NININMENULIS.COM – Aroma kopi yang sedang disangrai semerbak tercium dari rumah yang bertuliskan Kopi Kohlie di depannya. Seorang pria berusia 60 tahun keluar dari dalam sembari bercakap-cakap melalui telepon genggamnya. Melihat sosoknya yang santai siapa yang mengira pria ini seorang roaster, pencicip kopi, dan engineer otodidak yang telah melahirkan ratusan mesin roaster dengan merk ‘Uncle John’ yang tidak hanya untuk pasar Indonesia tapi juga mancanegara seperti Jerman dan Amerika. Dari dia jugalah banyak roaster di kedai kopi ternama belajar. Hingga sekarang pun ia tak pernah pelit membagikan ilmunya, termasuk kepada saya yang mengunjungi rumah sekaligus bengkelnya di kawasan Duri Kepa, Jakarta Barat.

Johny Rahadi ‘Uncle John” (Foto: Yudi Dwi Hertanto)
Ceritakan bagaimana awalnya Anda terjun di dunia perkopian?
Itu nasib saja. Setamat kuliah dari Universitas Negeri Solo, pada 1984 saya ditawari bekerja pada perkebunan kopi di Timor Timur. Dari sana saya belajar mata rantai kopi mulai dari perkebunan hingga bisa dinikmati di dalam cangkir. Saat Timor Timur merdeka, tidak ada kebun lagi dan banyak yang menawari saya kerja di bidang lain. Tapi link karena pemasaran saya besar sekali di seluruh dunia, saya memilih untuk tidak meninggalkan kopi.
Bisa sampai ke dunia roasting?
Karena saya tahu kopi yang nikmat di dalam cangkir tidak memiliki perjalanan yang otomatis. Roasting memegang peranan 30-35 persen dari perjalanan kopi yang enak hingga ke cangkir – saya mulai menjadi seorang roaster. Dari sana saya melihat mesin roasting banyak variasinya. Akhirnya saya ciptakan mesin roasting berkapasitas kecil hingga besar. Tapi saya tidak mau mencontek mesin roasting yang telah ada. Bagi saya mencontek itu tanda tidak punya kreativitas.

Dan berkunjung ke tempat uncle John rame2 pun tetap wacana…………>_<………………..
Keburu tsunami… ??