NININMENULIS.COM – Setelah sukses dengan pameran sebelumnya Seni Berubah, Dunia Berubah, Museum Macan kembali menggelar kembali pameran yang tak kalah fenomenal, yakni Yayoi Kusama: Life is The Heart of A Rainbow. Sebuah pameran survei yang menampilkan karya-karya yang pernah dibuat Yayoi dalam jangka waktu 70 tahun. Pameran Yayoi di Museum Macan ini menjadi lokasi ketiga dan terakhir dari pameran internasional serupa yang sebelumnya ditampilkan di National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery (Gallery of Modern Art di Australia).
Pameran survei Yayoi Kusama ini berfokus pada perkembangan artistik sang seniman selama hampir 70 tahun, dimulai dengan karya dari era 1950-an. Menampilkan lebih dari 130 karya yang menggambarkan kreativitas sang seniman dan periode-periode penting dalam karier dan hidupnya, hubungannya dengan tubuh dan konsepnya tentang pengaburan diri; juga pendekatan uniknya pada ruang, yang terlihat pada karya-karya instalasi berukuran besar. Salah satu karya dalam pameran ini adalah My Eternal Soul, sebuah seri lukisan yang dimulai sang seniman pada 2009 dan masih berkelanjutan.
Pameran ini adalah penampilan kumpulan karya Yayoi Kusama terbesar yang pernah diadakan di Indonesia. Ke-130 karya yang dipamerkan dalam bentuk lukisan, patung dan karya di atas kertas serta lima instalasi termasuk akuisisi terbaru Museum Macan: I Want to Love on the Festival Night (2017). Selain itu, pengunjung akan dapat melihat karya-karya yang tidak ditampilkan dalam kedua pameran sebelumnya, termasuk Flower (1953), danUntitled (Child Mannequin) (1966). “Mengunjungi pameran Yayoi Kusama adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengunjung dapat mengakses dunia, metode, ide dan inspirasi sang seniman. Singkatnya, pengunjung diajak untuk mengalami langsung Yayoi Kusama sebagai sebuah fenomena seni,” kata Aaron Seeto, Direktur Museum Macan.
Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast
View all posts by Ninin Rahayu Sari
One thought