Kisah Antah-beranta, Alternatif Mengisi Liburan Anak

kisah antah-beranta

NININMENULIS.COM – Masa liburan sudah di depan mata. Setelah hampir 10 bulan di rumah saja akibat pandemi, pasti timbul keinginan untuk berlibur meskipun tidak harus keluar kota. Mengisi liburan anak di masa pandemi seperti sekarang memang tidak mudah. Bagaimana caranya agar anak tetap dapat terhibur, senang, dapat menambah wawasannya, namun tetap aman aman dari paparan COVID-19. Coba isi liburan anak dengan menyaksikan Kisah Antah-beranta di Museum MACAN.

“Ini adalah sebuah program luar biasa yang mendobrak berbagai batasan yang kita alami dalam pengalaman menikmati seni selama pandemi. Saya sangat bersyukur atas kehadiran UOB sebagai Mitra Utama Pendidikan, yang telah mendukung pengembangan proyek ini. Saya berharap anak-anak dan keluarga mereka di seluruh Indonesia, bahkan dunia, untuk menjelajahi dunia dalam Kisah Antah-berantah,” ujar Fenessa Adikoesoemo, Ketua Yayasan Museum MACAN.

Menikmati Kisah Antah-beranta Secara Daring

Kisah Antah-beranta merupakan salah satu karya dari Citra Sasmita yang menjadi tema Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN edisi kelima. Karya komisi ini akan menghidupkan imajinasi sang perupa, yang diilhami fabel tradisional Bali dan dipenuhi karakter hewan mitologi, untuk anak-anak di Indonesia dan seluruh dunia melalui platform daring Citra Sasmita – Kisah Antah-berantah (2020). Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN

Mulai Selasa (15/12), karya komisi Citra Sasmita untuk anak-anak akan dilansir secara virtual di situs Museum MACAN, www.museummacan.org. Berjudul Kisah Antah-berantah, karya ini menghidupkan dunia imajiner dalam fabel dan mitologi tradisional Bali. Karya komisi Ruang Seni Anak ini akan  menghadirkan pengalaman hibrida yang terdiri dari instalasi fisik dan aktivasi daring, dirancang khusus untuk anak-anak dan keluarga mereka.

Sehubungan dengan pembatasan sosial di masa pandemi COVID-19 untuk instalasi fisik Kisah Antah-beranta di Museum MACAN baru akan dibuka pada 23 Januari 2021, dengan memerhatikan protokol kesehatan untuk menjaga kesehatan dan keamanan pengunjung.

“Kami telah bekerja bersama Citra selama berbulan-bulan untuk merealisasikan Kisah Antah-berantah melalui rangkaian pertemuan virtual antara Jakarta dan Bali. Kami berusaha untuk menghadirkan pengalaman hibrida ini karena kami percaya bahwa anak-anak memerlukan interaksi seni yang bermakna di tengah intensitas PJJ dan keharusan tinggal di rumah. Dalam situasi yang tidak lazim seperti ini, anak-anak perlu mengenal karakter-karakter baru, berimajinasi tentang realita lain dan menjelajahi berbagai kemungkinan melalui cerita,” tutur Aprina Murwanti, Kepala Departemen Edukasi dan Program Publik di Museum MACAN,

Sejak kecil, minat membaca Citra Sasmita telah memantik imajinasinya mengenai manusia dan tempat. Citra tumbuh bersama cerita-cerita yang ia ciptakan – menggambarkan realita hidupnya sebagai perempuan Bali kontemporer yang hidup di tengah perkembangan sosial dan teknologi di abad ke-21. Melalui teknik lukis tradisional Bali, Kamasan, ia mengisahkan kembali cerita rakyat setempat dan mengadaptasinya untuk konteks sosial masa kini.

Dalam Kisah Antah-berantah, Citra Sasmita menuangkan imajinasinya tentang sebuah kerajaan hewan dalam sebuah gulungan kanvas berukuran delapan meter. Lukisan berukuran besar ini telah diadaptasi secara digital untuk kemudian disajikan melalui platform virtual. Setiap hewan dalam kisah ini  empunyai wujud dan karakter yang unik, di antaranya si rusa yang langsing nan luwes, yang sering digambarkan sebagai tokoh bijak dalam cerita rakyat Bali, juga si macan yang merupakan sebuah perwujudan Museum MACAN di mata sang perupa.

museum macan
Kisah Antah-Beranta (2020) di Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN

Semua hewan dalam kisah ini sengaja tak diberi nama, karena sang perupa akan mengajak audiens untuk membantunya memberi nama pada semua karakter tersebut melalui aktivasi interaktif daring. Citra Sasmita juga akan mengajak audiens membuat cerita mereka sendiri dengan menggunakan karakter hewan yang telah mereka temui dalam kisah ini.

