NININMENULIS.COM – Berlebaran di masa pandemi seperti sekarang memang menyisakan hal yang tak biasa dan kalau dipikir-pikir membuat sedih. Setelah kemarin BPN 30 Day Ramadhan Blog Challenge udah seru-seruan menulis mulai dari pandemi ini, imbasnya, hingga harapan jika pandemi ini berlalu, eh ternyata masih ada imbas pandemi yang harus terjadi di hari raya Idul Fitri 2020 ini, yaitu tidak adanya dodol Betawi dan kerupuk kembang rose sebagai hidangan khas setiap lebaran.
Seperti yang pernah aku ceritakan, sejak pindah ke Tajur Halang, Kabupaten Bogor banyak tradisi lebaran yang tidak aku rasakan sebelumnya saat berlebaran di Kota Jakarta. Salah satunya yakni adanya suguhan dodol Betawi dan Kerupuk Kembang Rose. Apa sih istimewanya kedua panganan ini?
Baca juga: Hidup Bersih Cara Ayurveda
Dodol Betawi tak pernah lepas dari setiap acara mulai hajatan hingga upacara keagamaan pasti tak luput dari panganan yang terasa kenyal dan manis ini. Dilihat dari pembuatan dodol, ternyata tersirat makna sosial. Karena begitu sulit dalam membuat dodol, maka semangat gotong royong, keriangan dan semangat persaudaraan diperlukan dalam pembuatannya. Maka tak heran masyarakat Betawi begitu menganggap pembuatan dodol Betawi merupakan kerja tim dan bertujuan mempererat tali persaudaraan.
Dulu dalam praktiknya, pembuatan dodol Betawi dilakukan secara patungan ketika mendekati hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Keluarga besar Betawi yang dulunya hidup berdekatan, saling melengkapi bahan dasar pembuatan dodol. Begitu bahan tersedia, para pria bertugas membuat dodol Betawi dan mengaduk adonan. Sedangkan para wanitanya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Sambil menunggu dodol matang, ibu-ibu menyiapkan makan berbuka puasa, setelah matang, langsung dibagi secara adil berdasarkan seberapa besar keluarga memberikan `uang` dodol. Ini adalah sekelumit cara pembuatan dodol zaman dulu
Proses pembuatan dodol Betawi bukanlah hal yang mudah. Untuk membuatnya perlu tenaga ekstra dalam mengaduk adonan dodol. Maklum saja satu panci kuali besar dengan diameter satu meter, adonan dodol harus diaduk selama tujuh jam tanpa berhenti. Untuk membuat dodol Betawi sebanyak satu kuali memerlukan beberapa bahan dasar berupa gula merah sebanyak tiga peti, gula pasir empat plastik, santan kelapa tiga ember, dan 10 liter ketan hitam. Beberapa adonan dasar tersebut kemudian dicampur menjadi satu ke dalam kuali besar yang nantinya dapat menghasilkan 20 besek dodol Betawi.
Dodol Betawi rasanya begitu legit dan lezat. Sama seperti dodol yang lain, dodol Betawi terasa lembek dan lengket saat di makan. ada beberapa ras yang dicampurkan seperti, dodol durian, dodol nangka cipedak, dodol lapis, dodol ketan, dan dodol Kole. Dodol kole merupakan dodol muda atau dodol setengah matang dengan rasa manis bercampur gurih. Karena dibuat dalam jumlah banyak, biasanya setiap lebaran, aku ‘nitip’ buat dengan urunan sejumlah uang. Sayangnya sejak pandemi datang dan diberlakukan aturan physical distancing otomatis pembuatan dodol Betawi pun dihentikan.
Baca juga: Tips Hemat Lebaran Saat Pandemi