kembali dalam waktu 90 hari sejak jatuh tempo. Mungkin ada yang terlambat bayar, tapi dalam waktu 90 hari dipastikan uangnya pasti akan kembali. Nah itu minimal banget TKB90 ada di kisaran 90% tapi banyak juga P2P lending yang punya TKB90 di atas 90%,” kata Ica.
-
Cari tahu sistem credit scoring dari fintech P2P lending
Credit scoring atau penilaian kredit, adalah suatu sistem yang diterapkan oleh lembaga pembiayaan atau bank, untuk menilai kelayakan peminjam (borrower) yang mengajukan pinjaman. Credit scoring, biasanya akan ditandai dengan rating pinjaman A, B, dan C yang menggambarkan risiko dari pengembangan dana. Ica mencontohnya, jika investor pemula ingin memilih peminjam dengan credit scoring yang baik, maka bisa memilih peminjam dengan rating A.
-
Periksa latar belakang bisnis
Saat talkshow Ica menegaskan, sebagai investor kita harus memeriksa informasi peminjam, latar belakang bisnis, serta perkembangan bisnisnya seperti apa. Platform P2P lending yang baik akan menyediakan seluruh informasi tersebut secara jelas dan terperinci. Untuk itu, pilih platform P2P lending yang lengkap dalam memberikan informasi peminjam.
Salah satu platform P2P lending yang bisa dipilih adalah Amartha Microfinance marketplace fintech. Return yang dijanjikan Amartha bisa mencapai 15% per tahun, Amartha juga memiliki tingkat TKB90 sebesar 99,8% yang memastikan uang kita aman. Tidak hanya itu, Amartha juga transparan dalam memberikan informasi yang lengkap terkait peminjam.
Impact Investing di Amartha
Investasi P2P lending di Indonesia ada dua jenis, investasi untuk kebutuhan konsumtif dan kebutuhan produktif. Salah satu pionir P2P lending yang khusus untuk kebutuhan produktif terbaik di Indonesia yaitu Amartha.
Amartha microfinance marketplace fintech telah berdiri sejak 2010, sebagai microfinance yang memberdayakan perempuan dengan jalan menghubungkan pelaku usaha mikro yang sulit mendapatkan modal usaha akibat keterbatasan jaminan, fluktuasi pendapatan, ketiadaan sejarah kredit, dan sulit mendapatkan akses ke perbankan, dengan para investor secara online.
“Amartha percaya kemudahan dalam mendapatkan akses permodalan untuk usaha mikro dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat piramida bawah, membangun ketahanan ekonomi, dan mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia,” kata Tya.
Selain memberdayakan perempuan, Amartha juga sangat menekankan prinsip impact investing dalam program pendanaannya. Impact investing atau pendanaan berdampak adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk ekonomi, sosial dan lingkungan. Sedangkan sektor yang paling potensial untuk menerima pendanaan berbasis impact investing di Indonesia yaitu:
Sektor UMKM Perdagangan
Lebih dari 64 juta UMKM berkontribusi pada PDB Indonesia, di mana sekitar 64,5% UMKM telah dijalankan oleh kaum perempuan.
Sektor Gender
Faktanya, partisipasi perempuan dalam dunia pekerjaan hanya 55% sementara laki-laki mencapai 83%. Sehingga pendanaan yang dilakukan dipercaya dapat memberdayakan perempuan yang juga mendukung penciptaan dampak sosial.
Sektor Pertanian
Sekitar 93% petani kecil masuk ke rantai pasokan pertanian dan menyumbang 33% tenaga kerja di lapangan.
Dan kehadiran Amartha sebagai perusahaan microfinance fintech yang dapat menyelesaikan isu sosial, ekonomi, dan lingkungan melalui impact investing ternyata menjadi hal yang digemari para investor milenial. Sesuai dengan laporan Amartha yang bertajuk Social Accountability Report (SAR) 2019, mengungkapkan bahwa sebesar 68 persen pendana Amartha didominasi generasi milenial, kemudian disusul 19 persen oleh generasi X, dan 10 persen oleh generasi Z.
Ini membuktikan generasi milenial peduli dengan hal-hal yang memberikan dampak menyelesaikan isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hingga kini impact investing di Amartha telah memberikan dampak seperti:
Dampak Ekonomi
-
95,5% Mitra sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar.
-
96,6% Mitra pendapatannya naik sejak bergabung di Amartha sekitar 10,5% saat pandemi (2020) dan 200-700% saat beraktivitas normal.