Di seluruh Indonesia dan dunia, anak-anak dan orang tua akan dapat mendengarkan Citra Sasmita mendongengkan berbagai fabel dari Kisah Antah-berantah. Cerita-cerita ini akan dihidupkan melalui teknologi web augmented reality (WebAR) yang dirancang oleh perusahaan teknologi lokal Festivo, sehingga memungkinkan audiens untuk menikmati fabel-fabel ini secara daring melalui situs Museum MACAN mulai 18 Desember 2020.

Festivo adalah salah satu pionir studio Virtual Reality (VR) dan Video 360° di Indonesia. Festivo didirikan oleh empat alumni Institut Teknologi Bandung dan satu alumni Universitas Bina Nusantara Jakarta pada 2014. Festivo percaya bahwa teknologi VR dan Augmented Reality (AR) seharusnya tidak hanya bersifat imersif, mudah digunakan dan menyenangkan, tetapi juga harus bermakna. Ini sejalan dengan visi mereka bahwa teknologi hadir untuk ‘memanusiakan manusia’.

Dalam Kisah Antah-berantah, karakter-karakter hewan akan dihadirkan melalui tur virtual 3600, tato wajah yang disajikan sebagai filter Instagram buatan spesialis AR dan VR Octagon Studio, dan fitur WebAR untuk memfasilitasi anak-anak dalam bermain bersama para karakter hewan. Filter Instagram Kisah Antah-berantah kini dapat diakses melalui kanal Instagram @museummacan.

Octagon Studio adalah perusahaan teknologi asal Bandung ini memiliki spesialisasi di bidang Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Mixed Reality (MR). Octagon Studio bekerja sama dengan mitra dari berbagai negara untuk menyediakan aset 3D yang terlihat realistis, juga aplikasi berkualitas untuk setiap kebutuhan.

Kisah Antah-beranta Karya Citra Sasmita

“Kisah Antah-berantah adalah perwujudan dari dunia masa kecil yang murni. Ini adalah sebuah ruang aman untuk anak belajar mengenal lingkungan baru dengan karakter-karakter baru, selagi membawa harta mereka yang paling berharga yakni imajnasi. Imajinasilah yang mengajarkan anak-anak tentang nilai kebaikan, kedamaian, belas kasih, dan kepemimpinan. Kita pertama mengenal karakter-karakter ini melalui kisah yang disampaikan kakek-nenek kita, dan diturunkan pada orang tua kita. Kita menyampaikannya pada anak-anak sebagai dongeng sebelum tidur, dan suatu hari mereka akan melanjutkan tradisi ini. Fabel-fabel klasik dalam karya ini akan membangkitkan memori masa kecil yang terlupakan dari benak dewasa dan orang tua. Memori ini sungguh berharga,” kata Citra Sasmita.

museum macan
Citra Sasmita (Foto: Dok. Yeo Workshop)

Citra Sasmita salah satu perupa kontemporer asal Bali yang membuat karya-karya dengan tujuan menguraikan mitos-mitos dan miskonsepsi dalam seni dan budaya Bali. Ia sangat berdedikasi dalam mempertanyakan posisi perempuan dalam hierarki sosial dan mencoba memposisikan ulang konstruksi gender yang normatif.

Lahir di Bali pada 30 Maret 1990, Citra menempuh studi Sastra dari Universitas Udayana dan di Fakultas Matematika dan Sains Universitas Pendidikan Ganesha, di mana ia mengambil jurusan Pendidikan Fisika (2009). Bagian dari Timur Merah Project, sebuah proyek jangka panjangnya, ditampilkan di pameran Garden of Six Seasons (2020) di Para/Site, Hong Kong.

Karya yang ditampilkan berupa lukisan di atas kulit sapi yang merefleksikan bahasa lukis Kamasan yang telah Citra kembangkan selama praktiknya dalam berkesenian. Meski berakar pada pemikiran mitologis dengan referensi spesifik praktik agama Hindu di Bali, karya-karya Citra melibatkan proses kontemporer dalam membayangkan mitologi sekuler yang mengandung unsur pemberdayaan dalam sebuah visi masa depan di era pasca patriarki.

Beberapa pencapaian dalam kariernya termasuk menerima penghargaan Gold Award dalam UOB Painting of the Year 2017, partisipasi dalam Biennale Jogja XV (2019) dan pameran solo Ode to the Sun (2020) di Yeo Workshop, Singapura.

Penasarankan? Tunggu apa lagi, yuk kita nonton Kisah Antah-beranta.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply