NININMENULIS.COM – Masih menggandeng desainer yang sama dengan resto terdahulunya, Leo Einstein Franciscus, Bottega Ristorante hadir lebih besar, eksklusif, dan berkonsep. Mengambil lokasi di SCBD, Jakarta Selatan Bottega hadir dengan tambahan lounge dan tempat minuman beralkohol, Dirty Laundry.
Bentuk lahan berbentuk T membuat restoran ini memiliki keunggulan tersendiri dengan caranya sendiri. Tumbuh lebih kecil di bagian luar dan lebih ke dalam, sehingga secara tak langsung memisahkan kedua daerah itu sendiri. Inilah yang menjadi titik tolak distribusi dua area utama; area makan resto yaitu Bottega Ristorante dan area lounge, Dirty Laundry.
Untuk menghadirkan suasana baru yang glamour dan modern, Bottega Ristorante & Dirty Laundy menggunakan gaya art deco di 1920-an. Art Deco sendiri gaya yang dikenal dengan keanggunan akan fungsinya namun tetap sangat chic. Gaya art deco juga mewakili kemewahan dan kegembiraan dengan bentuk-bentuk geometris dan kaya akan pemakaian material.
Gaya art deco yang diadopsi di sini terlihat pada percampuran pemakaian mozaic emas, kuningan, dan plat logam dengan bentuk yang lebih ramping dan permukaan berfinishing halus, seperti yang terlihat pada sisi depan bangunan yang menggunakan baja hitam. Secara visual, art deco di resto ini terlihat sebagai pemersatu dari elemen tropis modern, gaya Eropa kontemporer, dan pemakaian bahan-bahan lokal.
Ruang makan terdiri dari area alfresco, semi outdoor, dan indoor. Memasuki area resto ini, para tamu disambut oleh area alfresco dengan taman vertikal yang indah di belakang sebuah bangku panjang. Titik utama ruang makan di tempat terbuka adalah meja resepsionis yang terbuat dari kuningan.
Melanjutkan ke pintu masuk utama, para tamu memasuki area foyer yang didominasi dinding kayu ek. Koridor ini merupakan daerah transisi antara ruang terbuka, semi outdoor, dan ruang makan. Di sebelah kanan, adalah area semi outdoor, di mana para tamu dapat melihat dan merasakan suasana seperti berada di area outdoor, namun tetap berada di area indoor. Daerah ini menyerupai desain Bottega Ristorante sebelumnya di lokasi lama, dengan bangku panjang dan bulat, meja mosaic merak, dan cermin berbentuk seperti jendela.
Plafon di area makan menggunakan plafon artiloskop art deco di 1920 dan lantai menggunakan lantai kayu oak bermotif yang dikombinasikan dengan ubin heksagonal. Area makan sendiri terbagi menjadi tiga area, sisi makan, makan VIP dan area makan bar. Bangku sofa panjang di tengah area makan memisahkan area bersantap makan dan bar samping. Titik tengah ruang makan adalah mosaic bunga di bagian belakang bar.
Di sisi lain, terletak pada area VIP, berdiri terpisah secara eksklusif di sudut kanannya antara dua dinding travertine setengah lingkaran dan mosaik merak ikonik Bottega Ristorante di tengahnya. Bar dan rak anggur menjadi latar belakang keseluruhan ruang makan. Meja marmer hitam yang dipadukan dengan paku keling kuningan terlihat sangat megah bahkan dari depan restoran. Di sebelah kanan, ada partisi cermin emas yang memisahkan Bottega Ristorante dan Dirty Laundry. Kedua area tersebut bisa dibuka sebagai satu jika partisi dilipat sepenuhnya.
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari