Mengenang Ir. Ciputra (1931-2019)

ir. ciputra

NININMENULIS.COM – Berita meninggalnya Ir. Ciputra hari ini (27/11) cukup membuat saya bersedih. Lima belas tahun bekerja di Tabloid Bintang Home dan Majalah Home Living membuat saya dan tim dekat dengan sosok inspiratif satu ini. Masih ingat momen di mana Pak Ci begitu Ir. Ciputra disapa datang berkunjung ke ruangan kami saat pagi hari dan baru beberapa karyawan yang hadir (jam kerja kami yang di media jam 10 pagi, berbeda dengan jam kerja grup yang di jam 8 pagi). Beliau menghampiri kami dan menyapa ramah seperti seorang kakek kepada cucunya, sedangkan kami seperti bocah kecil yang takut mendekat mengingat nama besar beliau. Tetapi dengan keramahan dan sikapnya yang bijak kami pun mulai berani berbincang akrab dengan beliau. Beliau pun tidak segan menepuk-nepuk bahu kami untuk semangat bekerja.

Tidak hanya di situ saja, setiap ada kesempatan bertemu, Pak Ci tidak pernah memalingkan wajah dari orang sekitar, beliau menatap dan menyapa ramah semua yang ditemui – sehingga kami pun merasa bangga disapa sosok inspiratif ini. Founder Day 2018, mungkin itu terakhir kali saya melihat sosoknya berdiri di depan perwakilan karyawannya yang tersebar di seluruh Indonesia. Beliau seakan tidak pernah bosan memberikan kami semangat dan menanamkan jiwa entrepreneur. Masih teringat saat itu Pak Ci memberikan teka-teki ‘bagaimana mendirikan sebuah telur’ dan konon hanya yang berjiwa entrepreneur dapat memecahkan teka-teki tersebut. Itulah sepenggal ingatan saya akan Ir. Ciputra.

Sebagai salah satu media properti di bawah Grup Ciputra tidak terhitung berapa banyak Majalah Home Living maupun Tabloid Bintang Home menulis proyek atau sosok di balik Grup Ciputra. Tetapi kali ini berbeda, setelah ‘ngoprek-ngoprek’ file Majalah Home Living, saya ingin memposting salah satu artikel mengenai sosok Ir. Ciputra dan Grup Ciputra yang pernah Majalah Home Living tulis. Artikel ini ditulis oleh Adon Amrin dan pernah tayang di Majalah Home Living edisi 100/2018. Mengapa artikel ini paling berkesan sehingga saya posting kembali? Karena inilah terakhir kalinya kami di Majalah Home Living menulis tentang beliau sebelum akhirnya majalah ini benar-benar tutup.

Pak Ci meskipun Majalah Home Living sudah tidak terbit lagi, ijinkan saya menulis sosokmu di blog pribadi ini. Seperti kata yang selalu kau ucapkan ‘semangat’ saya tidak akan berhenti menulis. Hanya dengan tulisan inilah saya mengenangmu dan menyimpan semangat yang selalu kau tanamkan setiap bertemu. Rest in Peace, You’ll be Missed Sir. Salam hormat dari saya.

Ciputra, Visi Besar Sang Entrepreneur

Sejarah properti Indonesia tidak bisa bisa dilepaskan dari nama Ciputra. Arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1960 ini adalah ketua pertama dan pendiri Real Estate Indonesia (REI), yang pada tahun 1972 menekankan pentingnya peran swasta dalam membantu pemerintah menyediakan perumahan bagi rakyat. Kota satelit Bintaro dan kawasan elit Pondok Indah adalah gebrakan besarnya bagi perkembangan properti di Indonesia.

ir. ciputra

Ciputra bersama Soekarno saat pemancangan tiang pusat perbelanjaan modern pertama, Sarinah, di jalan Thamrin. (Foto: Dok. Majalah Home Living)

Ciputra dikenal sebagai pelari semasa bersekolah di Gorontalo dan Manado. Bahkan ia dikirim ke PON ke-2 di Jakarta, mewakili Provinsi Sulawesi Utara. “Waktu di PON, saya hanya sampai final karena waktu itu saya masih merasa mabuk laut karena tidurnya di dek kapal dan makannya pun kurang berkualitas,” kenang Ciputra. Perjalanan kedua kalinya ke tanah Jawa adalah ketika ia diterima sebagai mahasiswa arsitektur di ITB. Bangunan-bangunan kolonial dan di bandung benar-benar berkesan bagi dirinya yang memang sejak kecil ingin jadi arsitek.

Ciputra kembali ‘berlari’ di Bandung. Baru dua tahun kuliah, bersama dua orang rekannya, Indra Brasali dan Ismail Sofyan, ia membuka biro arsitek bernama CV Daya Tjipta. Bersama kedua sahabatnya ini pula Ciputra kemudian mendirikan Metropolitan Development yang menggarap Pondok Indah pada era 1970-1980 an.

