NININMENULIS.COM – Ada yang tahu tidak tanggal 29 Oktober itu diperingati sebagai hari apa? Mungkin tidak banyak yang tahu (termasuk saya) kalau tanggal 29 Oktober itu diperingati sebagai Hari Stroke Sedunia. Mengapa hari stroke harus diperingati? Ini untuk mengingatkan kita bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung, juga menyebab kecacatan nomor satu bagi pengidap yang selamat dan lolos dari serangan stroke.
Saya pun tidak pernah menganggap stroke berbahaya hingga mama terserang penyakit ini tiga tahun yang lalu. Selamat dari serangan stroke, namun menyisakan ketidak mampuan wicara hingga saat ini. Dari situlah saya mulai konsen bagaimana cara menghindari serangan stroke. Caranya dengan mengenali gejala stroke itu sendiri.
Penyakit stroke terjadi karena terputusnya aliran darah ke otak yang diakibatkan pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasoka nutrisi dan oksigen menjadi berkurang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) 2018, penyakit stroke di Indonesia menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Indonesian Stroke Registry pada 2012 hingga 2014 menunjukan stroke iskemik atau sumbatan 67% lebih banyak dibanding stroke hemogragik atau pendarahan yang hanya 33%. Besarnya angka penderita stroke juga terlihat data Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2016 bahwa penyakit stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 1,43 triliun, dan pada 2017 naik menjadi 2,18 triliun, bahkan di 2018 mencapai 2,56 triliun rupiah.
Kemenkes RI atau Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesiallis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada Senin (28/10) lalu berbagi tips mudah mengenali gejala stroke dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia 2019 dalam acara Temu Blogger Kesehatan.
Peringatan Hari Stroke Sedunia 2019 mengangkat tema #DontBeTheOne dengan tema nasional ‘Otak Sehat, SDM Unggul’. Tema ini diangkat untuk menggugah kesadaran masyarakat agar dapat hidup sehat, lebih berdaya, dan produktif melalui kesiapsiagaan dan berperilaku hidup sehat, akses pelayanan kesehatan yang lancar dan baik, serta keterlibatan dalam mencegah dan mengendalikan faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti stroke sejak dini.
Tips mudah mengenali gejala stroke dari Kemenkes RI yang lebih mudah disingkat menjadi SeGeRa Ke RS.
-
Senyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
-
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan.
-
BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung.
-
Kebas atau baal, kesemutan separuh badan.
-
Rabun, pandangan satu mata kabur dan terjadi tiba-tiba.
-
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikordinasi.
Jika gejala yang disebutkan di atas terlihat, sesuai dengan slogannya, lekas bawa ke Unit Gawat Darurat rumah sakit dalam waktu kurang dari 2 jam. Penanganan gejalan stroke oleh tim medis harus selekasnya mengingat periode emas stroke yaitu 4,5 jam untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. Saat itu pasien juga perlu melakukan pemeriksaan CT Scan agar diketahui jenis strokenya.
Faktor risiko penyakit stroke itu dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau non modifiable risk factors dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau modifiable risk factors. Faktor risiko penyakit stroke yang sering terjadi di Indonesia adalah umur yang semakin meningkat, jantung coroner, diabetes melitus, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Faktor risiko ini disebabkan karena kurangnya pola hidup sehat dan tidak membatasi asupan makanan yang manis, asin, berlemak atau digoreng, terlalu banyak mengonsumsi daging, ayam, dan makanan olahan yang mengandung pengawet, terakhir kurang banyak dalam makan buah atau sayur-sayuran.
Upaya yang sudah dilakukan Kemenkes RI dalam pencegahan dan penyakit kardiovaskuler terutama stroke dengan cara:
-
Mengkampanyekan perilaku CERDIK, yaitu:
[C] Cek kesehatan secara berkala
[E] Enyahkan asap r0k0k
[D] Diet sehat dengan kalori seimbang
[I] Istirahat cukup
[K] Kelola strees
-
Upaya preventif melalui kewaspadaan diri dengan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun dan 1 kali dalam sebulan bagi yang memiliki risiko tinggi.
-
Upaya kuratif dengan penguatan pelayanan.
-
Rehabilitatif untuk mencegah disabilitas atau serangan ulang.