Karya Arsitek Indonesia di Ajang Dezeen Awards 2018

NININMENULIS.COM – Dezeen Awards 2018 merupakan ajang penghargaan bagi konsultan yang karyanya paling menonjol dalam setahun terakhir. Penghargaan ini diberikan kepada konsultan yang memiliki performa terbaik dalam berbagai kategori seperti arsitektur dan desain interior. Dan di tahun ini salah satu konsultan arsitektur asal Indonesia, RAW Architecture akan bersaing dengan 19 nama besar lainnya dari berbagai negara untuk menjadi yang terbaik di ajang Dezeen Awards 2018. Bersama-sama dengan nama yang sudah tak asing lagi seperti SHAU Architects dari Belanda, Studio Ben Allen asal Inggris, serta Penda dari Austria akan bersama-sama bertarung dalam ketegori Emerging Architect of The Year yang pengumumannya akan dilangsungpak pada 27 November 2018 mendatang.

Karya Arsitek Indonesia di Ajang Dezeen Awards 2018

99 Percent The Guild is

Adalah Realrich Sjarief, arsitek di belakang RAW Architecture yang melalui karyanya 99 Percent The Guild masuk dalam nominasi Dezeen Awards 2018. The Guild merupakan bangunan multifungsi yang di dalamnya terdapat tempat tinggal, Realrich Sjarief bersama istri dan putranya, serta sebuah studio RAW Architecture dan perpustakaan.

Karya Arsitek Indonesia di Ajang Dezeen Awards 2018

The Guild berada di kawasan perumahan Villa Meruya, Jakarta Barat. The Guild memiliki ruang-ruang yang diperuntukan untuk kamar tidur utama, dapur, dan ruang tamu, ruang makan, studio dengan kantor yang terpisah untuk direktur dan rekan perusahaan, serta perpustakaan Omah dan klinik tempat istri Realrich Sjarief yang berprofesi sebagai dokter gigi bekerja.

“Saya orang yang suka dekat dengan studio, karena saya suka menggambar, buku dan sepenuhnya menjadi bagian dari pekerjaan studio,” kata Realrich Sjarief.

Pintu masuk rumah ditandai oleh pintu besi, yang dipasang di dinding beton dan terlindung di bawah kanopi yang terbuat dari polikarbonat dengan rangka baja. Pintu mengarah ke koridor terbuka dan foyer kecil, di mana ada akses ke ruang studio di satu sisi dan ruang tamu pribadi di sisi lain. Ruang tamu dan ruang makan di lantai dasar masuk melalui pintu dalam bentuk lengkungan catenary dan memiliki jendela bundar diapit oleh sepasang bukaan berbentuk lengkungan yang menghadap ke kolam. Tangga pribadi mengarah dari ruang ini hingga ke kamar utama di lantai pertama, yang termasuk lounge kecil, ruang belajar, kamar bayi dan ruang doa.

Tangga memisahkan kamar keluarga pada tingkat ini dari studio sambil memastikan Realrich Sjarief memiliki akses langsung antara rumah dan tempat kerjanya.

“Rumah itu seperti batu keropos jadi aksesnya terbuka dan ada lubang di dalam gedung. Sirkulasi bisa ditutup dan mudah dikunci atau bisa dibuka,” ujar Realrich Sjarief

Ruang studio terkandung dalam ruang persegi dan tangga spiral bertempat di dalam kolom silinder di pusatnya. Tangga menyediakan akses ke mezzanine dengan ruang kerja tambahan. Tapaknya terbuat dari logam berlubang, sehingga cahaya dan udara yang masuk melalui skylight yang meruncing dapat mencapai tingkat yang lebih rendah. Dinding berbentuk lengkung melingkupi studio dan bukaan melingkar terbelah dua oleh lantai mezzanine yang memberi tanda pada dinding eksternal. Panel kaca setengah lingkaran yang dipasang di lantai mempertahankan pandangan penuh dari jendela bundar.

“Saya menyukai bentuk geometris murni dan suka memodifikasinya untuk menguraikan pembuatan-bentuk dengan cara konvensional, melalui penambahan dan pengurangan,” kata Realrich Sjarief, menjelaskan mengapa lingkaran dan lengkungan-lengkungan yang runcing begitu sering terjadi di seluruh skema.

Karya Arsitek Indonesia di Ajang Dezeen Awards 2018

Halaman di tengah-tengah rumah berisi rumput di kelilingi oleh dinding beton dan tempat duduk yang memungkinkan untuk digunakan sebagai amphitheater untuk presentasi. Di belakang dinding di satu sisi adalah Perpustakaan Omah yang panjang dan sempit, yang terbuka untuk umum pada akhir pekan dan terdiri dari perpustakaan dan toko buku yang berfokus pada publikasi arsitektur. Perpustakaan sebagian terendam di bawah permukaan taman untuk memastikan suhu lingkungan yang konsisten yang membantu menjaga kondisi buku tanpa terlalu banyak bergantung pada AC buatan. Pada atap bangunan, sekelompok volume beton piramida di atasnya dengan lapisan fungsi kaca sebagai skylight yang menyalurkan cahaya matahari ke dalam interior.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

4 thoughts

Leave a Reply