Peran awal Ciputra pada wajah Jakarta adalah proyek pemugaran pasar Senen bersama dengan Pemprov Jakarta pada tahun 1960-an dan proyek Taman Impian Jaya Ancol yang dengan cepat jadi primadona baru warga Jakarta pada pertengahan 1980-an. Melalui (Pembangunan) Jaya, Ciputra juga membangun perumahan sederhana bernama Pondok Karya.

ciputra

Ciputra dalam sebuah acara terkait proyek Taman Impian Jaya Ancol. (Foto: Dok. Majalah Home Living)

Visi tentang perlunya kota satelit bagi Jakarta sudah terbayang di benak Ciputra sejak lama. Baru pada tahun 1980 dimulai proyek Bintaro Jaya dibawah bendera PT. Jaya Real Property. Sebuah kota satelit yang dibangun bertahap, sektor demi sektor. Sulit membayangkan bagaimana Ciputra membagi isi kepalanya. Karena pada awal 1980-an juga proyek kawasan perumahan mewah di Selatan Jakarta yang digarapnya laris manis. Kawasan itu adalah Pondok Indah. Di periode yang sama ia juga mendirikan perusahaan keluarga dengan nama PT. Citra Habitat Indonesia yang sekarang bernama Grup Ciputra. Melalui perusahaan ini, nama Ciputra semakin dikenal di masyarakat umum. Bahkan tidak sedikit orang yang tahu produk perumahan Ciputra, tapi tidak tahu jika Ciputra itu nama seseorang.

Masalah tentang perumahan rakyat sejak dulu selalu terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat. “Saya bermimpi bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dalam segalanya, terutama di bidang entrepreneurship. Keyakinan saya sangat besar bahwa entrepreneurship inilah yang menjadi jawaban atas masalah ketimpangan sosial dan ketidakmerataan ekonomi yang sedang dialami bangsa Indonesia,” ujar Ciputra berbagi visi.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini pula, Ciputra setuju jika Ibukota Indonesia dipindahkan. “Pusat bisnis tetap di DKI Jakarta, sedangkan pusat pemerintahan baru perlu dirancang keberadaannya dan sebaiknya berada di luar Pulau Jawa. Mengenai berapa tahun lamanya pemindahan ini, menurut saya bisa secepatnya. Keberadaan pusat pemerintahan yang baru di luar Pulau Jawa juga bisa mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi,” tambah pria pengoleksi lukisan karya Hendra Gunawan ini.

Sejarah dan pengembangan Grup Ciputra

Menjelang tahun 80-an, Ir. Ciputra bisa dikatakan sudah memiliki semua atribut sebagai pebisnis sukses. Proyek-proyek besar Jaya Group bersama Pemerintah DKI Jakarta terus digarap seiring dengan digalakkannya pembangunan infrastruktur. Ada pula proyek Ancol dan persiapan pembangunan Bintaro. Metropolitan Development, perusahaan lain yang didirikan bersama sahabat-sahabatnya semasa kuliah di ITB pun sedang mengerjakan banyak proyek properti, termasuk kawasan perumahan elit Pondok Indah. Kepentingan pribadi seorang Ir. Ciputra untuk mendidik anak-anak dan keluarganya melandasi arsitek yang pada tahun 60-an memugar kawasan Senen ini untuk mendirikan PT.Citra Habitat Indonesia, cikal bakal Grup Ciputra pada 1981.

ir. ciputra

(Foto: Dok. Majalah Home Living)

Anak sulung Ciputra, Rina Ciputra ditunjuk sebagai pemimpin di perusahaan baru ini. Bersama dengan sepupunya Henk Wangitan dan suaminya kelak, Budiarsa Sastrawinata, tim kecil ini diberi tantangan untuk mengembangkan proyek pemukiman pertama Grup Ciputra di kawasan Cengkareng, CitraGarden. Mereka berhasil. Dan perumahan yang dulunya ladang terbengkalai kini semakin luas dan dikenal dengan nama CitraGarden City.

Hunian-hunian Grup Ciputra banyak yang dibangun di kawasan yang sebelumnya tidak diperhitungkan atau bahkan di atas lahan yang secara kasat mata tidak potensial. CitraLand Surabaya dulunya adalah kawasan gersang yang sumber airnya pun harus dialirkan melalui pipa dari tempat yang jauh. Atau CitraLand City Samarinda yang dibangun di atas lahan bekas tambang batu bara. Namun sekarang, yang terlihat adalah kompleks hunian modern yang nyaman dengan fasilitas lengkap. Tidak hanya penghuni yang menikmati fasilitas tersebut, namun juga masyarakat yang berada di sekitar kawasan perumahan-perumahan Grup Ciputra.

