NININMENULIS.COM – Ubur-ubur di Pulau Kakaban lah tujuan pertama saya ingin mengunjungi salah satu Kepulauan di Kalimantan Timur ini. Bila dilihat di peta, Pulau Kakaban letaknya berada di tengah-tengah kepulauan yang terpisah dari Pulau Kalimantan. Pulau Kakaban di kelilingi beberapa pulau-pulau kecil lainnya seperti Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua, Pulau Samama, dan Pulau Sambit. Sayang, dua pulau terakhir, Samama dan Sambit belum sempat saya kunjungi saat itu.
Kunjungan saya ke Pulau Kakaban merupakan rangkaian perjalanan menelusuri beberapa pulau, mulai dari Pulau Derawan, Sangalaki, Maratua, dan terakhir Kakaban. Sebelum mengeksplor Pulau Kakaban, Pulau derawan menjadi destinasi tinggal sementara selama meneksplor semua pulau di sini. Untuk mencapai Pulau Kakaban dibutuhkan waktu sekitar 1 jam-an lamanya menggunakan speedboat dari Pulau derawan tergantung kondisi ombak dan angin saat perjalanan. Speedboat menjadi satu-satunya transportasi yang digunakan untuk mengeksplor semua pulau di gugus kepulauan Kalimantan Timur ini. Jika ombak sedang tinggi, jangan kaget ya bila merasakan sedikit ‘lompatan-lompatan’ selama perjalanan. Tetapi percayalah, itulah nikmatnya mengeksplor pulau di Indonesia.
Setiba di bibir pantai Pulau Kakaban, speedboat yang membawa saya langsung sersambung dengan jembatan kayu untuk menuju ke daratan. Karena diperuntukan untuk wisata, jadi jangan pernah bermimpi dapat menginap atau mondok di Pulau Kakaban ya. Di Pulau Kakaban, kita tidak akan menjumpai resort atau homestay, cukup dermaga kecil dengan gerbang selamat datang sekaligus loket untuk membeli tiket masuk menikmati wisata di Pulau Kakaban. Sayangnya saya lupa bertanya harga tiket masuk di sini karena saya turut dalam open trip.
Ternyata untuk mencapai Danau Kakaban bukanlah dekat dari bibir pantai. Dari jembatan kayu yang berada di dermaga, kita masih menyambung melintasi rute lintasan yang telah disusun dan terbuat dari kayu. Tetapi jangan khawatir, selama melintasi rute perjalanan menuju Danau Kakaban tidak akan membosankan karena kita akan melintasi rute yang di kelilingi lebatnya pepohonan. Dan kita pun dengan mudah mengenali setiap jenis tanaman yang tumbuh di sana, karena masing-masing pepohonan yang uni telah dinamai seperti Pohon Bakung, Ubal, Ligayan, Puut, Ipil, Bullung-Bullung, Asin-Asin, dan lain sebagainya. Pulau Kakaban memiliki luas 774,2 hektar yang di dalamnya tersedia juga fasilitas penunjang bagi wisatawan seperti ketersediaan toilet dan kamar ganti pakaian.
Jalan menuju danau Pulau Kakaban yang rimbun dan adem
Jembatan kayu menuju ke danau di Pulau Kakaban
Ketika sampai ke anjungan kayu, kita sudah bisa menyaksikan beberapa ubur-ubur melayang di permukaan air danau. Sebelum terjun ke dalamnya sebaiknya pastikan kita tidak menggunakan tabir surya sewaktu berenang di Danau Kakaban, karena bahan kimia yang ada di tabir surya akan mencemari perairan danau dan membahayakan kehidupan ubur-ubur. Jadi bagi kamu-kamu yang takut hitam mending jangan nyebur daripada meracuni spesis ubur-ubur yang ada di dalam Danau Kakaban. Oiya satu lagi jangan mempergunakan sepatu katak karena dapat menyakiti dan membunuh ubur-ubur apabila terkena sepakan sepatu katak.
Danau Kakaban memiliki luas 5 kilometer persegi yang di dalamnya terdapat empat jenis ubur-ubur yakni ubur-ubur aurelia aurita yang bentuknya seperti piring transparan, tripedalia cystophora bentuknya paling kecil bila dibandingkan dengan tiga jenis ubur-ubur lainnya, dan mestigeas papua yang paling banyak terlihat di danau air asin, dan casiopeia ornata banyak terlihat di dasar danau dengan posisi terbalik. Kalau sudah nyemplung ke Danau Kakaban sih saya sudah tidak bisa membedakan masing-masing ubur-ubur. Pokoknya saat melihat ubur-ubur bawaannya sudah senang saja.
Semua ubur-ubur di Danau Kakaban ini jinak dan bersahabat tetapi bukan menjadi alasan untuk dipegang dan diangkat lama-lama di udara, kasihan melihat ubur-uburnya megap-megap. Dan juga jangan berpikir untuk membawanya pulang karena kalau tidak ubur-ubur ini hanya akan mati bila dijauhkan dari ekosistemnya.
Snorkeling beramai-ramai di Pulau Kakaban
Aslinya banyak ikan di antara trumbu karang ini loh.
Setelah puas berenang dan bermain bersama ubur-ubur di Danau Kakaban, sebelum meninggalkan Pulau Kakaban kita masih bisa snorkeling di tepian laut Pulau Kakaban. Mengapa snorkeling di laut dilakukan setelah nyebur dari danau? Karena, plankton, larva hewan laut, dan lain-lainnya, dapat terbawa ke danau. Kalau hal ini terjadi, maka hewan-hewan laut tadi dapat menjadi pesaing hidup bagi keberlangsungan hidup ubur-ubur di danau.
Dan jangan lupa, kalau ingin terus menikmati keindahan Pulau Kakaban dan dapat terus melihat ubur-ubur di Danau Kakaban, jangan merusak ekosistem yang sudah ada ya. Jaga dengan tidak membuah sampah sembarangan, mengikuti petunjuk dan aturan yang telah dibuat, tidak berbuat vandalisme, dan perilaku yang dapat merusak keindahan Pulau Kakaban. Jadi jika rindu berenang bersama ubur-ubur, kita dapat mengunjunginya kemmbali. See you jellyfish!
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari
2 thoughts
Pengin banget berenang bareng ubur-ubur! Dari dulu sudah bolak-balik browsing mencari open trip ke Derawan dan Kakaban. Tapi jadwalnya belum cocok terus.
Pengin banget berenang bareng ubur-ubur! Dari dulu sudah bolak-balik browsing mencari open trip ke Derawan dan Kakaban. Tapi jadwalnya belum cocok terus.
Klo k sana siap2 ketagihan pengen balik lg kak…. 🙂