NININMENULIS.COM – Percaya atau tidak larangan penggunaan plastik ternyata bukan solusi yang tepat dalam menjawab persoalan sampah plastik. Seperti yang dipaparkan Komunitas Plastik untuk Kebaikan yang mengungkapkan fakta bahwa memproduksi plastik lebih hemat energi dibanding memproduksi paperbag atau kemasan berbahan lain. Permasalahannya penanganan sampah plastik terbilang masih rendah, hanya 10-15% dari sampah plastik yang didaur ulang. Sisanya, 60-70% ditimbun di TPA dan 15-30% lainnya tidak tertangani dengan baik. Dari fakta ini terlihat bahwa yang merusak lingkungan itu bukan faktor plastiknya melainkan perilaku masyarakat yang cenderung membuang sampah sembarangan dan juga menimbun sampah. Itulah sebabnya Komunitas Plastik untuk Kebaikan mensosialisasikan bagaimana cara memperlakukan sampah plastik sehingga bernilai ekonomis.
Menurut Komunitas Plastik untuk Kebaikan, produk kemasan plastik seperti botol, sedotan, dan plastik kresek merupakan bagian dari sampah plastik yang memiliki nilai ekonomis. Artinya apa? Sampah plastik bernilai ekonomis tersebut dapat didaur ulang menjadi produk-produk lain yang memiliki nilai jual seperti furnitur, bahan bangunan, aksesori, dan lain sebagainya. Berbekal fakta tersebut Komunitas Plastik untuk Kebaikan tidak mengampanyekan mengganti produk kemasan plastik melainkan mengajak masyarakat mengumpulkan, memilah, dan menjual sampah plastik yang bernilai ekonomis.
Sesaat sebelum kita ‘dilepas’ memilah sampah plastik di sepanjang Waduk Gintung
One thought