Pernahkah seorang Ciputra didahului pengembang lain ketika mengincar sebuah lahan? “Tidak pernah,” jawab Ir. Ciputra dengan yakin. “Saya selalu memiliki prinsip menjadi seorang entrepreneur yang penuh inovasi, berada di depan, dan menjadi trend-setter. Hal-hal inilah yang kemudian selalu saya terapkan dalam bisnis properti,” tambah beliau. Prinsip inilah yang dipegang teguh Grup Ciputra hingga sekarang. Dengan inovasi yang tiada henti, Grup Ciputra tidak hanya berkecimpung di industri hunian dan pemukiman.

ir. ciputra

(Foto: Dok. Majalah Home Living)

Pada tahun 1993, hotel dan mall pertama milik Grup Ciputra, Citraland, beroperasi di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Selanjutnya perusahaan ini juga merambah ke bidang fasilitas kesehatan dengan membangun Ciputra Hospital di CitraRaya Tangerang, CitraGarden City Jakarta, dan Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin. Kawasan terpadu apartemen, hotel, dan pusat perbelanjaan berupa superblok dengan nama Ciputra World juga dibangun di Jakarta dan Surabaya. Bahkan Ciputra World 1 Jakarta juga dilengkapi dengan museum, ruang pamer dan theatre. Jika dulu pada tahun 60-an Ir. Ciputra bersama Pembangunan Jaya memulai proyek Ancol pada lahan pantai, kini Grup Ciputra punya CitraLand City Losari Makassar, sebuah proyek reklamasi pertama mereka di kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Wawancara dengan DR (HC). IR. Ciputra

Sebagai perusahaan keluarga yang dibentuk oleh Pak Ciputra, apa karakter personal Pak Ciputra yang juga menjadi karakter perusahaan Ciputra Group?

Sejumlah karakter yang ada di dalam diri saya, saya terapkan ke dalam nilai-nilai dasar perusahaan. Karakter itu misalnya bekerja keras, tidak merugikan orang lain, memiliki integritas, bersikap profesional, dan mengembangkan jiwa entrepreneur. Bersama dengan anggota keluarga dan jajaran manajemen perusahaan, saya menekankan pentingnya menjaga etika usaha dan mentransformasikan sikap-sikap tersebut ke dalam value atau nilai dasar perusahaan, yang selanjutnya dikemas menjadi konsep Integritas, Profesionalisme, dan Entrepreneurship (IPE).

IPE ini akhirnya dirumuskan serta ditetapkan menjadi nilai dasar perusahaan kita. Setiap karyawan, mulai dari jajaran top manajemen hingga level pelaksana teknis di dalam perusahaan, wajib memahami dan menjalankan nilai IPE ini. Saya yakin, IPE ini akan membawa perusahaan menjadi lebih maju di masa depan.

Tahun 1972 Pak Ciputra berbicara tentang perlunya peran swasta untuk membantu memecahkan masalah pemerintah dalam usaha menyediakan perumahan rakyat. Bagaimana Ciputra Group melihat masalah tesebut dalam konteks masa kini?

Sejak dahulu, Ciputra Group senantiasa berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam konteks penyediaan perumahan rakyat. Namun demikian untuk mewujudkan hal itu, kita tentunya tidak mampu mengandalkan kemampuan diri sendiri saja dan juga memerlukan dukungan pemerintah mulai dari pengadaan dan peruntukan lahan, kemudahan perijinan, payung hukum, hingga
bagaimana skema harganya.

ir. ciputra

(Foto: Dok. Majalah Home Living)

Ciputra Group sudah hadir di beberapa negara. Apakah sudah ada rencana untuk melakukan penetrasi ke negara baru? Negara mana?

Kami senantiasa mengkaji kelayakan untuk melakukan ekspansi usaha, baik itu di dalam negeri maupun ke luar negeri. Saat ini, kami sudah hadir beberapa negara mulai dari Shenyang-China, Jiaxing-China, Hanoi-Vietnam, dan Phnom Penh-Kamboja. Negara-negara lainnya yang potensial tentunya akan menjadi target ekspansi kami berikutnya.

Sebagai pengembang yang akrab dengan bidang planologi dan perancangan kota, bagaimana Ciputra Group memandang area yang biasa disebut ‘kampung kota’ sebagai bentuk pemukiman?

Kampung kota merupakan sebuah kawasan yang didalamnya berisi kehidupan manusia dengan segala keterbatasan dan hiruk pikuk persoalan sosial kemasyarakatan di perkotaan. Tentunya,
kita perlu memiliki kepekaan sosial untuk bersama-sama memikirkan cara yang tepat untuk menatanya agar menjadi kawasan yang lebih manusiawi, tertata, bersih, nyaman, dan aman untuk
ditinggali.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply