Di balik kabut pagi Agam, ketegangan antara manusia dan Harimau Sumatera perlahan menemukan penengahnya. Tengku Lidra, pendamping komunitas dari Yayasan SINTAS Indonesia, hadir menjembatani dua dunia yang saling membutuhkan namun kerap berbenturan. Melalui PAGARI, ia mengubah rasa takut warga menjadi gerakan kolektif menjaga hutan, ternak, dan harapan akan harmoni yang mungkin tercipta.
Category: Living
ARCHITECTURE & INTERIOR – PRODUCT – GARDEN
Tak usah sedih buat kamu yang belum sempat hadir ke TIM juga bisa ikut secara online dengan ikutan photo challenge. Caranya cukup foto Kipas Angin Miyako tipe apa aja dan tag Miyako serta pakai hastag #BIGFAN #AdemnyaBikinSalfok #KipasAngin (periode sampai 21 November) untuk lebih lengkapnya bisa cek social media Miyako yess!.
Tahun 2025 ini, COP30 akan digelar di Belém do Pará, Brasil, tepat di jantung Amazon, paru-paru dunia yang kini juga menjadi simbol pertarungan antara harapan dan kehancuran. Lokasinya bukan kebetulan. Amazon adalah bioma penting yang menampung keanekaragaman hayati luar biasa sekaligus menyerap jutaan ton karbon dari atmosfer. Menyelamatkan Amazon berarti menjaga denyut kehidupan di seluruh planet.
Kenan mungkin bukan nama besar di industri kopi nasional. Namun bagi petani kopi di Kepahiang, ia adalah simbol harapan baru. Seseorang yang tidak hanya memahami cita rasa kopi, tapi juga memahami denyut nadi petaninya. Ia adalah bagian dari inisiatif Kopi Kearifan Lokal, sebuah gerakan yang mengajak masyarakat kembali pada akar, pada kearifan leluhur, dan pada cara-cara tradisional yang ramah alam dan manusia.
Film The Sun Gazer: Cinta dari Langit ini diadaptasi dari novel Sang Penatap Matahari karya Muhammad Gunawan Yasni, sebuah kisah yang banyak menyentuh hati pembacanya sejak pertama kali diterbitkan. Sutradara dengan cerdas mengangkat kisah ini ke layar lebar tanpa kehilangan ruh spiritualitas dan kedalaman emosionalnya. Penonton tidak hanya diajak mengikuti alur cerita, tetapi juga diajak merenungkan arti cinta, pengorbanan, dan perjalanan mencari cahaya di tengah gelapnya hidup.
Gunungkidul, Yogyakarta, selama puluhan tahun identik dengan cerita paceklik, lahan karst yang gersang, dan retakan tanah yang menganga setiap kemarau. Bagi sebagian besar orang, daerah ini hanyalah hamparan panas dan keterbatasan. Namun, di balik teriknya matahari dan kerasnya tanah batu kapur itu, lahir sebuah kisah yang mengubah pandangan banyak orang. Cerita tentang 500 bibit lidah buaya yang menumbuhkan lebih dari sekadar tanaman, ia menumbuhkan harapan.
Di sinilah laptop seperti ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) menjadi kunci. ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS yang membuatnya mampu menangani komputasi berbasis kecerdasan buatan secara cepat dan efisien. Prosesor yang cepat, layar dengan akurasi warna tinggi, serta kapasitas penyimpanan besar membuat seluruh pekerjaan terasa lebih efisien. Tidak ada waktu terbuang karena aplikasi nge-lag, tidak ada ilustrasi yang warnanya meleset karena kualitas layar buruk, dan tidak ada rasa panik karena ruang penyimpanan penuh di tengah waktu pengerjaan.
Festival ini terasa seperti perayaan lintas disiplin, seni, lingkungan, pangan, dan budaya yang saling terikat satu dengan lainnya tanpa sekat. Ada diskusi publik, bazar produk ramah lingkungan, lokakarya interaktif, hingga nobar Mendadak Sinema yang menampilkan film pendek Endo Betenun dari Kalimatan Barat. Dari semua rangkaian acara, salah satu yang paling menarik perhatian aku yakni Workshop Kolase Protect & Restore Local Food, sebuah sesi yang terasa unik karena menggabungkan ekspresi seni dengan pesan keberlanjutan.
Di ujung rak lemari, seringkali tersembunyi tumpukan kaus usang. Entah itu goody bag dari suatu acara yang warnanya sudah pudar, oleh-oleh reuni angkatan yang tak lagi muat, atau sekadar kaos harian yang bolong di bagian ketiak. Satu dua masih dipakai buat tidur, sisanya entah menunggu diangkut kemana. Membuangnya terasa berdosa, menyimpannya bikin sesak lemari. Maka, inilah saat yang tepat untuk mengenalkan misi mulia dengan menyulap kaos bekas menjadi keset multifungsi. Bukan hanya lantai jadi bersih, tapi juga hati lega karena turut menjaga bumi.
Sejak usia dini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan dasar mereka, seperti berbicara, memahami emosi, hingga berpikir kreatif. Buku cerita bergambar berperan besar dalam semua aspek tersebut. Melalui kombinasi kata-kata sederhana dan ilustrasi yang menarik, anak-anak tidak hanya belajar membaca, tetapi juga menghubungkan ide-ide abstrak dengan visual yang nyata.