NININMENULIS.COM – Hai, apa kabar readers? Ada yang sudah kangen jalan-jalan? Pasti rasa kangennya sudah tidak terbendung lagi ya. Meskipun pemerintah sudah menetapkan kalau kita harus ‘berdamai’ dengan virus, tetapi tentu saja aktivitas tidak akan sebebas dahulu. Untuk mengobati rasa kangen jalan-jalan, aku mau cerita pengalaman menaiki keempat kapal Plataran Phinisi berkeliling perairan di Pulau Komodo. Barangkali setelah pandemi COVID-19 ini berlalu, berlibur menggunakan Kapal Plataran Phinisi seperti ini dapat dijadikan alternatif pilihan destinasi wisata yang menarik.
Masih ingat beberapa bulan lalu sekitar bulan Januari nama kapal Plataran Phinisi sempat ramai menjadi pemberitaan karena digunakan Presiden kita Jokowi berkeliling Pulau Komodo. Pasti penasaran dong, seberapa mewah dan asyiknya sih berlayar menggunakan kapal Plataran Phinisi? Alhamdulillah, jauh sebelum dinaiki presiden, aku sudah terlebih dahulu mencicipi mengarungi perairan di Pulau Komodo dengan kapal Plataran Phinisi. Dan nggak cuma satu, tetapi empat sekaligus. Kok bisa? Saat itu aku dan seorang fotografer mewakili Majalah Home Living diundang Ibu Dewi Makes, pemilik Plataran Group untuk meliput dan merasakan sensasi berkeliling Pulau Komodo menggunakan keempat kapal Plataran Phinisi sebelum ‘dilepas’ kepada wisatawan.
Bagi yang belum mengenal Apa itu Plataran Group, aku mau cerita sedikit. Plataran Group didirikan oleh Bapak Yozua Makes, suami Ibu Dewi Makes yang berprofesi seorang pengacara luluran Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Sebagai seorang pengacara Pak Yozua terbilang sangat sukses, ini terlihat diterimanya dia di berbagai firma hukum bergengsi hingga kemudian mendirikan firma hukumnya sendiri yang diberi nama Makes & Partner Law. Memiliki pasion lain, Yozua mendirikan Plataran Group dipicu hobinya berkeliling Indonesia bersama sang istri. Dan sebuah resor Plataran di daerah Canggu, Bali menjadi proyek hospitality pertama yang mereka bangun.
Mengusung tema budaya Indonesia, setelah Plataran Canggu hadir resor lainnya diberbagai daerah seperti Plataran Ubud, Plataran Komodo, Plataran Borobudur, dan Plataran Menjangan. Selain itu ada juga Bajul Eco Lodge di Buleleng, Bali. Tidak berhenti berkecimpung di dunia resor, Yozua pun mengekspansi Plataran Group dengan mendirikan berbagai restoran. Beberapa restoran tersebut antara lain Stupa Restaurant, Teras Darmawangsa, Patio Venue & Dining, Plataran Dharmawangsa dan Plataran Menteng. Sekarang selain resor dan restoran, Plataran Group pun memiliki kapal pesiar sendiri termasuk yacht dan kapal Plataran Phinisi yang diberi nama Plataran Private Cruises.
Kapal Plataran Phinisi memiliki 4 jenis kapal phinisi yang dapat disesuaikan dengan kapasitas wisatawan yang ingin berlayar di laut sekitar Flores dan Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur, Pulau Menjangan, dan Selat Bali. Keempat kapal phinisi tersebut, Plataran Phinisi Felicia, Plataran Phinisi Komodo, Plataran Phinisi Ambasi, dan Plataran Phinisi WaeCiCu. Apa saja sih kelebihan semua Kapal Phinisi Plataran ini? Pertama semua kapal phinisi ini terbuat dari kayu yang dikerjakan secara tradisional. Semua Kapal Phinisi Plataran dilengkapi dengan kabin yang mewah dan berAC, fasilitas yang lengkap layaknya resor peristirahatan, dan dilayani layaknya berada di hotel bintang lima oleh para kru kapal yang sangat berpengalaman.
Kesemua Kapal Phinisi Plataran berbasis di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, hanya Plataran Phinisi Komodo yang berbasis dari Bali. Jadi saat berada di Labuan Bajo, sudah tentu ketiga kita dapat langsung menyaksikan wujud ketiga Kapal Phinisi Plataran ini ketika bersandar di pelabuhan. Saat aku tiba di Labuan Bajo, saat itu air laut sedang surut sehingga kami tidak bisa langsung menaikinya dari dermaga. Dibutuhkan kapal kecil atau speed boat untuk mengantar kami dari dermaga Labuan Bajo menuju kapal phinisi. Aku membayangkan akan merasa kikuk berada di atas kapal kayu yang mewah dengan para kru yang siap melayani setiap saat. Ternyata aku salah. Sapaan hangat dan ramah dari para kru kapal mencairkan suasana sehingga kami nyaman dan dapat menikmati perjalanan dengan menyenangkan.
Para kru kapal phinisi sebagian merupakan penduduk setempat yang sudah mengenal daerah dan sebagian lagi didatangkan dari Bali juga Jawa. Selain mengatur perjalanan agar selalu aman dan selamat, para kru kapal ini juga piawai memasak loh, dan ternyata masakan mereka enak. Ketakutan mabok laut dan tidak bisa makan pupus setelah menikmati nikmatnya sajian yang dimasak langsung oleh kru di dapur kapal phinisi langsung. Bukan hanya piawai memasak dan mengemudikan kapal saja, para kru pun sudah piawai membaca cuaca dan membuat semuanya terkendali dan aman. Ini aku rasakan sendiri saat kapal phinisi yang kami naiki terkena pasang dan ombak yang tinggi.
Didesain dengan fasilitas yang lengkap, semua kapal dilengkapi dengan bedroom, living room, kabin yang semuanya ber-AC, perlengkapan keamanan dan kesehatan, juga dek yang nyaman untuk duduk atau sekadar berbaring sembari menyaksikan keindahan alam sepanjang perjalanan. Tidak lupa camilan dan minuman segar selalu tersedia di sini. Untuk lebih lengkap, aku ulas satu persatu dari keempat Kapal Phinisi Plataran tersebut ya.
Contents
Wah beruntungnya kamu, Ninin. Bisa menaiki kapal yang seni pembuatannya diakui UNESCO milik bangsa ini…..Pengalaman mahal itu…..??