Gazebo dari Masa ke Masa

NININMENULIS.COM – Jaman dahulu di Eropa, kehadiran gazebo hanya dijumpai pada rumah berukuran besar atau masion. Hal ini dikarenakan hanya rumah berukuran besarlah yang memiliki taman, kolam, air mancur, dan lain sebagainya di dalamnya. Gazebo di rumah-rumah Eropa ini umumnya memiliki desain dasar, bulat, segi enam, atau segi delapan, tanpa dinding dan hanya diberi ornamen pagar pembatas dengan atap berbentuk kubah yang bentuknya disesuaikan dengan arsitektur rumah.

Kehadiran gazebo pun ternyata tak melulu dijumpai di rumah-rumah Eropa, karena rumah-rumah di Asia seperti Jepang, Cina , dan Indonesia sendiri juga mengenal kehadiran gazebo dalam arsitektur rumah. Hanya penyebutannya yang berbeda. Di Indonesia sendiri, kita lebih mengenalnya dengan sebutan bale bengong yang berarti tempat untuk bengong dan mencari inspirasi. Di taman atau rumah Bali, model gazebo sangat tergantung pada desain dan material yang kerap digunakan seperti kayu dan bambu. Untuk atapnya pun banyak menggunakan sirap dan alang-alang. Gazebo umumnya dibuat lebih tinggi dari tanah, sekitar 30-60 centimeter dari permukaan tanah. Ini berguna untuk memberikan kenyamanan saat bersantai tanpa takut terganggu adanya binatang.

Seiring dengan perkembangan arsitektur dan material bangunan, gazebo pun hadir dengan desain yang lebih beragam. Jika gazebo biasanya berdesain sebagai ‘replika’ rumah utama, kini gazebo hadir dengan desain tersendiri yang menjadi bagian dari ornamen taman. Para landscaper pun kerap berkreasi dengan material yang ada. Seperti Andie dari X-Otic Garden yang menggunakan granit sikat untuk membuat desain gazebo. Desain gazebo yang dibuat Andie pun tak melulu berbentuk seperti rumah. Ia membuat gazebo berbentuk lingkaran dan bentuk-bentuk lainnya. Dengan beragamnya material yang dapat digunakan, tentu lahan dibutuhkan untuk membuat gazebo pun tak harus luas. Kini di lahan terbatas pun kita dapat membuat gazebo di rumah.