NININMENULIS.COM – Tahukah kalian kalau penyakit stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada 2015 dan menurut data Sample Registration System (SIRS) Indonesia tahun 2018 menyatakan bahwa kematian akibat penyakit ini menempati peringkat pertama sebesar 18,5 persen?
Tidak hanya itu saja, menurut data World Stroke Organization (WSO) di 2022 menunjukan bahwa 12,2 juta orang diperkirakan akan terkena stroke, dan 6,5 juta di antaranya diperkirakan akan meninggal dunia. Dari angka ini didapatkan 1 dari 4 orang yang terkena stroke berusia ? 25 tahun. Untuk itulah sejumlah upaya disusun pemerintah untuk menurunkan prevalensi stroke di Indonesia. Apa saja itu?
“Kalau belum melakukan pemeriksaan, lekas lakukan! Mulai tahun depan deteksi dini akan ditanggung BPJS. Ingat ya, mencegah stroke yang paling baik yakni dengan tidak terkena stroke,” kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia saat di acara Temu Blogger dalam Rangka Peringatan Hari Stroke Sedunia Tahun 2022, bertempat di Ballroom 1, Hotel JS Luwansa, Kuningan Jakarta Selatan, pada Jumat (21/10) lalu.
Contents
Peringatan Hari Stroke Sedunia 2022
Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Dari data Global Burden Disease Study tahun 2019 menyatakan bahwa di Indonesia 2 dari 1000 orang berisiko terkena stroke per tahunnya. Stroke pun termasuk dalam penyakit katastropik ke-3 dengan pembiayaan tertinggi, menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2021 stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 1,91 Triliun.

Mengingat dampaknya yang luas secara ekonomi dan sosial itulah setiap tanggal 29 Oktober setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Stroke Sedunia. Dan di 2022 tahun ini, Hari Stroke Sedunia secara global mengusung tema ‘The Power of Saving #Precioustime’, dengan tema nasional, ‘Setiap Menit Berharga, SeGeRa Ke RS’.
Tema ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak cepat karena tindakan itu dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang stroke. Saat seseorang terkena stroke, setiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga. “Jika didapati gejala stroke sekecil apapun lekas bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan secepatnya!” saran dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, M.ARS, Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON).
Gejala awal stroke yang dimaksudkan oleh dr. Mursyid dikenal dengan singkatan ‘SeGeRaKeRS’ yang merupakan kepanjangan dari, Senyum tidak simetris, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicaRa pelo, Kebas atau baal separuh tubuh, Rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba, dan Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.
Selain dihadiri Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan Republik Indonesia), acara Temu Blogger dalam Rangka Peringatan Hari Stroke Sedunia Tahun 2022 dihadiri juga oleh Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI) dan dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, M.ARS (Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau RS PON).
Di acara ini juga dijabarkan upaya apa saja yang telah dilakukan Kemenkes RI dalam pencegahan dan pengendalian penyakit stroke di Indonesia, mulai dengan memperkuat upaya promotif hingga preventif. Mulai dari mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, rutin melakukan aktivitas fisik, dan yang tak kalah penting adalah rutin cek kesehatan setidaknya 6 bulan sekali.
Upaya yang Telah Dilakukan Kemenkes RI

Saat sesi talkshow yang dimoderatori oleh Wardah Fajri, Founder Bloggercrony Community (BCC) di acara cara Temu Blogger dalam Rangka Peringatan Hari Stroke Sedunia Tahun 2022, ketiga narasumber yang hadir menjelaskan upaya apa saja yang telah dilakukan Kemenkes RI dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kardioserebrovaskular tersebut. Kelima upaya tersebut adalah:
Upaya Promotif
Pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat promosi yang telah dilakukan Kemenkes RI yaitu dengan tidak henti-hentinya mengkampanyekan perilaku CERDIK di masyarakat. Perilaku CERDIK yang dimaksud meliputi, (C) Cek kesehatan secara berkala, (E) Enyahkan asap rokok, (R) Rajin beraktivitas fisik, (D) Diet sehat dengan kalori seimbang, (I) Istirahat cukup, dan (K) Kelola stres dengan baik.
“Jangan lupa konsumsi GGL (gula, garam, dan lemak) tidak lebih dari 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan lemak setiap harinya. Jika ini semua dilakukan, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, termasuk stroke,” tambah drg. Widyawati, MKM (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI).
Upaya Edukasi
Selain melakukan upaya promotif, Kemenkes RI pun berupaya melakukan edukasi mengenai gejala awal penyakit stroke agar masyarakat luas semakin mengenali gejala-gejalanya yang dikenal dengan jargon ‘SeGeRaKeRS’, yaitu Senyum tidak simetris; Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicaRa pelo, Kebas atau baal separuh tubuh, Rabun/pandangan mata kabur tiba-tiba, dan Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.
“Sebanyak 76 persen penderita stroke berakhir dengan kecacatan dengan tingkat yang berbeda-beda. Sehingga jika ditemukan gejala awal stroke, lekas di bawa ke rumah sakit untuk menghindari efek yang lebih fatal dari penyakit stroke,” lanjut dr. Mursyid.
Upaya Preventif
“Untuk upaya preventif, Kemenkes RI sudah bekerjasama dengan lintas sektor untuk mendorong masyarakat melakukan deteksi dini. Ditargetkan hingga akhir 2022 tercapai 40 juta orang sudah melakukan deteksi dini,” ujar Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.
Upaya preventif yang dilakukan kemenkes RIdengan mendorong masyarakat melakukan deteksi dini melalui pemantauan IMT (tinggi badan, berat badan), pengukuran tekanan darah, dan gula darah minimal sekali dalam setahun bagi yang belum mempunyai faktor risiko PTM.
Bagi masyarakat yang sudah mempunyai faktor risiko PTM diharapkan dapat melakukan perubahan gaya hidup. Bagi penderita hipertensi dan diabetes melitus harus memeriksakan kesehatan sebulan sekali dan melakukan pemeriksaan profil lemak dalam darah juga EKG sebagai upaya skrining penyakit kardiovaskular dan stroke minimal sekali dalam setahun.
Upaya Kuratif
Upaya kuratif yang dicanangkan Kemenkes RI melalui penguatan pelayanan kesehatan dengan mengembangkan jejaring pengampuan Rumah sakit pelayanan stroke. “Target kami hingga akhir 2024 diharapkan setiap provinsi akan memiliki paling sedikit 1 buah rumah sakit tingkat utama atau madya. Nantinya ke-9 rumah sakit utama paripurna yang sudah ada akan memberikan bimbingan atau pengampuan untuk memperkuat layanan kesehatan penyakit stroke,” terang Menkes.
