Ramainya Pameran Yayoi Kusama di Hari Terakhir

The Obliteration Room (2002 – present)

NININMENULIS.COM – Ini kesekian kalinya saya mengunjungi Museum Macan sejak pertama kali dibuka. Kunjungan kali ini sangat istimewa karena saya datang bersama keluarga – setidaknya begitu Museum Macan mengundang saya melalui emailnya. Undangan ini bentuk apresiasi Museum Macan kepada para jurnalis yang telah menyiarkan Pameran Yayoi Kusama sejak pertama kali digelar. Pameran Yayoi Kusama ini menampilkan karya-karya yang dikerjakan Yayoi dalam jangka waktu 70 tahun. Dan Museum Macan menjadi lokasi ketiga dan terakhir dari pameran internasional sebelumnya yang pernah digelar di National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery, Australia.

Beberapa karya Yayoi Kusama

Di dua hari terakhir pameran Yayoi Kusama kali ini, saya datang bersama dengan keluarga se-Rumah Tinggal (baca: Home Living), Winda dan Pipit. Sempat dibumbui drama pagi ketika janjian di kantornya Winda, kami menuju ke Museum Macan naik angkutan online.

Di Sabtu, museum buka jam 10 dan hanya lewat 15 menit, antrian di pintu masuk sudah ramai dan mengantri. Sempat dioper-oper oleh bapak security, akhirnya kami bisa menikmati karya-karya Yayoi Kusama  di jam 10.30.

Oiya, ambiance karya Yayoi sudah dapat kita rasakan semenjak pintu masuk. Dari banner pameran, tangga, hingga meja yang dipenuhi corak polkadot. Mengapa Yayoi Kusama banyak mengekspos motif polkadot dapat dibaca di sini.

Pada area lobby ruang pameran sudah ada dua karya Yayoi yang dipajang di sini berdampingan dengan coffee shop. Untuk masuk ke dalam, semua tas, kamera, dan lain-lain harus dimasukan ruang penitipan (di sini juga sudah ngantri). Kamera dititipin? Iya, hanya handphone berkamera yang boleh dibawa (jadi jangan bawa handphone yang tidak berkamera ya!).

Di area dalam menampilkan 130 karya yang menampilkan kreativitasnya dengan pendekatan ruang yang unik. Ini terlihat dalam setiap karya instalasinya. Karya instalasi Yayoi Kusama, salah satu area yang memiliki ‘penggemar’ tertinggi. Sekitar kurang lebih tujuh karya istalasi yang ada di pameran ini, dan sebut karya mana yang antriannya tidak mengular? Tidak ada! Kita harus mengantri untuk dapat berfoto di karya instalasi Yayoi Kusama, waktu yang dibutuhkan untuk mengantri hingga 45 menit (konon sih ada bilang ngantri hingga 2 jam). Sudah mengantri lama bukan lantas semaunya kita berfoto di dalamnya, hanya diberi waktu 15-45 detik untuk berfoto dan terdapat ‘security’ yang siap berteriak-teriak mengingatkan Anda bahwa waktu sudah selesai. Wew, dapat apa berfoto dengan waktu secepat itu? Di situlah keahlian Anda berselfi dan menggunakan kamera handphone diuji kecanggihannya. Tidak puas dengan hasilnya? Ya, mengantri lagi. Antrian terpanjang, terpadat, dan penuh drama terdapat di karya yang berjudul Infinity Room? Tidak percaya? Rasakan sendiri!

Selain karya-karya instalasi, juga terdapat karya-karya lukisan Yayoi. Bahkan di ruang My Eternal Soul menampilkan karya-karyanya terbaru dan masih akan terus bertambah dan belum selesai hingga kini. Kepadatan dan ramainya pengunjung tidak hanya di area instalasi, untuk berfoto berlatar belakang lukisan pun siap-siap di kamera Anda berdiri sosok ‘pemeran figuran’. Orang yang berlalulalang di depan Anda saat foto pun menguji kesabaran yang tinggi. Jadi mengunjungi Pameran Yayoi Kusama kita akan diajari bagaimana caranya bersabar, ya seperti Yayoi yang mencoba bersabar dengan kondisi dan lingkungan melalui karya-karyanya.

Author: Ninin Rahayu Sari

Architecture Graduate | Content Creator | Former Journalist at Home Living Magazine & Tabloid Bintang Home | Google Local Guide | Yoga Enthusiast

Leave a Reply