NININMENULIS.COM – Bogor sebagai Kota Hujan sudah banyak yang mengetahui. Tetapi Bogor sebagai kota yang paling banyak mendapat sambaran petir setiap tahunnya bahkan lebih banyak dari Florida, kota paling berpetir di Amerika Serikat, apakah sudah banyak yang tahu? Jika belum berarti Anda sama dengan saya saat pertama kali memutuskan pindah rumah dari Jakarta ke Bogor, Jawa Barat.
Memasuki musim hujan seperti sekarang ini, mengingatkan saya akan kejadian setahun lalu, saat saya baru pindah dan tinggal sekitar 5 bulan di Bogor. Rumah yang saya tinggali merupakan rumah yang baru dibangun mulai dari desain, struktur, hingga instalasi listriknya yang memiliki standar sama dengan rumah sebelumnya di Jakarta.
Siapa yang menyangka saat itu, saat saya pulang kerja mendapati rumah dalam kondisi gelap gulita sehabis hujan deras. Hujan deras dan listrik mati memang menjadi hal biasa terjadi semenjak tinggal di Bogor. Hal tersebut menjadi tidak biasa saat kondisi gelap gulita tersebut hanya di rumah saya sendiri.
Kondisi tersebut semakin membuat panik saat orang di rumah berkata, “tadi petirnya besar sekali teh, bargainser (meteran listrik) sampai keluar api sebelum akhirnya listrik padam.” Duh! Membayangkan rumah masih utuh dan tidak terjadi kebakaran saja sudah alhamdulillah. Namun hampir 80% peralatan listrik dan elektronik di rumah rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Bagi yang tidak bertempat tinggal di Bogor pasti bertanya-tanya, seberapa besar sambaran petir yang terjadi hingga berdampak sedemikian parah?
Untuk informasi, menurut data BMKG jumlah petir di Bogor tertinggi se-Indonesia, jumlahnya sekitar 700 ribu sambaran petir setiap tahunnya. Saya baca di salah satu media online yang mewawancari peneliti petir dari Institut Teknologi Bogor (ITB), daerah Bogor memiliki kepadatan sambaran petir sebanyak 24 kali perkilometer persegi setiap tahunnya. Ini lebih tinggi dari Bandung yang hanya 10-12 sambaran petir perkilometer persegi – apalagi bila di bandingkan dengan Jepang yang hanya 2 petir. Jadi saran saya saat pindah rumah ke lingkungan dan daerah yang baru, kenali dahulu daerahnya, pastikan rumah yang akan ditinggali sudah me-support semua dampak lingkungan tersebut karena standart keamanan rumah berbeda-beda di setiap wilayah. Jika sudah terlanjur tersambar petir seperti yang terjadi di rumah saya, apa yang saya lakukan?
Memperbaiki permasalah listrik bukan hanya di satu titik yang terkena masalah saja, tetapi lebih ke satu jaringan yang saling terkait, termasuk pada bagian stop kontak dan saklar lampu. Karena di stop kontak dan saklar lampu inilah semua produk elektronika rumah tangga terhubung ke sumber listrik. Setelah kejadian tersambar petir, stop kontak dan saklar lampu di rumah saya menyimpan efek thermal atau kenaikan temperatur yang membuat suhunya lebih panas dari sebelum terkena sambaran petir. Jika tidak lekas diganti, saya khawatir efek thermal ini mengakibatkan korsleting listrik dan lebih parahnya dapat menimbulkan kebakaran. Agar kejadian tersebut tidak terjadi, saya memilih untuk mengganti beberapa produk listrik di rumah.
Setelah mencari-cari dari beberapa referensi, saya memutuskan untuk menggunakan produk dari Schneider Electric, yaitu Surge Arrester agar produk-produk elektronik di rumah terhindari dari kerusakan dari sambaran petir. Selain itu, ada juga RCBO agar dapat mencegah kebakaran akibat instalasi listrik yang bermasalah. Terakhir, saya pun menjatuhkan pilihan juga untuk mengganti stop kontak dan saklar lampu di rumah yang sudah mulai usang, dengan Leona.
Kenapa saya memilih Leona dari Schneider karena beberapa pertimbangan, yaitu:
-
Seperti yang sudah kita ketahui brand Schneider sudah terkenal hingga di lebih dari 100 negara untuk kebutuhan kelistrikan khususnya Power Management – Medium Voltage, Low Voltage and Secure Power, dan Automation Systems. Jadi semua produk yang dikeluarkan Schneider Electric sudah dipastikan jaminan mutu.
-
Stop kontak dan saklar lampu Leona dari Schneider sudah berstandar SNI sehingga dijamin memenuhi kriteria keamanan kelistrikan.
-
Karena stop kontak dan saklar lampu yang harus saya ganti bukan hanya satu atau dua saja melainkan sebanyak yang ada di satu rumah, sudah pasti saya akan mencari stop kontak dan saklar lampu dengan harga yang terjangkau. Dan Leona dari Schneider memiliki harga terjangkau, mulai dari 16.000-an rupiah saja.
-
Produk Leona dari Schneider terbuat dari material berkualitas tinggi sehingga tidak mudah menguning. Desainnya yang memiliki lengkung di keempat sudutnya sangat saya sukai karena terlihat modern dan cocok untuk rumah-rumah minimalis seperti rumah yang saya tinggali.
-
Untuk semua seri Leona, memiliki dua jenis pemasangan yakni tipe cakar dan tipe baut (screw) sehingga dapat disesuaikan pemasangannya untuk rumah baru atau renovasi seperti yang saya lakukan. Untuk pemasangannya pun sangat mudah tanpa perlu ada bagian dinding yang dibongkar.
-
Last but not least, alasan terakhir mengapa saya memilih menggunakan stop kontak dan saklar lampu Leona dari Schneider karena modulnya terbuat dari poly-carbonate yang tahan panas untuk pemakaian jangka panjang. Pemakaian produk listrik yang tahan panas seperti Leona ini berguna agar tidak mudah rusak akibat terbakar, meleleh, dan lain sebagainya.