NININMENULIS.COM – Jika menyebut kata wakaf, apa yang pertama kali di pikiranmu? Apakah makam, masjid, atau madrasah? Jika iya, berarti kita sama. Saya pun tidak tahu bahwa kata wakaf bermakna lebih dari itu. Ternyata yang mengenal wakaf hanya sekitar 3M (makam, masjid, dan madrasah) bukan hanya saya dan kamu saja, banyak di luar sana yang juga belum mengenal apa itu wakaf? Melihat banyak yang gagap wakaf dan tidak ingin wakaf hilang di tengah generasi milenial dan generasi z, Dompet Dhuafa membuat suatu gerakan yang bernama WakeUp Wakaf!
Blogger Meet Up yang diadakan pada Rabu (2/10) lalu diadakan oleh Dompet Dhuafa untuk para blogger untuk mengenal lebih dalam tentang wakaf dan semua manfaatnya. Mengambil lokasi disalah satu produk pengembangan wakaf di Aula Sekolah SMART Ekselensia, Parung Bogor, Domper Dhuafa membawa sebanyak 52 blogger termasuk saya untuk menyimak penjelasan dan melihat langsung manfaat dari berwakaf. Saya dan para blogger lainnya pun mendapat banyak penjelasan akan wakaf dari para ahlinya.
Blogger Meet Up
Setelah dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Zikri, siswa Hafidz Pesantren E-Tahfidz Smart Ekselensia Dompet Dhuafa, ada Yuli Pujihardi, Direktur Mobilisasi ZIA Dompet Dhuafa Filantropi dalam sambutan pembukanya berharap para blogger yang hadir dapat turut andil dalam gerakan mulia membangunkan masyarakat akan penting dan besarnya manfaat wakaf. Selain menginisiasi WakeUp Wakaf Sejuta Wakif, Dompet Dhuafa juga membentuk sebuah platform digital dalam menghimpunnya melalui tabungwakaf.com. Melalui gerakan WakeUp Wakaf! Informasi akan wakaf produktif yang digalakan Dompet Dhuafa pun akan tersebar luas dan diharapkan akan menarik minat banyak kalangan untuk berwakaf termasuk dari generasi milenial.

Yuli Pujihardi, Direktur Mobilisasi ZIA Dompet Dhuafa Filantropi
Apa itu wakaf produktif? Tema ini yang dibahas selanjutnya dan lebih terperinci oleh Bobby P. Manullang, General Manager Wakaf Mobilization Dompet Dhuafa. Menurut Bobby, wakaf produktif yakni wakaf yang dikelola oleh nazir dalam rangka pengembangan ekonomi umat. Terkadang kita masih bingung membedakan antara zakat dan wakaf, di sinilah Bobby menjelaskan bahwa wakaf memiliki arti ‘menahan harta’. Maksudnya harta atau benda wakaf ditahan, tidak boleh berkurang sedikitpun untuk dikelola, dan hasil dari pengelolaan harta atau benda wakaf inilah yang nantinya akan dimanfaatkan oleh umat.

