Q&A Aldo Felix – Desainer Ruang Berkafein

NININMENULIS.COM – Lima tahun lalu saya berkenalan dengan Aldo. Ia membawa saya ke salah satu proyeknya. Sebuah coffee shop di kawasan Thamrin, Jakarta Selatan terlihat menarik perhatian dari jajaran ruko yang ada di sekitarnya. Tanamera Coffee hadir dalam suasana rustik yang banyak memakai kayu. Ketika itu kehadiran coffee shop yang menyajikan kopi lokal belum semarak saat ini. Dan setelah lima tahun, seiring berkembangnya industri perkopian, Aldo tetap dipercaya untuk mendesain semua cabang Tanamera, tidak hanya di Jakarta namun juga hingga luar daerah. Kini Tanamera telah memiliki cabang kelimanya yang terletak di Pantai Indah Kapuk (PIK).

 

 

Dominasi hitam membuatnya terlihat menonjol dari ruko di sekitarnya. “Seperti warna kopi, interior Tanamera menggunakan warna yang jarang dipilih para pemilik coffee shop yakni hitam. Warna hitam dengan highlight merah kami pilih karena imbas dari kebosanan akan interior terdahulu yang banyak menggunakan kayu rustik,” tutur Aldo. Jika hitam diambil dari warna biji kopi yang telah di-roasting, merahnya lebih mirip warna cherry buah kopi. Meski bisa juga warna itu diambil dari nama kafe ini yang berarti “tanah merah”, tanah khas Indonesia yang menghasilkan kopi-kopi terbaik di dunia.

Tak mudah mendapatkan tempat kosong di coffee shop ini. Di ujung meja bar tempat kami duduk, beberapa pegawai kantoran sedang rapat. Di sudut ruang, berdekatan dengan tangga, beberapa orang sedang wawancara kerja dengan laptop masing-masing di depannya. Bersebelahan dengan mereka, dengan menyatukan beberapa meja kotak, segerombolan ibu muda sibuk arisan. Belum lagi di tengah-tengah ruang, pada meja-meja bundar remaja putri sibuk bercakap tentang tren kosmetik terbaru.

Untuk itulah Aldo mendesain sebuah penataan interior yang nyaman untuk berbagai aktivitas sebagai teman mengopi. Aldo menyediakan banyak pilihan tempat duduk. Untuk sisi ruang yang berdekatan dengan dinding, ia menatakan meja-meja kotak dengan maksud untuk mudah disatukan – hal yang tak mungkin dilakukannya di tengah ruang. Di sini Aldo menaruh jajaran meja bundar dengan berbagai model kursi. Untuk furniturnya, ia menggunakan koleksi Karsa dari Joshua Simanjuntak. Ingin tahu rahasia kesuksesan Aldo hingga terus dipercaya mendesain coffee shop yang nyaman hingga kini? Simak wawancara saya dengan Aldo di Tanamera Coffee, Pantai Indah Kapuk (PIK).

NininMenulis

Aldo Felix, desainer Tanamera Coffee (Foto: Yudi Dwi Hertanto)

Mengapa mereka begitu percaya dengan Anda?

Trust dan loyalty itu penting dan tidak bisa dibeli. Untuk menumbuhkan rasa itu saya tidak akan terima desain dari brand kompetitor dengan konsep penyajian yang sama.

Lalu, apa tantangannya mendesain coffee shop dari brand yang sama?

Saya selalu mencari kekurangan dari desain terdahulu lalu men-develop kembali sehingga menghasilkan desain-desain yang berbeda dan semakin baik. Attention to detail, itu penting!

Misalnya sekarang saya melihat banyaknya sedotan dan tisu yang berantakan di meja bar. Untuk ke depannya bagaimana cara membuat desain yang semua hal tersebut terlihat rapi.

Coffee shop yang Anda desain selalu ramai pengunjung. Apa itu karena desain Anda?

Semua hal berkontribusi untuk mendapatkan apresiasi yang baik dari customer. Mulai produk, lokasi, desain coffee shop, hingga fasilitas penunjang seperti wifi, parkir, dan lain sebagainya. Kalau tempatnya nyaman tapi produknya tidak bagus ya lama-lama juga tidak survive. Begitu pula sebaliknya.

Usaha Anda untuk menciptakan tempat (coffee shop) yang nyaman itu bagaimana?

Dalam mendesain saya selalu bekerjasama dengan desainer lain seperti desainer produk dan lighting designer. Seperti di Tanamera Thamrin saya menggunakan furniture Lula dari Eva Natassa, Untuk Tanamera Pantai Indah Kapuk saya menggunakan furnitur Karsa dari Joshua Simanjuntak. Peran lighting designer sangat penting untuk memberi suasana hangat sehingga pengunjung betah berlama-lama.

NininMenulis

Harus (furnitur) dari desainer terkenal?

Saya ingin coffee shop ini long lasting. Saya tidak suka meletakkan sesuatu yang hanya dapat digunakan satu atau dua tahun.

Anda peminum kopi? Ada tidak pengaruh kopi ke dalam desain?

Saya peminum kopi tapi buka coffeeholic, jadi saya bukan tipe yang tergantung kafein saat mendesain.

Merasa tersaingi dengan banyaknya coffee shop saat ini?

Tidak, kami saling belajar saja. Setiap desainer memiliki idealisnya sendiri. Semakin banyak justru semakin memperkaya desain coffee shop.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

2 thoughts

Leave a Reply