Bagus banget. Kata yang tepat setelah menonton drama Korea original Netflix, Move to Heaven. Hanya dengan menyaksikan ke-10 episode-nya kita mendapatkan banyak pelajaran akan pahit dan getirnya kehidupan. Sesuai dengan judulnya, Move to Heaven, drama Korea ini menceritakan tentang kematian. Bahwa tidak ada yang bisa ditinggalkan dari kematian kecuali kenangan, maka teruslah berbuat baik dan terus meninggalkan kenangan yang indah. Karena orang yang dicintai tak akan pergi ke mana-mana, ia selalu ada di hati orang yang mencintainya.
Category: Review
“Lily menderita agnosia sehingga membuatnya tak bisa mengenalilangsung benda-benda yang ada di sekitarnya. Yang membuat Helen, kakak Lily, semakin bersalah adalah saat orangtuanya juga seperti menyalahkannya. Seolah sindrom yang menimpa Lily disebabkan olehnya. Suatu ketika Lily bercerita bahwa dia punya teman baru bernama Samara. Helen tidak tahu siapa Samara, tidak ada yang bernama Samara di Sekolah Lily…..” itu cuplikan isi novel Agnosia yang ada di belakang covernya. Suatu penyakit yang membuat penderitanya tidak bisa mengenali apa yang dilihatnya. Yang membuat menarik, Lily, pengidap agnosia di novel ini melihat sosok yang tidak orang lain lihat. Penasaran?
Sederhana tapi sangat mengesankan. Itu kalimat yang menurut aku mewakili isi cerita dari drama Korea Navillera. Meskipun tidak mendapat banyak sorotan dengan rating yang kurang memuaskan, tetapi menurut aku drama Korea Navillera sangat layak ditonton oleh semua usia. Selain banyak pesan moral di dalamnya, drama ini memiliki alur cerita yang menarik dari awal hingga akhir episode-nya.
Yang Tak Kunjung Usai, begitu judul novel yang baru saja aku selesaikan bacanya. Sebuah novel karya Awi Chin yang di-published pada 20 Juli 2020 lalu. Entah kebetulan atau memang disengaja untuk penetapan tanggal published-nya, cerita di dalam novel Yang Tak Kunjung Usai pun dimulai di bulan Juli. Ada apa dengan bulan Juli? Hanya Sang Penulis yang dapat menjawab, begitupun dengan ending cerita di novel ini, semua di tangan penulis.
Pertama kali melihat teaser drama Korea Kairos, lalu melihat pemerannya, malah berpikir “ini drama isinya peran antagonis semua?” Apalagi melihat ratingnya yang tidak bagus, jadi wajar kalau drama Kairos yang sudah tayang di MBC TV 26 Oktober – 22 Desember 2020 lalu ini pun luput dari list drakor yang wajib ditonton. Karena bosan dengan drama ringan yang membuat aku akhirnya menonton drama Kairos. Dan ternyata sebagus itu dan layak untuk direkomendasikan.
Bagi yang suka nonton film-film Korea, tetapi juga penggemar akting Joe Taslim, film Korea The Swordsman (2020) dapat dijadikan referensi apik kamu. The Swordsman merupakan film sejarah atau sageuk berlatar era Joseon. Selain ada penampilan khusus Joe Taslim, The Swordsman juga dibintangi aktor Korea ternama seperti Jang Hyuk, Jung Man Sik, Kim Hyun Soo, dan Lee Min Hyuk BTOB.
Di dunia per-drakor-an sepertinya kita belum bisa beranjak dari tahun 2020. Betapa tahun ini telah memberikan banyak cerita drama Korea mulai dari yang romantis, fantasi, thriller, hingga komedi. Tetapi belum lengkap rasanya bila tidak mereview salah satu drama Korea terbaik di 2020, Sweet Home.
Bagi pecinta drakor, mengakhiri tahun 2020 ini tidak lengkap jika belum menyaksikan drama Korea Start-Up yang dibintangi oleh Bae Suzy, Nam Joo Hyuk, dan Kim Seon Ho. Bahkan dunia maya sempat diriuhkan oleh tim Nam Do San dan tim Han Ji Pyeong. Warga net pun tidak sedikit menyebut drama Korea Start-Up memiliki happy ending yang menyedihkan. Seberapa menariknya sih drama Start-Up ini? Yuk baca dulu reviewnya sekalin kita ngintipin kediaman Han Ji Pyeong.
Drama Korea Tale of The Nine Tailed baru saja kelar tayang di TvN pada Kamis (3/12) lalu. Seperti biasanya ending drama Korea selalu menjadi perdebatan, ada yang pro dan kontra. Apalagi di Tale of The Nine Tailed ada sosok idola yang ‘dimatikan’. Siapa dia? Bagi kamu penyuka drama fantasi tentang kisah legenda urban yang ada di Korea, drama Tale of The Nine Tailed ini wajib ditonton. Untuk yang belum nonton, yuk baca dulu reviewnya.
NADIRA, begitu judul novel karya Leila Chudori ini saat aku lihat di toko buku. Dari komentar di dalamnya baru aku ketahui bahwa sebelumnya buku ini berjudul 9 dari Nadira. Ilustrasi cover yang menggambarkan sosok seorang perempuan dengan dominasi warna pink, kuning, dan hijau membuat aku mengambil buku ini dari rak, dan membaca judulnya, NADIRA, yang ditulis kecil di kanan bawah covernya. Cover yang sangat menarik. Jika tidak membacanya dari dekat, sekilas terlihat seperti cover sebuah buku diary. Ya novel ini layaknya sebuah diary, diary Nadira tepatnya.