Klenteng Beringin – Angkor Wat-nya Indonesia

NININMENULIS.COM – Jika Anda sedang ke Tanjung Pinang maka sempatkan berkunjung ke kelurahan Senggarang. Senggarang terletak di Utara Teluk Riau yang merupakan kawasan pemukiman penduduk yang ada di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Seperti yang kita ketahui Tanjung Pinang terkenal akan kawasan pecinannya dan dipercaya sebagai tempat yang pertama disinggahi para pendatang dari Tiongkok sebelum menyebar ke pulau lainnya di sini. Dari situlah masyarakat setempat biasa menyebut tempat ini dengan Tua Po yang dalam bahasa Teo Chew berarti kota besar.

NininMenulis

Sisi samping klenteng yang memperlihatkan akar-akar beringin

Di Senggarang sendiri budaya dan adat istiadat Tionghoa masih terasa sangat ketal, masyarakatnya masih menjalankan tradisi kepercayaan Kong Hu Chu, walapun pemeluk agama Kristen, Budha, Katolik, dan Islam banyak dijumpai di sini. Ini terlihat dari peninggalan sejarah Tionghoa yang terdiri dari 7 klenteng dan 2 vihara untuk ibadah umat Budha dan Kong Hu Chu.

Saat mengunjungi Senggarang jangan lewatkan untuk mengunjungi salah satu klenteng yang dilihat sekilas mirip Angkor Wat di Kamboja. Berada di klenteng ini tiba-tiba saya merasa seperti Angelina Jolie saat syuting Thomb Rider, eeeaaaakk.

NininMenulis

Sudah mirip Angelina Jolie di film Thomb Rider belum? hahahaha…..

Sebenarnya kemiripan klenteng ini dengan Angkor Wat bukan dari segi ukuran tetapi lebih ke kondisi tembok klenteng yang terlilit akar pohon beringin raksasa. Klenteng ini bernama Tien Shang Miao yang oleh penduduk sekitar kerap disebut Vihara Pohon atau Bayan Tree Temple, kadang juga disebut Klenteng Beringin lantara bangunannya yang seolah-olah seperti di dalam Pohon Beringin. Klenteng ini berada hanya sekitar 5 meter dari bibir pantai. Dia berdiri di kawasan rumah penduduk kampung Boyan yang mayoritas adalah etnis Tionghoa. Tak jauh dari kawasan ini juga ada pasar, sekolah dasar dan lapangan yang jadi semacam alun-alun warga setempat.

NininMenulis

Tampak depan klenteng yang dililit akar beringin

Menurut sejarah, klenteng ini dibangun pada tahun 1811 oleh Kapitan Tionghoa, Chiao Chen sebagai tempat tinggalnya. Setelah sang kapitan meninggal dan lama tidak dihuni, barulah masyarakat Senggarang menjadikannya sebagai tempat ibadah. Tidak ada yang tahu persis bagaimana ceritanya hingga bangunan tersebut bisa terlilit akar pohon beringin raksasa, bahkan ada yang mengatakan pohon beringin tersebut telah berusia 200 tahun dan bukan pohon sembarangan yang mudah untuk ditebang.

NininMenulis

Meja Kursi dari batu yang berada di sisi samping klenteng

Berbagai mitos atau sedikit mistis kadang hadir, seperti meskipun setiap tahun akar pohonnya bertambah banyak namun sisi tembok yang sudah ratusan tahun tidak rusak juga. Ada juga cerita yang mengatakan pernah ada beberapa pejabat yang mencoba untuk merenovasi klenteng dengan memotong akar-akar pohon beringin yang melilitnya, namun usaha itu selalu gagal konon karena ‘penghuninya’ tidak mengizinkan. Namun apapun mitos dan cerita yang beredar tentang klenteng ini, hingga kini klenteng tersebut masih digunakan sebagai tempat ibadah. Hio terus dibakar. Tak hanya warga lokal, banyak turis domestik hingga mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Tiongkok yang datang berdoa dan meminta berkah. Mungkin suatu saat nanti kepopuleran Klenteng Beringin ini akan sama atau lebih popular dari Angkor Wat di Kamboja.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

8 thoughts

  1. Ada perubahan di Template ini. Hahhaah.. itu artinya saya dah lama tak bertandang keknya ya.. ? Hihihi.. Kece mbak tempat wisatanya. Akar2nya itu loh.. weew banget ?? , btw suka sama outfit Angelina Jolie ????

Leave a Reply