-
Mitra Amartha berhasil menyerap hingga 87.000 tenaga kerja informal dan 75% diantaranya adalah perempuan.
-
Selanjutnya sekitar 94,3% Mitra merasa hidup mereka jadi lebih baik setelah bergabung dengan Amartha. Misalnya akses ke pasar jadi lebih besar, pendapatan menjadi lebih tinggi serta lebih optimis dalam melihat masa depan.
Dampak Sosial
-
70% Mitra memiliki skill baru dari pertemuan kelompok yang diadakan oleh Amartha dengan sistem tanggung renteng berkelompok. Di mana para mitra dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan keuangan, bisnis, problem solving, leadership dan membuat keputusan.
-
97,9% Mitra mampu menyekolahkan anak-anaknya, termasuk kesempatan sekolah bagi anak perempuan dengan pendidikan yang layak.
-
86,6% Mitra dapat mengambil keputusan lebih baik dalam keluarga, karena lebih percaya diri dengan pendapatan yang mereka miliki.
-
66% Mitra memiliki jejaring sosial baru, relasi bisnis dan pertemanan setelah bergabung dengan Amartha.
Untuk itulah saat ini aplikasi Amartha sudah dilengkapi dengan fitur impact investing, sehingga kita dapat mengetahui dampak apa saja yang sudah kita ciptakan, serta memilih pendanaan berdasarkan kategori impact-nya. “Dengan indikator dan tampilan terbaru ini, diharapkan sebagai investor kita akan mengenal lebih dekat dengan mitra yang akan didanai, dan semakin semangat mendukung mitra UMKM di Indonesia agar dampak positif yang diciptakan dapat menjadi lebih besar lagi,” ujar Tya.
Setiap pendanaan yang kita lakukan di Amartha dijamin keamanannya. Dengan sistem group lending yang diterapkan, kita tidak perlu khawatir dana yang diinvestasikan tidak akan kembali. Group lending merupakan mejelis yang terdiri 15 hingga 25 orang yang berada di satu domisili yang sama. Dengan diterapkannya sistem ini bagi anggota kelompok yang tidak bisa membayar akan dibantu anggota lainnya secara tanggung renteng.
Cara Pendanaan di Amartha
Dari informasi yang aku dapatkan dari Blog Money+ tahapan untuk melakukan pendanaan bagi investor baru agar dapat berinvestasi di Amartha adalah sebagai berikut:
-
Kunjungi amartha.com dapat melalui website atau aplikasi yang dapat diunduh di PlayStore dan AppStore
-
Tahap pertama yang harus kita lakukan untuk bisa jadi lenders di Amartha dengan melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Data yang dibutuhkan untuk proses registrasi secara online ini diantaranya adalah KTP, NPWP, dan nomor rekening bank. Ikuti semua proses registrasi hingga selesai dan tunggu proses verifikasi akun dari pihak Amartha maksimal 2×24 jam yang akan dikirimkan melalui email yang sudah didaftarkan sebelumnya.
-
Jika sudah terdaftar, pada aplikasi Amartha pilihlah menu ‘Marketplace’. Di menu ini kita bisa melakukan pemilihan mitra yang ingin didanai. Pastikan sebelum memilih untuk mengecek portofolio usaha para mitra tersebut.
-
Jika sudah menemukan mitra yang tepat, segera lakukan klik ‘danai mitra’. Untuk tahap yang satu ini, kita bisa menanamkan modal di mitra Amartha mulai dari 100 ribu rupiah. Selanjutnya, lakukan pembayaran dengan cara transfer dana melalui rekening virtual account yang tertera di aplikasi.
-
Jika sudah sampai pada tahap 3, itu artinya selangkah lagi untuk menyelesaikan tahapan berinvestasi di Amartha, yaitu menunggu notifikasi ke alamat email yang terdaftar sesaat setelah proses transaksi berhasil dilakukan. Informasi mengenai pengembalian dana dari mitra bisa dilihat di dashboard aplikasi Amartha dan informasi tersebut akan diperbarui setiap minggu.
Blog Money+ Bagian dari Amartha
Selain mendapatkan informasi tahapan pendanaan di Amartha, banyak topik lain yang bisa kita dapatkan di Blog Money+ ini seperti:
-
Keuangan milenial yang berisi tips investasi, perencanaan keuangan, dan lain sebagainya.
-
Teknologi dan berita startup di bidang fintech, hingga tren teknologi terkini.
-
Gaya hidup dan tips seputar perkembangan sosial bagi generasi milenial.
-
Karir, tips berwirausaha untuk UMKM, dan juga cerita perempuan inspiratif.