Bobby P. Manullang, General Manager Wakaf Mobilization Dompet Dhuafa
Untuk informasi, sejak berdiri pada 1993, Dompet Dhuafa telah mengembangkan bermacam program wakaf produktif, di antaranya dalam bidang kesehatan, Dompet Dhuafa telah membangun RS Rumah Sehat Terpadu di Parung Bogor yang telah melayani puluhan ribu dhuafa setiap bulannya. Dalam bidang pendidikan, Dompet Dhuafa mendirikan di antaranya SMART Ekselensia di Parung dan Pesantren Hafidz Village di Lido. Untuk sektor agronomi, Dompet Dhuafa membangun Kampung Agro industri di Kebun Indonesia Berdaya di Subang, dengan memberdayakan petani peternak, pekebun, dan UKM setempat. Beberapa sektor lainnya juga telah banyak dikembangkan oleh Dompet Dhuafa, sebagian besar adalah dibangun di atas tanah wakaf dengan biaya dari wakaf uang.
Ada 3 pemikiran salah akan wakaf yang beredar di masyarakat. Pertama, wakaf identik dengan ibadahnya orang kaya yang sudah memiliki kelebihan harta dan benda berharga. Kedua, wakaf selalu identik dengan bilangan-bilangan yang besar misalnya tanah puluhan hektar dan uang puluhan juta. Padahal wakaf dapat dilakukan oleh siapapun, tanpa perlu menunggu kaya karena menurut Bobby hanya dengan 10 ribu rupiah kita bisa berwakaf. Ketiga, akhirnya karena salah persepsi di poin satu dan dua, masyarakat cenderung meninggalkan zakat dengan alibi mendahulukan yang wajib dan lebih memilih untuk berzakat, infak, dan sedekah, padahal untuk diketahui wakaf bersifat lebih fleksibel dalam pengelolaannya dibanding ketiga jenis filantropi tersebut. Saking fleksibelnya, untuk berwakaf tidak harus dilakukan oleh umat Islam saja karena umat agama lain dapat berwakaf dan mengunakan fasilitas yang terbangun dari tanah dan dana wakaf.
Target WakeUp Wakaf, Dompet Dhuafa yakni dapat melahirkan sejuta wakif yang hanya bermodalkan 10 ribu rupiah saja. Bayangkan saja jika ada sejuta umat berwakaf 10 ribu maka sudah terkumpul nominal 10 miliar yang jika dalam 3 bulan sudah dapat terbangun sebuah rumah sakit untuk kaum dhuafa dengan pelayanan setaraf bintang lima. Cara yang fantastis dan mudah untuk berbagi kebaikan. Menurut Bobby, untuk saat ini Dompet Dhuafa tidak menargetkan jumlah besar tetapi jumlah yang banyak. Di Dompet Dhuafa, wakaf dalam jumlah besar sudah sering didapatkan, bahkan hingga bernilai ratusan juta namun bukan itu yang dinginkan. Dengan banyak wakif yang berwakaf dengan jumlah nominal kecilah yang saat ini menjadi tujuan Dompet Dhuafa dengan gerakan WakeUp! Wakaf.
Jenis-jenis wakaf yang ternyata sangat beragam dan luas juga dijelaskan di sesi sini. Bahkan ada wakaf yang berpotensi sebagai investasi. Jenis-jenis wakaf tersebut di antaranya:
Wakaf berdasarkan peruntukannya:
-
Wakaf ahli (wakaf Dzurri/wakaf ’alal aulad) yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan keluarga, dan lingkungan kerabat sendiri.
-
Wakaf Khairi (kebajikan) adalah wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum).
Wakaf berdasarkan jenis hartanya:
-
Benda tidak bergerak yang di dalamnya meliputi hak atas tanah (hak milik, strata title, HGB/HGU/HP), bangunan, dan benda tidak bergerak lainnya.
-
Benda bergerak selain uang, terdiri dari benda dapat berpindah, benda dapat dihabiskan, air dan bahan bakar, benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan, benda bergerak selain uang, dan surat berharga, hak atas kekayaan intelektual, dan lain sebagainya.
-
Benda bergerak berupa uang seperti wakaf tunai.
Wakaf berdasarkan waktu meliputi:
-
Muabbad, wakaf yang diberikan untuk selamanya.
-
Mu’aqqot, wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu
Wakaf yang berdasarkan penggunaan harta yang diwakafkan:
-
Ubasyir/dzati, harta wakaf yang menghasilkan pelayanan masyarakat dan bisa digunakan secara langsung seperti madrasah dan rumah sakit.
-
Mistitsmary, yaitu harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman modal dalam produksi barang-barang dan pelayanan yang dibolehkan syara’ dalam bentuk apapun kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan wakif.
Untuk program pendidikan Dompet Dhuafa ada Ustaz Safi’i yang menjelaskan program pendidikan apa saja yang telah dibangun dengan memaksimalkan wakaf produktif. Ada 4 program pendidikan yang ada di Dompet Dhuafa yakni Beastudi Indonesia, Makmal Pendidikan, SMART Ekselensia, dan Sekolah Guru Indonesia.

Ustaz Safi’i
Beastudi Indonesia terbagi ke dalam tiga program yaitu Beastudi Etos, Beastudi Aktivis Nusantara, dan Beastudi Kepakaran. Beastudi Etos berada di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diberikan untuk mahasiswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi. Adapun fokus Beastudi Etos sendiri adalah pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan. Beastudi Aktivis Nusantara adalah program yang berfokus pada mahasiswa untuk membentuk negarawan pemimpin berkarakter, kontributif, dan berprestasi. Program beasiswa yang paling tinggi adalah Beastudi Kepakaran.
SMART Ekselensia adalah program akselerasi SMP-SMA selama lima tahun yang unggul, berasrama, berfasilitas lengkap, dan bebas biaya. Penerima manfaat dari program ini adalah siswa laki-laki lulusan sekolah dasar yang memiliki potensi intelektual yang tinggi namun memiliki keterbatasan finansial. Terakhir yakni Sekolah Guru Indonesia adalah program untuk pemuda Indonesia yang siap mengabadikan diri menjadi guru serta menjadi penggerak perubahan di seluruh penjuru Nusantara.
Program kesehatan Dompet Dhuafa menjadi sesi terakhir di Blogger Meet Up. Hadir Dr. Muhammad Zakaria yang menjelaskan bagaimana kaum dhuafa bisa mendapatkan fasilitas kesehatan. Salah satu fasilitas yang disedikan Dompet Dhuafa dalam program kesehatan yakni Rumah Sakit Sehat Terpadu yang berdiri dari dana wakaf. Meskipun diperuntukan gratis untuk kaum dhuafa, Rumah Sakit Sehat Terpadu memilki fasilitas yang sangat baik. Sebelum membangun Rumah Sakit Sehat Terpadu, Dompet Dhuafa memiliki sekitar 50-an klinik kesehatan gratis di seluruh Indonesia, yang para dhuafa sering bingung mendapatkan rujukan karena tersandung biaya (saat itu belum ada program BPJS Kesehatan dari pemerintah). Dengan adanya Rumah Sakit Sehat Terpadu para kaum dhuafa bisa mendapatkan fasilitas kesehatan lanjutan untuk tindakan yang lebih berat.
